Tadarus Subuh ke-060: Pengakuan Islam Atas Perempuan: Perbedaan revisi
Loncat ke navigasi
Loncat ke pencarian
Baris 13: | Baris 13: | ||
|Pengampu | |Pengampu | ||
|: | |: | ||
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!) | |Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber [[Fitnah]]!) | ||
|- | |- | ||
|Link Video | |Link Video | ||
Baris 25: | Baris 25: | ||
[[Kategori:Video KUPI]] | [[Kategori:Video KUPI]] | ||
[[Kategori:Tadarus Subuh]] | [[Kategori:Tadarus Subuh]] | ||
[[Kategori:Ngaji FaqihuddinAK]] |
Revisi per 3 November 2023 12.42
Minggu, 26 Maret 2023
Salah seorang sahabat mengatakan bahwa pada masa Jahiliyah, perempuan tidak diperhitungkan sama sekali, tidak diberikan kesempatan berpendapat maupun berekspresi, sampai Islam datang, perempuan memperoleh kedudukan dan hak yang sama, bahkan diperhitungkan dan diakui.
Bagaimana bentuk pengakuan Islam atas perempuan dari perspektif mubadalah?
Mari ikuti Tadarus Subuh
Tuan Rumah | : | Prof Nina Nurmila, M.A., Ph.D (Guru Besar Ilmu Fikih UIN Sunan Gunung Djati Bandung) |
Pengampu | : | Dr. Faqihuddin Abdul Kodir (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!) |
Link Video | : | https://www.youtube.com/watch?v=H92YUcqQY3Q |