Sholawat Mubadalah dan Spirit Pembebasan
Penulis: Fina Ulya
Abstrak
Studi ini menganalisis shalwat mubadalah menggunakan analisis wacana kritis. Shalawat mubadalah diciptakan oleh Faqihuddin Abdul Qodir untuk membumikan kesalingan dalam rumah tangga. Ada 3 dimensi yang menarik untuk dibahas, yaitu: 1) dimensi teks bahasa sebagai piranti linguistik yang didalamnya tersembunyi ideologi dan kekuasaan, 2) dimensi praksis wacana sebagai interpretasi teks dan interpretasi konteks, 3) dimensi praksis sosio kultural dimana wacana ditentukan oleh proses dan praktis sosial. Sebagai sebuah ide yang jarang digunakan oleh pemikir muslim lainnya, shalawat mubadalah hadir dalam masyarakat yang masih berkubang dalam tradisi, budaya dan pemahaman keagamaan yang didominasi oleh ‘hegemoni patrairki’. Shalawat mubadalah berupaya memposisikan diri sebagai agen untuk membebaskan manusia dari pakem relasi subjek-objek dalam rumah tangga menjadi relasi subjek-subjek.
Kata kunci: Shalawat mubadalah, rumah tangga, kesalingan