Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II Akan Digelar di Semarang dan Jepara
Arkan Yasin | Jumat, 9 September 2022 - 16:47
RMOL NETWORKT- Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II direncanakan akan digelar pada 23-26 November 2022 di Semarang dan Jepara, Jawa Tengah, dengan mengangkat tema “Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan”.
Kongres KUPI diselenggarakan dalam rangka menguatkan posisi dan peran perempuan dalam pembangunan peradaban di masa depan.
"Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari KUPI I yang sukses diselenggarakan di Cirebon pada tahun 2017," kata Ketua Steering Committee KUPI II Badriyah Fayumi dalam keterangannya, Jumat (09/09) dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Badriyah menjelaskan, setelah kongres yang pertama, dikatakan Badriyah, KUPI yang awalnya merupakan kegiatan sebuah kongres, bertransformasi menjadi sebuah gerakan yang mengakar di tengah masyarakat.
Bagi dia, eksistensi KUPI menjadi momentum historik yang menyatukan inisiatif-inisiatif komunitas dan lembaga-lembaga yang bergerak pada pemberdayaan perempuan.
"Baik di kalangan akademisi, aktivis organisasi keislaman, praktisi pemberdayaan di akar rumput, bahkan para aktivis gender," kata dia.
Secara garis besar, kata dia, pada Kongres yang ke-2 ini, Musyawarah Keagamaan KUPI akan membahas dan memutuskan fatwa tentang lima isu krusial. Yakni, peran perempuan dalam merawat bangsa dari ekstrimisme; pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga untuk keberlanjutan lingkungan.
Berikutnya, perlindungan perempuan dari bahaya pemaksaan perkawinan; perlindungan jiwa perempuan dari bahaya kehamilan akibat perkosaan, dan perlindungan perempuan dari bahaya tindak pemotongan dan pelukaan genetalia perempuan
Lanjut Badriyah, demi suksesnya agenda KUPI II, panitia menyelenggarakan forum terbatas bagi para pemangku kepentingan di Jakarta pada Kamis (08/09).
Pada pertemuan itu, kata dia, pertama, melakukan update tentang perkembangan KUPI sebagai gerakan dengan pemaparan capaian-capaian KUPI, hambatan dan tantangan ke depan dalam membumikan ajaran Islam rahmatan lilalamin di mana perempuan mendapatkan tempat yang setara dengan laki-laki.
Pembahasan kedua, memaparkan rencana KUPI II dan tindak lanjut lima tahun ke depan dengan kekuatan kolektif yang menjadi pendukung KUPI.
Terkhir, kata Badriyah lagi, mendapatkan komitmen dukungan para pemangku kepentingan baik yang berbasis pada jaringan KUPI yang terdiri dari akademisi, pesantren, dan komunitas, lalu dari pemerintah Indonesia, jaringan media, dan lembaga-lembaga Internasional, untuk mewujudkan cita-cita KUPI dalam membangun peradaban Islam yang berkeadilan untuk semua.