Nurbaeti

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Dr Hj. Nurbaeti, S.Ag.,M.Pd.I
Nurbaeti.jpeg
Tempat, Tgl. LahirPattallassang-Gowa, 10 Juni 1973
Aktivitas Utama
  • Dosen PNS (Penata/IIIC) sebagai Lektor di Politeknik Negeri Ujung Pandang
Karya Utama
  • Panduan Keterampilan Ibu Rumah Tangga (2015)

Dr. Hj. Nurbaeti, S.Ag.,M.Pd.I lahir di Pattallassang, Gowa, pada tanggal 10 Juni 1973. Ia adalah pendiri Yayasan Edita Madani Indonesia yang merupakan yayasan pendidikan non-formal keagamaan hasil kerja sama dengan Kementerian Agama setempat. Ia juga bekerja sebagai dosen, Tim Kendali Mutu, dan Tim Auditor Internal di Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Menurut Nurbaety, program-program yang dilakukan oleh Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) sangat sejalan dengan aktivitas-aktivitas Nurbaety selama ini. Apalagi jika melihat figur-figur atau ulama yang aktif di dalam KUPI, seperti Dr. Hj. Fatmawati Hilal. Selain itu, KUPI juga tidak hanya membahas terkait isu agama, tetapi juga wawasan kebangsaan yang inklusif yang bisa membawa Indonesia menjadi negara Madani.

Terkait tiga fatwa KUPI yaitu menolak kekerasan seksual, pernikahan anak, dan kerusakan lingkungan, Nurbaety merespon bahwa tiga fatwa tersebut sangat selaras dengan yang dilakukan Nurbaety, khususnya dalam hal anti kekerasan seksual dan pernikahan anak.

Riwayat Hidup

Nurbaety adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil ia telah mendapatkan pendidikan agama dari orangtuanya secara intens. Orangtua Nurbaety mengenyam pendidikan hingga tingkat SR. Mereka berprofesi sebagai penghulu atau tokoh agama yang menjadi imam masjid. Mereka sangat suka membaca buku sehingga bacaan mereka tidak sedikit. Kebiasaan ini pada akhirnya menular kepada Nurbaety.

Nurbaety adalah tumpuan harapan orangtuanya agar dapat bersekolah dan belajar agama. Karena, anak yang pertama sudah menikah di usia Sekolah Menengah Pertama dan yang terakhir memutuskan untuk mengambil pendidikan pelayaran. Sejak kecil Nurbaety telah bersusah payah dalam mendapatkan pendidikan. Ketika duduk di bangku sekolah dasar, ia harus menempuh jarak dari rumah menuju Sekolah Dasar Inpres Pattallassang Kabupaten Gowa sejauh 3 kilometer. Demi mendapatkan pendidikan agama yang bagus, setelah tamat sekolah dasar tahun 1986, orangtuanya menyekolahkan Nurbaety ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Guppi, Balang-Balang, yang jarak tempuhnya dari rumah mencapai 20 kilometer. Saat itu transportasi masih sulit ditemukan.

Pada saat itu, orang tua Nurbaety sudah memiliki kendaraan roda dua yang dipakai untuk mengantar Nurbaety ke sekolah. Setelah salat shubuh Nurbaety harus sudah siap untuk berangkat menuntut ilmu. Namun, ketika orangtuanya ada kegiatan atau pelatihan di luar kota, Nurbaety mengalami kendala untuk sampai di sekolah. Akhirnya ia pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Orangtua Nurbaety juga sempat menitipkannya untuk menginap di rumah penduduk yang jarak tempuhnya lebih dekat dengan sekolah, kurang lebih 2 kilometer. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama karena anak gadis pemilik rumah menikah sehingga Nurbaety harus berpindah ke rumah penduduk yang lain.

Menghadapi situasi yang tak mudah ini, Nurbaety bukannya merasa patah semangat, melainkan semakin bersemangat untuk melanjutkan pendidikannya, yaitu ke Madrasah Aliyah (MA). Fisiknya juga tertempa dengan baik karena semasa MTs ia kerap berjalan kaki ketika berangkat maupun pulang sekolah.

Tahun 1989 Nurbaety resmi menyelesaikan sekolahnya di MTs dan melanjutkan ke MA Negeri I Ujung Pandang dan tamat pada tahun 1992. Saat hendak kuliah, Nurbaety teringat pada guru agama di sekolah dasar yang membuatnya kagum. Ia terpacu untuk bercita-cita menjadi guru. Oleh karena itu, Nurbaety mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makasar dan selesai pada tahun 1997. Ia meneruskan pendidikan S2 Jurusan Pendidikan Agama dan Komunikasi Islam di kampus yang sama. Sementara untuk jenjang S3, masih di kampus yang sama, ia mengambil jurusan Dirasah Islamiyah Program Studi Pendidikan dan Keguruan dan selesai pada tahun 2016.

Sejak anak pertamanya berusia dua tahun dan anak keduanya berusia empat bulan, Nurbaety harus menjalani kehidupan rumah tangga tanpa kehadiran suaminya yang lebih dulu berpulang. Kini anak pertamanya, Nurul Auliyah Tiara Putri, S.S.T. telah menyelesaikan studi strata satunya dan anak keduanya, Nurul Ainulhaq Tiara Putra sedang melaksanakan penelitian tugas akhir jenjang pendidikan strata satu.

Selain beraktivitas sebagai seorang dosen, Nurbaety juga berdakwah. Ia aktif di berbagai organisasi dan kelembagaan, seperti Assosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI), Perkumpulan Penulis Buku Perguruan Tinggi (P2B-PT), Muslimat NU Kabupaten Gowa, Ikatan Daiyah (IKADY) Kabupaten Gowa, Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kabupaten Gowa, Forum Cendekia Muslimah Peduli (FCMP) Kabupaten Gowa, Gerakan Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam (GUPPI) Kabupaten Gowa, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Kabupaten Gowa, dan Pembina pada Yayasan Dita Madani Indonesia (YADMIN) Kabupaten Gowa.

Tokoh dan Keulamaan Perempuan

Nurbaety bersyukur karena Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Gowa sangat mendukung aktivitas keulamaan perempuan yang ada di wilayahnya, terutama dengan isu pendidikan, keagamaan, dan kesehatan. Terkait isu keagamaan, Nurbaety menjadi salah satu tokoh agama yang dipilih oleh Pemda setempat untuk menjadi Tim Asmaul Husna.

Tim Asmaul Husna merupakan 99 tokoh agama yang terdiri dari 90 tokoh agama laki-laki dan 9 tokoh agama perempuan yang kemudian bergerak memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui Jumat Ibadah. Jumat Ibadah dilakukan sebelum pelaksanaan salat Jumat mulai dari lingkungan Pemda, perkantoran pemerintah hingga ke desa-desa terpencil termasuk sekolah-sekolah. Jumat Ibadah ini diisi oleh kajian yang disampaikan oleh Tim Asmaul Husna yang disebar ke berbagai daerah. Saat ini dalam keadaan pandemi, Jumat Ibadah tetap dilakukan sebelum salat Jumat secara daring dan kegiatan ini sudah masuk anggaran Pemda setempat. Tim Asmaul Husna ini juga mendapatkan hadiah dari pemda berupa undian keberangkatan haji untuk menjadi pendamping penyelanggara haji daerah di Kabupaten Gowa. Nurbaety pernah menjadi salah satu yang menerima undian keberangkatan haji tersebut.

Nurbaety juga aktif mengikuti kegiatan Safari Ramadan yang diadakan oleh Nahdlatul Ulama. Kegiatan ini diadakan setiap tahun ke pelosok-pelosok desa yang jarak tempuhnya bisa memakan waktu 10 jam untuk menuju lokasi Safari Ramadan. Biasanya Nurbaety dan tim berangkat setelah zuhur, lalu berhenti sejenak di tengah perjalanan untuk berbuka puasa, dan baru setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi yang dituju.

Selain Safari Ramadan, Nurbaety juga aktif dalam Majelis Taklim Muslimat NU untuk memberikan edukasi kepada para ibu sebagai madrasatul ula anak-anak di lingkungannya. Melalui Majelis Taklim ini, ia berharap agar ibu-ibu juga mendapat kesempatan untuk memperluas pengetahuan seperti anak-anak mereka di sekolah.

Nurbaety juga mendirikan sebuah yayasan pendidikan non-formal yang bernama Yayasan Edita Madani Indonesia, hasil kerja sama dengan Kementerian Agama setempat. Pendidikan non-formal ini memberikan materi pendidikan kepada anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan agama di sekolah formal. Sistem pendidikannya terbagi menjadi tiga, yaitu Diniah Ula (setingkat SD), Diniah Wustha (setingkat MTs/Sekolah Menengah Pertama (SMP)), dan Diniah Ulya (setingkat MA/ Sekolah Menengah Atas (SMA). Beberapa pelajaran agama yang menjadi pelajaran inti adalah Fikih, Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Saat ini terdapat sekitar 30 anak yang belajar di Yayasan Edita Madani Indonesia.

Rumah Nurbaety juga didesain untuk menjadi tempat yang ramah lingkungan, tempat konsultasi untuk keluarga, dan ramah anak. Ia memberdayakan murid-muridnya untuk menjadi staf pelaksana, mendidik anak-anak yang ikut belajar di Yayasan Edita Madani Indonesia, ataupun aktif meramaikan masjid yang ada di wilayah setempat.

Selain yayasan, Nurbaety juga mendirikan perpustakaan untuk dijadikan taman baca bagi warga sekitar. Ia menamainya dengan perpustakaan Baity al-Jannah. Pendirian perpustakan ini terinspirasi oleh salah seorang gurunya waktu MTs yang memiliki banyak koleksi buku dan menjadikannya perpustakaan. Untuk pengadaan buku, Nurbaety menggunakan uangnya sendiri ketika ia memiliki dana lebih. Tetapi, teman-teman Nurbaety juga membantunya dengan memberikan hadiah buku. Buku-buku tersebut tidak dipinjamkan, tetapi hanya untuk dibaca di perpustakaan. Nurbaety juga mengadakan lomba apabila ada anak yang berani membuat resensi setelah selesai membaca buku dan memberikan hadiah agar anak-anak semangat.

Nurbaety juga bekerja sama dengan kecamatan setempat untuk program pengembangan Bahasa Arab dan Inggris di kampung Gowa, yaitu program penggunaan dua bahasa tersebut dalam komunikasi sehari-hari. Jadi, warga setempat dan warga yang bertandang ke kampung bahasa wajib berbahasa Arab atau Inggris. Saat ini proses penempelan kosakata di sudut-sudut kampung sudah dilakukan.

Nurbaety menulis disertasi tentang adanya Panduan Pendidikan Pranikah Berbasis Kearifan Lokal Menuju Keluarga Sakinah. Buku panduan ini berisi tentang bagaimana mempersiapkan perkawinan, bagaimana mengelola dinamika perkawinan dalam keluarga, bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga, dan bagaimana menjaga kesehatan reproduksi keluarga yang berkaitan dengan pencegahan kekerasan seksual. Buku tersebut juga menjelaskan bagaimana menyiapkan generasi berkualitas, bagaimana mengelola konflik dalam rumah tangga berdasarkan kisah-kisah inspiratif serta kearifan lokal dalam membangun keluarga sakinah. Menurut Nurbaety, sangat disayangkan apabila pernikahan yang berlangsung seumur hidup tidak dipersiapkan secara matang bahkan tidak ada pendidikannya kecuali kegiatan Suscatin (Kursus Calon Pengantin).

Terkait penyelenggaraan KUPI tahun 2017, Nurbaety berpendapat bahwa KUPI dapat menjadi wadah ataupun sarana bagi masyarakat untuk memperkuat pemahaman Islam yang rahmatan lil ‘alamin. KUPI juga dapat menjadi wadah bagi perempuan-perempuan atau siapa pun yang membutuhkan bimbingan yang sejalan dengan tiga fatwa KUPI. Untuk kerja-kerja pendidikan, Nurbaety melihat adanya peluang bagi KUPI untuk bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah setempat, misalnya masyarakat dan pemerintah Gowa. Ia belajar dari pengalamannya ketika melakukan penelitian dan pengabdian, masyarakat dan pemerintah Gowa menerimanya dengan sangat mudah dan terbuka.

Prestasi dan Penghargaan

Nurbaety menerima beberapa penghargaan, di antaranya:

  1. Dari Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang sebagai Dosen Berprestasi Bidang Pengajaran/Akademik TA 2013/2014 Tingkat Politeknik Negeri Ujung Pandang.
  2. Dari Bupati Gowa, sebagai Tim Penyelenggara Haji Daerah (TPHD), 2012.
  3. Dari Gubernur Sulawesi Selatan dalam rangka hari Jadi Sulsel atas peran aktif dan pengabdiannya dalam pembangunan bidang keagamaan di Sulawesi Selatan, 19 Oktober 2017

Karya-Karya

Nurbaety menghasilkan banyak karya penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan keulamaan perempuan, di antaranya:

  1. Analisis Hubungan Nilai Edukatif terhadap Akhlak Anak Usia Dini pada SPAS Permata Kel. Pandang-Pandang, Kec. Somba Opu Kab. Gowa, DIPA PNUP, 2015.
  2. Peran Majelis Taklim Khairunnisa dalam Pembinaan Keluarga Sakinah di Kelurahan Bonto-Bontoa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Dikti, 2016.
  3. Pengaruh Sistem Pendidikan Pesantren terhadap Karakter Santri: Studi Deskriptif Analitik di Pondok Pesantren Guppi Samata, Kec. Somba Opu Kab. Gowa, DIPA PNUP, 2017.
  4. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan Sikap Toleransi Beragama pada Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang, DIPA PNUP, 2018.
  5. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Strategi Metakognitif dan Double Loop Problem Solving pada Pemahaman Awal dan Deteksi Kausal Siswa MTs Balang-Balang, Kec. Bontomarannu, DIPA PNUP, 2018.

Beberapa karya dalam bentuk makalah atau artikel jurnal, antara lain

  1. The Urgency of Educators as Role Model in Enhancing The Motivation to Study Towards the Globalization Era, Jurnal Assosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia, Bandung, 2017
  2. Pelatihan Dasar Seni Menulis Alquran (Kaligrafi) bagi Taman Pendidikan Alquran, ISBN. 978-602-60766-5-6, 2018.
  3. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Strategi metakognitif dan Double Loop Problem Solving pada Pemahaman Awal dan Deteksi Kausal Siswa MTs Balang-Balang, Kec. Bontomarannu, Dikti, tahun 2018
  4. Menelusuri Konsep Gender dalam Alquran, volume 11 No.2 Al- Maiyyah, E-Jurnal STAIN Pare-Pare, 2018
  5. The Preferences of Islam Toward Tranquality Family Based on Local Wisdom in Gowa Society, Jornal of Leadership and Policy (JLP), University Utara Malaysia (UUM), 2018

Karya dalam bentuk buku, bahan ajar, modul, dan panduan, antara lain:

  1. Bahan Ajar Etika Profesi Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2014
  2. Bahan Ajar Etika Profesi PDD Nagakeo, 2015
  3. Panduan Penyelenggaran Jenazah, 2017
  4. Panduan Penulisan Seni Kaligrafi, 2018
  5. Panduan Pendidikan Pranikah, 2019


Penulis : Karimah Iffia Rahman
Editor : Nor Ismah
Reviewer : Faqihuddin Abdul Kodir