Halaqoh Refleksi
Halaqoh Refleksi adalah forum refleksi terkait hasil kongres, hal-hal baru maupun inspirasi yang diperoleh peserta selama berlangsungnya KUPI 2 di PP. Hasyim Asyári Bangsri Jepara. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu, 26 November 2023. Melalui refleksi bersama berbagai jaringan terkait pendekatan serta hasil musyawarah keagamaan KUPI II, diharapkan dapat menghasilkan rumusan serta kerja sama dalam kerja-kerja ke depan.
Halaqoh Refleksi ini dibagah bersama 7 jaringan, diantarnya yaitu:
Kerja-Kerja Jaringan Komunitas dan Majelis Taklim
Forum Kerja-Kerja Jaringan Komunitas dan Majelis Taklim bertujuan untuk Merefleksikan pemikiran-pemikiran jejaring komunitas dan majelis taklim mengenai pendekatan maupun pengetahuan yang diperoleh dari pelaksanaan KUPI II
b) Membuka ruang perjumpaan antar jejaring komunitas dan majelis taklim serta memperkuat kolaborasi dalam kerja-kerjanya
c) Merumuskan dan membuat follow-up terkait kerja-kerja ke depan pasca KUPI II
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 orang yang berasal dari majelis taklim, ormas, media, dan lain-lain. Pertemuan refleksi ini difasilitasi oleh Bapak Kiai Helmy Ali dan Ibu Desti Murdijana. Pada awalnya, fasilitator mengajak peserta untuk memilih satu dari 5 isu yang dibahas dalam musyawarah keagamaan KUPI 2: (1) Pengelolaan sampah; (2) Peran perempuan dalam melindungi NKRI dari bahaya ekstrimisme beragama; (3) Perlindungan perempuan dari pemaksaan perkawinan, (4) Perlindungan jiwa perempuan dari bahaya kehamilan akibat perkosaan; (5) Perlindungan perempuan dari P2GP (Sunat perempuan). Dalam hal ini, peserta diminta untuk menuangkan hal apa yang akan dilakukan serta bagaimana bentuk kegiatannya. Beberapa hal yang dibahas peserta yakni sebagai berikut:
● Sosialisasikan batas minimal usia menikah (UU No. 1/2016), sosialisasikan Gerakan OJo Kawin Bocah, Melakukan sosialisasi kesehatan reproduksi kepada siswa madrasah, mengajak para ustadz-ustadzah untuk ikut bersama-sama mengajak masyarakat tentang pentingnya Pendidikan.
● Menginisiasi gerakan pesantrenku bersih, halaqah serial/madrasah lingkungan Fatayat, RMI, BNN, MUI, pemerhati sosial.
● Mengajak masyarakat (PKK RT-RW-Kelurahan) untuk menjaga kebersihan lingkungan dan sungai di sekitar dengan program: Pemilahan sampah, bank sampah, pancing sampah di sungai, melalui majelis taklim
● Bersama jamaah memanfaatkan sampah menjadi nilai ekonomis juga proyek fermentasi sampah organic menjadi pupuk yang ramah lingkungan, memaksimalkan dana bergulir dari Baznas untuk pengelolaan sampah
● Sosialisasi bank sampah, sosialisasi kepada pesantren untuk membuat regulasi pengelolaan sampah, seperti sampah nasi, sampah pembalut, atau ketika kegiatan pesantren meminimalisir penggunaan produk-produk sekali pakai (air mineral)
Capaian
Dari kegiatan refleksi bini, diperoleh beberapa capaian, yakni:
(a) Para peserta dapat menuangkan fokus isu yang dikerjakan di komunitas sebagaimana hasil musyawarah keagamaan KUPI 2
(b) Peserta menuliskan berbagai hal yang akan dilaksanakan pasca KUPI 2
(c) Adanya rekomendasi-rekomendasi yang didiskusikan untuk kelanjutan gerakan ke depan
Rekomendasi
Melalui hasil diskusi bersama para peserta, berikut beberapa rekomendasi yang dihasilkan:
a) Diperlukan kolaborasinya untuk agenda advokasi ke depan yang harus dilakukan bersama. Advokasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh kelompok tertentu saja, tetapi seluruh jaringan KUPI secara luas.
b) KUPI dapat melakukan identifikasi identifikasi kelompok-kelompok yang sudah sukses di isu-isu tertentu dan itu bisa menjadi role model bagi pihak-pihak lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan, misalnya menggunakan media sosial ataupun website yang selama ini sudah dilakukan oleh KUPI. Media online tersebut sedapat mungkin dapat menjangkau majelis taklim di berbagai daerah.
c) Perlu ada tulisan yang menjadi haluan dari KUPI 2 yang dapat dibaca bersama sebagai pedoman dalam bekerja di komunitas jejaring KUPI. [] (ZA)
Kerja-kerja Jaringan Pesantren dan Lembaga Pendidikan (Dasar-Menengah)
Deskripsi.......
Kerja-kerja Jaringan Akademisi, Peneliti, dan Pendidikan Tinggi
Deskripsi.......
Kerja-kerja Lembaga Swadaya Masyarakat
Deskripsi.......
Kerja-kerja Jaringan Anak Muda Milenial
KUPI yang awalnya merupakan kegiatan sebuah kongres, telah berubah menjadi gerakan yang berusaha menghimpun semua individu dan lembaga yang meyakini nilai-nilai keislaman, kebangsan, kemanusiaan, dan kesemestaan, dengan paradigma dasar keadilan relasi laki-laki dan perempuan. Karena berupa gerakan, bukan lembaga, maka diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk melibatkan anak-anak muda dalam gerakan KUPI itu sendiri. Peranan anak muda menjadi penting dalam meneruskan hasil KUPI pada kerja-kerja mereka di komunitasnya masing-masing, seperti pondok pesantren, majelis taklim, kampus, hingga media digital. Anak muda yang dekat dengan teknologi informasi memiliki peranan untuk menyebarluaskan gagasan dan pendekatan KUPI, baik secara luring maupun daring. Melalui refleksi jaringan anak muda milenial terkait pendekatan serta hasil musyawarah keagamaan KUPI II, diharapkan dapat menghasilkan rumusan serta kerja sama dalam kerja-kerja ke depan.
Forum ini bertujuan untuk; Merefleksikan pemikiran-pemikiran anak muda mengenai pendekatan maupun pengetahuan yang diperoleh dari pelaksanaan KUPI 2, membuka ruang perjumpaan antar anak muda serta memperkuat jejaringnya dn merumuskan dan membuat follow-up terkait kerja-kerja ke depan pasca KUPI 2.
Kegiatan ini dihadiri oleh 57 orang peserta yang berasal dari komunitas, organisasi masyarakat, media, universitas, pondok pesantren, dan sebagainya, sedangkan fasilitatornya adalah Hijroatul Maghfiroh dan Andi Faizah. Pada awalnya, fasilitator mengajak peserta untuk berefleksi terlebih dahulu terkait hal-hal baru maupun inspirasi yang mereka peroleh selama berlangsungnya KUPI II. Beberapa refleksi peserta, yakni (a) pentingnya dibuat forum khusus bagi anak-anak muda dalam menyuarakan pikirannya serta kegelisahannya; (b) ruang diskusi pra musyawarah keagamaan memberikan pengetahuan yang sangat penting, sehingga menyebarluaskan hasil fatwa KUPI di media digital perlu untuk dilakukan; (c) realitas sosial dan pengorganisasian masyarakat dalam diskusi paralel adalah hal yang menginspirasi; (d) pentingnya pemahaman akan dalil-dalil yang berperspektif gender, sehingga dapat digunakan dalam merespons persoalan di tengah masyarakat, misalnya pada konteks kekerasan terhadap perempuan; (e) menyuarakan kegelisahan dan melakukan kampanye isu-isu yang diperjuangkan oleh KUPI dapat dituangkan melalui seni agar mudah diterima masyarakat.
Setelah melakukan refleksi, fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi kelompok. Diskusi kelompok dibagi menjadi 3 kelompok dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: (1) persoalan apa saja yang Anda hadapi di komunitas? (2) bagaimana Anda merespons persoalan tersebut? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan kelompok di mana para peserta diminta untuk menjadikan prinsip KUPI sebagai acuan, yakni keadilan, kemanusiaan, dan kesemestaan.
Dari kegiatan refleksi bersama jaringan muda KUPI ini, diperoleh beberapa capaian, yakni:
- Terefleksikannya pemikiran-pemikiran anak muda jaringan KUPI terkait pengetahuan yang diperoleh dalam pelaksanaan KUPI, maupun persoalan yang mereka hadapi di komunitas
- Adanya follow up terkait hal-hal yang akan dilakukan pasca KUPI 2
- Adanya wacana untuk meneruskan hasil-hasil yang diperoleh dari KUPI termasuk pendekatan KUPI (Keadilan Hakiki, Mubadalah, dan ma’ruf) yang akan digunakan dalam melaksanakan kegiatan di komunitasnya masing-masing. [] (ZA)
Kerja-Kerja Tokoh Lintas Iman
Deskripsi......