Do’a dan Silaturrahim: Perbedaan revisi

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Baris 10: Baris 10:


Dukungan dan pernyataan-pernyataan positif yang disuarakan tokoh-tokoh tersebut di atas mengenai KUPI membuat masyarakat mudah mengenal dan menerima kehadiranya, serta mendorong banyak pihak untuk bersedia menjadi peserta. Ucapan-ucapan selamat dari tokoh-tokoh publik membuat semangat para peserta dan panitia pelaksana semakin membara untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan KUPI menjadi momentum yang bersejarah. Dukungan, pernyataan, dan ucapan selamat juga sekaligus menuntut para peserta dan pelaksana agar dapat menjadikan KUPI sebagai gerakan yang dapat memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat Indonesia.
Dukungan dan pernyataan-pernyataan positif yang disuarakan tokoh-tokoh tersebut di atas mengenai KUPI membuat masyarakat mudah mengenal dan menerima kehadiranya, serta mendorong banyak pihak untuk bersedia menjadi peserta. Ucapan-ucapan selamat dari tokoh-tokoh publik membuat semangat para peserta dan panitia pelaksana semakin membara untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan KUPI menjadi momentum yang bersejarah. Dukungan, pernyataan, dan ucapan selamat juga sekaligus menuntut para peserta dan pelaksana agar dapat menjadikan KUPI sebagai gerakan yang dapat memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat Indonesia.
[[Kategori:Proses KUPI 1]]
[[Kategori:Proses]]
[[Kategori:Proses Kongres]]
[[Kategori:Proses Kongres]]

Revisi per 8 Mei 2024 06.38

Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah penyatuan antara keimanan hati, pemahaman akal, aktivisme sosial, dan jejaring masyarakat akar rumput. Di pagi hari pertama, Selasa 25 April 2017, kegiatan KUPI diawali dengan semaan dan khatam al-Qur’an yang dipimpin Nyai Hj. Afwah Mumtazah bersama dengan para huffazh dari Ikatan Huffazh al-Qur’an Cirebon. Ada sekitar 200 perempuan huffazh (penghafal al-Qur’an) yang hadir di Semaan ini. Oleh Ibu Nyai Hj. Masriyah Amva juga ditegaskan bahwa KUPI hadir untuk mengakui peran-peran mereka sebagai ulama perempuan. Selama Kongres, ribuan santri di dalam dan di luar Pesantren Babakan juga melafalkan doa-doa khusus untuk kesuksesan Kongres. Pada saat acara pembukaan dan penutupan, juga diawali dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an, pembacaan shalawat, dan pembacaan doa tawasul oleh Nyai Hj. Masturoh Hannan, tokoh perempun kharismatik dari Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.

Penyelenggaraan KUPI juga tidak terlepas dari dukungan kekuatan jaringan sosial tradisi keislaman Indonesia, baik pesantren, maupun organisasi-organisasi besar seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI. Karena itu, silaturrahim dengan tokoh-tokoh pesantren dan organisasi keislaman menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Kongres yang tidak terpisahkan. Silaturrahim ini dilakukan untuk memperoleh doa, restu, dan dukungan baik moril maupun materil terhadap penyelenggaraan KUPI. Baik tokoh-tokoh pesantren di tingkat lokal di Cirebon, maupun tokoh-tokoh Islan di tingkat nasional di Jakarta dan daerah lain.

Dalam rangkaian silaturahim ini, tokoh-tokoh Islam yang sempat dikunjungi Panitia KUPI adalah Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid (tokoh senior perempuan dari pesantren pendiri Yayasan Puan Amal Hayati), Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidlowi (politisi perempuan dan tokoh pesantren), Nyai Hj. Nafisah Sahal (Pengasuh Pesantren Maslakul Huda Pati), K.H. Ma’ruf Amin (Rois Am PBNU dan Ketua Umum MUI), K.H. Said Aqiel Siraj (Ketua Umum PBNU), KH Syafii Ma’arif (tokoh senior Muhammadiyah), KH Dien Syamsuddin (Ketua Dewan Pertimbangan MUI dan tokoh senior Muhammadiyah), Dr. Mukti (Sekjen PP Muhammadiyah), K.H. Mustofa Bisri (ulama kharismatik NU), dan KH. Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal).

Tokoh-tokoh pesantren Cirebon yang dikunjungi untuk penyelenggaran KUPI ini adalah Ibu Nyai Hj. Raudloh, Nyai Hj. Nihayatul Muhtaj, (Mereka adalah pengasuh Pesantren Gedongan Cirebon), KH. Zamzami Amin, KH. Marzuki Ahal, KH. Azka Hamam,  KH. Nurhadi, KH. Muhaimin As’ad, KH. Syarif Abu Bakar (Mereka adalah para pengsuh Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon), K.H. Nahduddin Abbas, KH. Hasanudin Kriyani, KH. Anas Arsyad, KH. Adib Rofiuddin, KH. Wawan Arwani Amin, KH. Faris el-Haq Fuad Hasyim, KH. Ade Naseh, (Mereka adalah para pengasuh Pesantren Buntet Cirebon), K.H. Musthofa Aqil Siradj dan K.H. Ni’amillah Aqil Siradj (Mereka adalah para pengasuh Pesantren Kempek Cirebon), KH. Usamah Mansur (Pengasuh Pesantren An-Nasuha Pabedilan Cirebon dan Katib Syuriah PWNU Jawa Barat), KH. Azis Hakim Syaerozie (Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon), K.H. Syakur Yasin (Pengasuh Pesantren Cadang Pinggan Indramayu), dan KH. Maman Imanulhaq (Pengasuh Pesantren Al-Mizan Jatiwangi Majalengka).

Di samping tokoh-tokoh kultural, Panitia KUPI juga melakukan kunjungan dan audiensi dengan tokoh-tokoh formal dari pemerintahan. Yaitu Bapak H.M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia), Bapak H. Lukman Hakim Saefuddin (Menteri Agama Republik Indonesia), GKR Hemas (Wakil DPD RI), Ibu Dr. Yohana Jembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI), dan Bapak Hanif Dzakiri (Menteri Tenaga Kerja RI).

Dukungan dan pernyataan-pernyataan positif yang disuarakan tokoh-tokoh tersebut di atas mengenai KUPI membuat masyarakat mudah mengenal dan menerima kehadiranya, serta mendorong banyak pihak untuk bersedia menjadi peserta. Ucapan-ucapan selamat dari tokoh-tokoh publik membuat semangat para peserta dan panitia pelaksana semakin membara untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan KUPI menjadi momentum yang bersejarah. Dukungan, pernyataan, dan ucapan selamat juga sekaligus menuntut para peserta dan pelaksana agar dapat menjadikan KUPI sebagai gerakan yang dapat memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat Indonesia.