Fahmina: Perbedaan revisi

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
45 bita ditambahkan ,  18 November 2021 01.56
tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31: Baris 31:
Pada tahun 1998, kelompok anak-anak muda yang tergabung dalam Klub Kajian Bildung<ref>Klub Kajian Bildung (KKB) dimotori oleh Affandi Mochtar dan Marzuki Wahid. Aktif dalam KKB ini adalah Suwendi, Abd. Moqsith Ghazali, Imam Yahya, Mushoffa Basyir, dll. Selain melakukan serangkaian halaqah di berbagai pesantren, KKB juga melakukan rihlah ilmiah (academical journey) ke berbagai kantong-kantong gerakan, misalnya ke CSIS Jakarta, ICMI Jakarta, PBNU Jakarta, STF Driyarkara, LkiS Yogyakarta. Adapun ke person, KKB melakukan rihlah ilmiah kepada Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), Romo Mangunwijaya Yogyakarta, Prof. Dr. Mochtar Mas’oed (Intelektual Muslim kritis UGM Yogyakarta), dll.</ref> dan PC Lakpesdam Kabupaten Cirebon<ref>Ketua PC Lakpesdam NU pertama di Cirebon adalah Marzuki Wahid, diangkat oleh PCNU Kab. Cirebon.</ref> melakukan serangkaian diskusi keliling ke berbagai pesantren, dengan mengusung kajian kontekstualisasi kitab kuning. Diskusi ini memperoleh tanggapan yang luar biasa dari berbagai aktivis muda pesantren, dan dukungan dari beberapa kyai sepuh seperti KH. Syarif Usman Yahya Kempek<ref>Pengasuh PP Khatulistiwa Kempek Cirebon.</ref>, KH. Fuad Hasyim Buntet<ref>Pengasuh PP Nadwatul Ummah Buntet Cirebon.</ref>, KH. Yahya Masduqi Babakan<ref>Pengasuh PP Miftahul Muta’allimin Babakan Ciwaringin Cirebon.</ref>, dan KH. Prof. Dr. A. Chozin Nasuha Arjawinangun, dan KH. Ibnu Ubaidillah Syathori Arjawinangun<ref>Pengasuh PP Dar al-Tauhid Arjawinangun Cirebon.</ref>.
Pada tahun 1998, kelompok anak-anak muda yang tergabung dalam Klub Kajian Bildung<ref>Klub Kajian Bildung (KKB) dimotori oleh Affandi Mochtar dan Marzuki Wahid. Aktif dalam KKB ini adalah Suwendi, Abd. Moqsith Ghazali, Imam Yahya, Mushoffa Basyir, dll. Selain melakukan serangkaian halaqah di berbagai pesantren, KKB juga melakukan rihlah ilmiah (academical journey) ke berbagai kantong-kantong gerakan, misalnya ke CSIS Jakarta, ICMI Jakarta, PBNU Jakarta, STF Driyarkara, LkiS Yogyakarta. Adapun ke person, KKB melakukan rihlah ilmiah kepada Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), Romo Mangunwijaya Yogyakarta, Prof. Dr. Mochtar Mas’oed (Intelektual Muslim kritis UGM Yogyakarta), dll.</ref> dan PC Lakpesdam Kabupaten Cirebon<ref>Ketua PC Lakpesdam NU pertama di Cirebon adalah Marzuki Wahid, diangkat oleh PCNU Kab. Cirebon.</ref> melakukan serangkaian diskusi keliling ke berbagai pesantren, dengan mengusung kajian kontekstualisasi kitab kuning. Diskusi ini memperoleh tanggapan yang luar biasa dari berbagai aktivis muda pesantren, dan dukungan dari beberapa kyai sepuh seperti KH. Syarif Usman Yahya Kempek<ref>Pengasuh PP Khatulistiwa Kempek Cirebon.</ref>, KH. Fuad Hasyim Buntet<ref>Pengasuh PP Nadwatul Ummah Buntet Cirebon.</ref>, KH. Yahya Masduqi Babakan<ref>Pengasuh PP Miftahul Muta’allimin Babakan Ciwaringin Cirebon.</ref>, dan KH. Prof. Dr. A. Chozin Nasuha Arjawinangun, dan KH. Ibnu Ubaidillah Syathori Arjawinangun<ref>Pengasuh PP Dar al-Tauhid Arjawinangun Cirebon.</ref>.


Pergumulan ini juga memunculkan serangkaian aktivitas sosial kalangan muda pesantren untuk melakukan pembelaan terhadap orang-orang marjinal; dengan mendiskusikan isu-isu kerakyatan, hak-hak warga, sampai pembelaan di tingkat pewacanaan publik. Pembentukan JILLI (Jaringan Informasi untuk Layanan Lektur Islam) Cirebon<ref>JILLI dibentuk oleh Affandi Mochtar, berpusat di PP Ikhwanul Muslimin Babakan Ciwaringin Cirebon. Aktif dalam JILLI adalah Marzuki Wahid, Dudung Abd. Hakim, Saefullah, Ade Asep Syarifuddin, dll.</ref>, juga berangkat dari kegelisahan dan pergumulan di atas. Jaringan ini mencoba melakukan pendataan terhadap seluruh literatur kitab kuning dan literatur lain yang ada di pesantren-pesantren, pengemasan dalam bentuk ''software'', dan pelayanan informasi-informasi yang dibutuhkan masyarakat dari pesantren.
Pergumulan ini juga memunculkan serangkaian aktivitas sosial kalangan muda pesantren untuk melakukan pembelaan terhadap orang-orang marjinal; dengan mendiskusikan isu-isu kerakyatan, hak-hak warga, sampai pembelaan di tingkat pewacanaan publik. Pembentukan JILLI ([[Jaringan]] Informasi untuk Layanan Lektur Islam) Cirebon<ref>JILLI dibentuk oleh Affandi Mochtar, berpusat di PP Ikhwanul Muslimin Babakan Ciwaringin Cirebon. Aktif dalam JILLI adalah Marzuki Wahid, Dudung Abd. Hakim, Saefullah, Ade Asep Syarifuddin, dll.</ref>, juga berangkat dari kegelisahan dan pergumulan di atas. Jaringan ini mencoba melakukan pendataan terhadap seluruh literatur kitab kuning dan literatur lain yang ada di pesantren-pesantren, pengemasan dalam bentuk ''software'', dan pelayanan informasi-informasi yang dibutuhkan masyarakat dari pesantren.


Baik dalam komunitas Bildung Cirebon, JILLI, maupun forum-forum lain yang digagas para santri pasca pesantren, semuanya masih bersifhat ''ad hoc'', sederhana, dan tidak berkesinambungan untuk kegiatan intelektual maupun program pemberdayaan yang dilakukan. Seringkali isu-isu yang dikembangkan menguap begitu saja, karena tidak ada koordinasi kelembagaan yang memadai. Pergumulan kawula muda pesantren itu, baik kelompok intelektual maupun kelompok sosial, meniscayakan adanya kelembagaan yang lebih mampu mengkoordinasi cita-cita yang diusung<ref>Diambil dari website resmi Fahmina-institute, yaitu www.fahmina.or.id</ref>.
Baik dalam komunitas Bildung Cirebon, JILLI, maupun forum-forum lain yang digagas para santri pasca pesantren, semuanya masih bersifhat ''ad hoc'', sederhana, dan tidak berkesinambungan untuk kegiatan intelektual maupun program pemberdayaan yang dilakukan. Seringkali isu-isu yang dikembangkan menguap begitu saja, karena tidak ada koordinasi kelembagaan yang memadai. Pergumulan kawula muda pesantren itu, baik kelompok intelektual maupun kelompok sosial, meniscayakan adanya kelembagaan yang lebih mampu mengkoordinasi cita-cita yang diusung<ref>Diambil dari website resmi Fahmina-institute, yaitu www.fahmina.or.id</ref>.
Baris 50: Baris 50:
Melalui media ini, Fahmina juga bertemu lebih banyak lagi dengan komunitas pesantren, Majelis Taklim, kelompok pengajian dan kelompok-kelompok sosial lain di wilayah Cirebon; yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Para penulis di media ini adalah para kiai, nyai, ustadz, santri senior, akademisi, mahasiswa, dan para penggerak warga yang sehari-hari bergelut dengan masyarakat. Media Warkah al-Basyar ini menjadi inspirasi beberapa masjid dan kelompok pengajian untuk menerbitkan hal yang sama dan menggugah selera diskusi mereka di komunitasnya. Yang secara langsung difasilitasi Fahmina adalah Forum Komunikasi Khatib dan Imam Masjid Kabupaten Indramayu, ''Bulletin asy-Syaqiqah'' PSG STAIN Cirebon, ''Bulletin Bannati'' LSM Bannati Cirebon, ''Bulletin Tekai'' FKBMI Indaramayu dan ''Bulletin Nalar'' PMII Cirebon.
Melalui media ini, Fahmina juga bertemu lebih banyak lagi dengan komunitas pesantren, Majelis Taklim, kelompok pengajian dan kelompok-kelompok sosial lain di wilayah Cirebon; yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Para penulis di media ini adalah para kiai, nyai, ustadz, santri senior, akademisi, mahasiswa, dan para penggerak warga yang sehari-hari bergelut dengan masyarakat. Media Warkah al-Basyar ini menjadi inspirasi beberapa masjid dan kelompok pengajian untuk menerbitkan hal yang sama dan menggugah selera diskusi mereka di komunitasnya. Yang secara langsung difasilitasi Fahmina adalah Forum Komunikasi Khatib dan Imam Masjid Kabupaten Indramayu, ''Bulletin asy-Syaqiqah'' PSG STAIN Cirebon, ''Bulletin Bannati'' LSM Bannati Cirebon, ''Bulletin Tekai'' FKBMI Indaramayu dan ''Bulletin Nalar'' PMII Cirebon.


Sepanjang aktivitasnya, Fahmina terus mengupayakan untuk membuka wadah seefektif mungkin sebagai pencarian intelektual dan artikulasi sosial bagi para santri pasca pesantren, bahkan bekerjasama dengan pihak pesantren, lembaga lokal, dan nasional. Dalam setiap tahun, Fahmina mengadakan pengajian Ramadhan, belajar bersama dua mingguan, pengajian perempuan pesantren, ''dawrah'' fiqh perempuan, ''dawrah'' fiqh demokrasi, ''halaqah'' kitab kuning dan ''mujalasah'' ulama di beberapa pesantren. Media pendidikan dan pengkajian tradisi ini dihadiri para kyai dan nyai muda, ''ustadz/ustadzah'', dan santri senior dari wilayah III Cirebon. Segala aktivitas ini diselenggarakan juga untuk membuka seluas mungkin wadah aktualisasi santri pasca pesantren, selain wilayah yang sudah terbuka untuk usaha, aktif di partai politik, atau menjadi pejabat negara atau PNS.
Sepanjang aktivitasnya, Fahmina terus mengupayakan untuk membuka wadah seefektif mungkin sebagai pencarian intelektual dan artikulasi sosial bagi para santri pasca pesantren, bahkan bekerjasama dengan pihak pesantren, lembaga lokal, dan nasional. Dalam setiap tahun, Fahmina mengadakan pengajian Ramadhan, belajar bersama dua mingguan, pengajian perempuan pesantren, ''dawrah'' [[fiqh]] perempuan, ''dawrah'' fiqh demokrasi, ''halaqah'' kitab kuning dan ''mujalasah'' ulama di beberapa pesantren. Media pendidikan dan pengkajian tradisi ini dihadiri para kyai dan nyai muda, ''ustadz/ustadzah'', dan santri senior dari wilayah III Cirebon. Segala aktivitas ini diselenggarakan juga untuk membuka seluas mungkin wadah aktualisasi santri pasca pesantren, selain wilayah yang sudah terbuka untuk usaha, aktif di partai politik, atau menjadi pejabat negara atau PNS.


Selama ini Fahmina juga memfasilitasi pertemuan ''“santri muhajirin”'' setiap awal bulan Syawal dari tahun Hijriah. Istilah ''“santri muhajirin”'' yang dimaksud adalah mereka orang-orang Cirebon alumni pesantren yang memilih hidup atau berada di luar Cirebon. Pertemuan silaturrahmi ini sebagai media berbagi pengalaman, informasi, dan penguatan aktivitas intelektual dan sosial bagi santri pasca pesantren.
Selama ini Fahmina juga memfasilitasi pertemuan ''“santri muhajirin”'' setiap awal bulan Syawal dari tahun Hijriah. Istilah ''“santri muhajirin”'' yang dimaksud adalah mereka orang-orang Cirebon alumni pesantren yang memilih hidup atau berada di luar Cirebon. Pertemuan silaturrahmi ini sebagai media berbagi pengalaman, informasi, dan penguatan aktivitas intelektual dan sosial bagi santri pasca pesantren.
Baris 482: Baris 482:
[18]   Dikutip dari ''http://fahmina.or.id/artikel-a-berita/berita/747-pemda-cireboon-komitmen-tindaklanjuti-raperda-anti-trafiking.html''
[18]   Dikutip dari ''http://fahmina.or.id/artikel-a-berita/berita/747-pemda-cireboon-komitmen-tindaklanjuti-raperda-anti-trafiking.html''
[[Kategori:Lembaga]]
[[Kategori:Lembaga]]
<references />
[[Kategori:Jaringan]]

Menu navigasi