Fahmina: Perbedaan revisi

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
30 bita dihapus ,  20 November 2021 05.46
tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22: Baris 22:


Dalam mengembangkan program-program setiap departemennya, Fahmina selalu; [1] mengacu pada visi dan misi, yaitu pengembangan dan penyebarluasan wacana keagamaan kritis yang mengarah pada perubahan sosial yang berkeadilan ''(al-‘adalah)'' dan demokratis, dan memfasilitasi keberdayaan dan melakukan pembelaan terhadap masyarakat yang tertindas melalui penguatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya; [2] mendasarkan pada rekomendasi hasil penelitian pendahuluan ''(preliminary research)''; [3] berorientasi pada transformasi sosial melalui pengguliran isu-isu strategis dari kenyataan sosial yang digeluti oleh masyarakat; [4] mendasarkan pada argumen-argumen teologis dalam [[khazanah]] intelektual dan peraadaban keislaman, baik klasik maupun kontemporer; [5] memprioritaskan pada penguatan tiga ranah, yaitu: ''pertama,'' sosial-intelektual, program diarahkan pada prduksi wacana keagamaan kritis dan penguatan teologi pembebasan sebagai basis gerakan sosial; ''kedua,'' sosial-budaya, program diarahkan pada pengembangan kultur masyarakat yang berorientasi pada perubahan sosial untuk keadilan sosial; dan ''ketiga,'' sosial-politik, program diarahkan pada pengorganisasian berbagai kelompok masyarakat agar mandiri, berdaya, dan mampu menciptakan kebijakan publik yang adil; [6] mengupayakan realisasi program melalui: pengkajian dan penelitian yang berorientasi pada transformasi sosial, pendidikan yang berorientasi pada pembentukan agen perubahan sosial dan penciptaan komunitas intelektual kritis yang bermartabat, produksi hasil kajian dan karya intelelktual bermazhab kritis, dan memfasilitasi tumbuhnya kelompok-kelompok kritis-strategis yang memperjuangkan keadilan sosial, demokratisasi, dan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM), advokasi kebijakan publik agar berpihak kepada masyarakat yang tertindas demi keadilan sosial.
Dalam mengembangkan program-program setiap departemennya, Fahmina selalu; [1] mengacu pada visi dan misi, yaitu pengembangan dan penyebarluasan wacana keagamaan kritis yang mengarah pada perubahan sosial yang berkeadilan ''(al-‘adalah)'' dan demokratis, dan memfasilitasi keberdayaan dan melakukan pembelaan terhadap masyarakat yang tertindas melalui penguatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya; [2] mendasarkan pada rekomendasi hasil penelitian pendahuluan ''(preliminary research)''; [3] berorientasi pada transformasi sosial melalui pengguliran isu-isu strategis dari kenyataan sosial yang digeluti oleh masyarakat; [4] mendasarkan pada argumen-argumen teologis dalam [[khazanah]] intelektual dan peraadaban keislaman, baik klasik maupun kontemporer; [5] memprioritaskan pada penguatan tiga ranah, yaitu: ''pertama,'' sosial-intelektual, program diarahkan pada prduksi wacana keagamaan kritis dan penguatan teologi pembebasan sebagai basis gerakan sosial; ''kedua,'' sosial-budaya, program diarahkan pada pengembangan kultur masyarakat yang berorientasi pada perubahan sosial untuk keadilan sosial; dan ''ketiga,'' sosial-politik, program diarahkan pada pengorganisasian berbagai kelompok masyarakat agar mandiri, berdaya, dan mampu menciptakan kebijakan publik yang adil; [6] mengupayakan realisasi program melalui: pengkajian dan penelitian yang berorientasi pada transformasi sosial, pendidikan yang berorientasi pada pembentukan agen perubahan sosial dan penciptaan komunitas intelektual kritis yang bermartabat, produksi hasil kajian dan karya intelelktual bermazhab kritis, dan memfasilitasi tumbuhnya kelompok-kelompok kritis-strategis yang memperjuangkan keadilan sosial, demokratisasi, dan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM), advokasi kebijakan publik agar berpihak kepada masyarakat yang tertindas demi keadilan sosial.
== Sejarah dan Perkembangan ==
== Sejarah dan Perkembangan ==
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, keberadaan Fahmina berawal dari pergumulan intelektual kawula muda yang berakar di dunia pesantren. Ada semacam kegundahan terhadap etos sosial dan tradisi intelektual yang tidak lagi diperankan pesantren, karena penetrasi politik yang sangat dalam dan lama terhadap kehidupan pesantren. Padahal pada pendirian awalnya pesantren secara sengaja didesain untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat, sekaligus melakukan pendidikakn dan pengembangan intelektual untuk kepentingan rakyat.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, keberadaan Fahmina berawal dari pergumulan intelektual kawula muda yang berakar di dunia pesantren. Ada semacam kegundahan terhadap etos sosial dan tradisi intelektual yang tidak lagi diperankan pesantren, karena penetrasi politik yang sangat dalam dan lama terhadap kehidupan pesantren. Padahal pada pendirian awalnya pesantren secara sengaja didesain untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat, sekaligus melakukan pendidikakn dan pengembangan intelektual untuk kepentingan rakyat.
Baris 36: Baris 32:


Atas dasar ini, beberapa pendiri dan pengampu forum-forum itu kemudian mendirikan lembaga Fahmina sebagai kristalisasi dari gagasan dan gerakan kawula santri sebelumnya. Dari gerakan yang cair menjadi kristal, dari gagasan yang liar menjadi terwadahi, dari gerakan yang tanpa bentuk menjadi terlembagakan, itulah kemunculan awal Fahmina yang pertama kali berkantor di Jln. Pangeran Drajat 15 Kota Cirebon. Meski begitu, secara kelembagaan, fahmina didirikan sebagai institusi yang independen, tidak menjadi cabang dair lembaga atau kekuatan lain, non-pemerintah, tidak partisan, dan terbuka keanggotaan komunitas yang lintas etnis, gender, golongan dan agama.
Atas dasar ini, beberapa pendiri dan pengampu forum-forum itu kemudian mendirikan lembaga Fahmina sebagai kristalisasi dari gagasan dan gerakan kawula santri sebelumnya. Dari gerakan yang cair menjadi kristal, dari gagasan yang liar menjadi terwadahi, dari gerakan yang tanpa bentuk menjadi terlembagakan, itulah kemunculan awal Fahmina yang pertama kali berkantor di Jln. Pangeran Drajat 15 Kota Cirebon. Meski begitu, secara kelembagaan, fahmina didirikan sebagai institusi yang independen, tidak menjadi cabang dair lembaga atau kekuatan lain, non-pemerintah, tidak partisan, dan terbuka keanggotaan komunitas yang lintas etnis, gender, golongan dan agama.
== Mewadahi Santri Pasca Pesantren ==
== Mewadahi Santri Pasca Pesantren ==
Pada awalnya, Fahmina dimaksudkan untuk mewadahi para santri pasca pesantren, baik laki-laki maupun perempuan, yang masih memiliki semangat akademik dan gairah keilmuan di wilayah Cirebon. Fahmina melibatkan mereka dalam kajian kitab kuning secara kontekstual dan mendalam di kantor Fahmina, yakni dengan cara mengetahui latar belakang sosial, politik dan ekonomi siapa pengarang, dan kapan, di mana kitab kuning itu muncul dan ditulis. Beberapa kitab yang pernah dikaji dengan pendekatan kontekstual dan mendalam adalah kitab ''Matan at-Taqrib'' karangan Imam Abu Syuja’ (434-448 H./1042-1091 M), kitab ''al-Muhadzdzab'' karangan Imam Abu Ishaq as-Syairazi (393-476 H./1003-1083 M), kitab ''al-Ahkam al-Sulthaniyyah'' karya Imam al-Mawardi, Kitab ''al-Ahkam al-Sulthaniyyah'' Abi Ya’la, kitab ''al-Munqidz min adl-Dlalal'' karangan Imam al-Ghazali (w. 555 H./1111 M.), kitab ''Bidayah al-Mujtahid'' karya Ibnu Rusyd, kitab Syarah ‘Uqud al-Lujjayn karangan Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1314 H./1897 M.), dll.
Pada awalnya, Fahmina dimaksudkan untuk mewadahi para santri pasca pesantren, baik laki-laki maupun perempuan, yang masih memiliki semangat akademik dan gairah keilmuan di wilayah Cirebon. Fahmina melibatkan mereka dalam kajian kitab kuning secara kontekstual dan mendalam di kantor Fahmina, yakni dengan cara mengetahui latar belakang sosial, politik dan ekonomi siapa pengarang, dan kapan, di mana kitab kuning itu muncul dan ditulis. Beberapa kitab yang pernah dikaji dengan pendekatan kontekstual dan mendalam adalah kitab ''Matan at-Taqrib'' karangan Imam Abu Syuja’ (434-448 H./1042-1091 M), kitab ''al-Muhadzdzab'' karangan Imam Abu Ishaq as-Syairazi (393-476 H./1003-1083 M), kitab ''al-Ahkam al-Sulthaniyyah'' karya Imam al-Mawardi, Kitab ''al-Ahkam al-Sulthaniyyah'' Abi Ya’la, kitab ''al-Munqidz min adl-Dlalal'' karangan Imam al-Ghazali (w. 555 H./1111 M.), kitab ''Bidayah al-Mujtahid'' karya Ibnu Rusyd, kitab Syarah ‘Uqud al-Lujjayn karangan Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1314 H./1897 M.), dll.
Baris 59: Baris 52:


Tradisi ''halaqah'' juga menjadi marak dalam acara ritual keorganisasian, terutama organisasi NU sebagai lembaga utama bagi kalangan pesantren. Di acara seperti musyawarah cabang, musyawarah ulama, dan peringatan harlah, Fahmina mendorong acara itu dijadikan sebagai momentum kajian tradisi dan kepedulian sosial. Di awal tahun 2008 misalnya, kekuatan para santri pasca pesantren yang terhimpun dalam Fahmina, Lakpesdam, pesantren Khatulistiwa, dan beberapa individu pesantren yang lain mengisi peringatan Harlah NU yang ke-82 dengan kegiatan-kegiatan, seperti: pengajian kitab, bedah buku, pelatihan kader NU, konferensi kaum muda NU untuk gerakan sosial, safari ulama untuk penguatan Khittah NU, dan acara ritual seperti lomba ''marhabanan, qira’at al-kutub,'' dan tahlilan akbar. Semua dilakukakn Fahmina dengan gerakan dan partisipasi kekuatan masyarakat, tanpa ketergantungan dengan lembaga politik, pejabat pemerintah, dan lembaga donor.
Tradisi ''halaqah'' juga menjadi marak dalam acara ritual keorganisasian, terutama organisasi NU sebagai lembaga utama bagi kalangan pesantren. Di acara seperti musyawarah cabang, musyawarah ulama, dan peringatan harlah, Fahmina mendorong acara itu dijadikan sebagai momentum kajian tradisi dan kepedulian sosial. Di awal tahun 2008 misalnya, kekuatan para santri pasca pesantren yang terhimpun dalam Fahmina, Lakpesdam, pesantren Khatulistiwa, dan beberapa individu pesantren yang lain mengisi peringatan Harlah NU yang ke-82 dengan kegiatan-kegiatan, seperti: pengajian kitab, bedah buku, pelatihan kader NU, konferensi kaum muda NU untuk gerakan sosial, safari ulama untuk penguatan Khittah NU, dan acara ritual seperti lomba ''marhabanan, qira’at al-kutub,'' dan tahlilan akbar. Semua dilakukakn Fahmina dengan gerakan dan partisipasi kekuatan masyarakat, tanpa ketergantungan dengan lembaga politik, pejabat pemerintah, dan lembaga donor.
== Tiga Perspektif Fahmina ==
== Tiga Perspektif Fahmina ==
Tahun 2003 Fahmina mengalami dinamika yang variatif, baik internal maupun eksternal<ref>Hasil notulensi rencan strategi (Renstra) Fahmina-institute Cirebon, digelar di Hotel Tryas pada Senin, 4 Januari 2010</ref>. Dari sisi visi dan misi Fahmina tetap berkomitmen dengan apa yang digagas sejak awal, tetapi sejak 2003 isu besar Fahmina mengenai kesetaraan dan keadilan gender dibidik melalui tiga ranah, yaitu: Islam dan demokrasi (Isdem), Islam dan Gender (Isgen), serta Islam dan otonomi komunitas (Iskom). Tiga ranah tersebut semuanya didekati dari sudut Islam. Selain itu, basis keilmuan pesantren menjadi perspektif yang tidak terpisahkan dari Fahmina. Hal ini tercermin dalam program-program Fahmina.
Tahun 2003 Fahmina mengalami dinamika yang variatif, baik internal maupun eksternal<ref>Hasil notulensi rencan strategi (Renstra) Fahmina-institute Cirebon, digelar di Hotel Tryas pada Senin, 4 Januari 2010</ref>. Dari sisi visi dan misi Fahmina tetap berkomitmen dengan apa yang digagas sejak awal, tetapi sejak 2003 isu besar Fahmina mengenai kesetaraan dan keadilan gender dibidik melalui tiga ranah, yaitu: Islam dan demokrasi (Isdem), Islam dan Gender (Isgen), serta Islam dan otonomi komunitas (Iskom). Tiga ranah tersebut semuanya didekati dari sudut Islam. Selain itu, basis keilmuan pesantren menjadi perspektif yang tidak terpisahkan dari Fahmina. Hal ini tercermin dalam program-program Fahmina.
Baris 83: Baris 74:


Sejak tahun 1998 juga, Fahmina memiliki SMK BBC (Buana Bahari Cirebon), dengan konsentrasi pada pelayaran niaga. SMK ini bukan bentukan langsung Fahmina, tetapi penyerahan dari Yayasan Buana Bahari yang sebelumnya mengelola SMK ini. SMK ini dikelola Fahmina oleh karena mempertimbangkan potensi kelautan Indonesia yang belum tergarap dengan baik, dan kaderisasi dini para pelajar tingkat menengah agar sejak dini memiliki kesadaran gender yang baik.
Sejak tahun 1998 juga, Fahmina memiliki SMK BBC (Buana Bahari Cirebon), dengan konsentrasi pada pelayaran niaga. SMK ini bukan bentukan langsung Fahmina, tetapi penyerahan dari Yayasan Buana Bahari yang sebelumnya mengelola SMK ini. SMK ini dikelola Fahmina oleh karena mempertimbangkan potensi kelautan Indonesia yang belum tergarap dengan baik, dan kaderisasi dini para pelajar tingkat menengah agar sejak dini memiliki kesadaran gender yang baik.
== Memperkuat Otonomi Komunitas ==
== Memperkuat Otonomi Komunitas ==
Dalam pandangan Fahmina, setiap komunitas harus memiliki kekuatan yang otonom agar mampu melakukan negosiasi untuk memperoleh keadilan hak-hak mereka. Otonomi dipahami Fahmina sebagai kekuatan yang memungkinkan mereka mengenali dan memahami persoalan yang dihadapi, menemukan cara untuk melepaskan diri dari persoalan itu, dan memperkuat kemampuan berorganisasi secara baik untuk kepentingan seluruh anggota komunitas. Dengan kekuatan negosiasi yang dimiliki komunitas, diharapkan program-program pembangunan benar-enar untuk rakyat. Ini perlu dilakukan, karena pada proses mewujudkan keadilan dalam tatanan kehidupan sehari-hari, seringkali kelompok yang dominan memperoleh hak-haknya terlebih dahulu dibanding mereka yang dipinggirkan.
Dalam pandangan Fahmina, setiap komunitas harus memiliki kekuatan yang otonom agar mampu melakukan negosiasi untuk memperoleh keadilan hak-hak mereka. Otonomi dipahami Fahmina sebagai kekuatan yang memungkinkan mereka mengenali dan memahami persoalan yang dihadapi, menemukan cara untuk melepaskan diri dari persoalan itu, dan memperkuat kemampuan berorganisasi secara baik untuk kepentingan seluruh anggota komunitas. Dengan kekuatan negosiasi yang dimiliki komunitas, diharapkan program-program pembangunan benar-enar untuk rakyat. Ini perlu dilakukan, karena pada proses mewujudkan keadilan dalam tatanan kehidupan sehari-hari, seringkali kelompok yang dominan memperoleh hak-haknya terlebih dahulu dibanding mereka yang dipinggirkan.
Baris 115: Baris 104:


Fahmina hadir di tengah keadaan demokrasi Indonesia yang masih prosedural, dan partisipasi publik masih sebatas memilih wakil rakyat, bupati/walikota, gubernur, dan presiden saja. Pada saat yang sama, bangsa ini diserahkan sepenuhnya kepada mereka. Yang nyata, publik Indonesia masih belum melihat kerja-kerja anggota dewan secara nyata untuk memastikan kebijakan pemerintah berjalan sesuai dengan rencana, anggaran, mekanisme, dan tujuan kerakyatan. Masa reses setiap tahun masih digunakan hanya sebagai ritual pertemuan dengan rakyat, tanpa agenda yang jelas dalam mengontrol eksekutif. Terkadang beberapa anggota dewan justru memanfaatkan masa reses untuk jalan-jalan, dengan bahasa keren studi banding. Pada konteks ini, partisipasi langsung dari rakyat, sebagai syarat mewujudkan pemerintahan yang baik, menjadi niscaya. Peningkatan partisipasi publik, setidaknya akan memperkuat keberdayaan mereka dalam menangani persoalan-persoalan sosial yang mereka hadapi, seperti persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Fahmina, di tengah-tengah itu, berusaha terlibat dan ikut membangun partisipasi publik.
Fahmina hadir di tengah keadaan demokrasi Indonesia yang masih prosedural, dan partisipasi publik masih sebatas memilih wakil rakyat, bupati/walikota, gubernur, dan presiden saja. Pada saat yang sama, bangsa ini diserahkan sepenuhnya kepada mereka. Yang nyata, publik Indonesia masih belum melihat kerja-kerja anggota dewan secara nyata untuk memastikan kebijakan pemerintah berjalan sesuai dengan rencana, anggaran, mekanisme, dan tujuan kerakyatan. Masa reses setiap tahun masih digunakan hanya sebagai ritual pertemuan dengan rakyat, tanpa agenda yang jelas dalam mengontrol eksekutif. Terkadang beberapa anggota dewan justru memanfaatkan masa reses untuk jalan-jalan, dengan bahasa keren studi banding. Pada konteks ini, partisipasi langsung dari rakyat, sebagai syarat mewujudkan pemerintahan yang baik, menjadi niscaya. Peningkatan partisipasi publik, setidaknya akan memperkuat keberdayaan mereka dalam menangani persoalan-persoalan sosial yang mereka hadapi, seperti persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Fahmina, di tengah-tengah itu, berusaha terlibat dan ikut membangun partisipasi publik.
== Mendakwahkan Pluralisme ==
== Mendakwahkan Pluralisme ==
Pluralisme dalam pandangan Fahmina bukanlah ''wihdatul wujud'', bukan pula menyamakan semua agama. Kata ''“plural”'' sendiri berarti beragam. Pluralisme adalah penerimaan terhadap perbedaan sebagai basis dialog peradaban dan pembangunan. Sejak pertama didirikan, para pegiat Fahmina telah melakukan upaya penyadaran perspektif pluralisme agama ke masyarakat luas, terutama pada komunitas pesantren atau komunitas yang basisnya adalah tradisi keagamaan klasik. Pluralisme, pada tingkat paling awal, diartikan sebagai kesediaan untuk bertemu, bertatap muka, dan berdialog antarberbagai pemeluk agama yang ada di wilayah Cirebon.
Pluralisme dalam pandangan Fahmina bukanlah ''wihdatul wujud'', bukan pula menyamakan semua agama. Kata ''“plural”'' sendiri berarti beragam. Pluralisme adalah penerimaan terhadap perbedaan sebagai basis dialog peradaban dan pembangunan. Sejak pertama didirikan, para pegiat Fahmina telah melakukan upaya penyadaran perspektif pluralisme agama ke masyarakat luas, terutama pada komunitas pesantren atau komunitas yang basisnya adalah tradisi keagamaan klasik. Pluralisme, pada tingkat paling awal, diartikan sebagai kesediaan untuk bertemu, bertatap muka, dan berdialog antarberbagai pemeluk agama yang ada di wilayah Cirebon.
Baris 145: Baris 132:


Fahmina juga melakukan pekerjaan yang membahas isu-isu dalam komunitas pendukung secara langsung. Fahmina menjalankan program pembangunan berkelanjutan yang akan dibahas secara rinci di bawah. Di samping itu, Fahmina juga mengembangkan komunitas radio melalui program yang membantu masyarakat lokal untuk membangun stasiun Radio Komunitas (Rakom).
Fahmina juga melakukan pekerjaan yang membahas isu-isu dalam komunitas pendukung secara langsung. Fahmina menjalankan program pembangunan berkelanjutan yang akan dibahas secara rinci di bawah. Di samping itu, Fahmina juga mengembangkan komunitas radio melalui program yang membantu masyarakat lokal untuk membangun stasiun Radio Komunitas (Rakom).
== Ideologi dan Peran ==
== Ideologi dan Peran ==
Perjuangan Fahmina didasarkan pada nilai-nilai kesetaraan dan keadilan ''(equality and justice);'' keragaman dan kebersamaan ''(diversity and sense of community);'' kejujuran dan keterbukaan ''(integrity and transparency);'' dan nilai-nilai konsistensi dan kemandirian ''(consistency and self-realiance)''.
Perjuangan Fahmina didasarkan pada nilai-nilai kesetaraan dan keadilan ''(equality and justice);'' keragaman dan kebersamaan ''(diversity and sense of community);'' kejujuran dan keterbukaan ''(integrity and transparency);'' dan nilai-nilai konsistensi dan kemandirian ''(consistency and self-realiance)''.
Baris 165: Baris 150:


Dari sisi struktural, kesetaraan dan keadilan gender akan tercipta apabila hak-hak asasi dan konstitusional perempuan dipenuhi. Pemenuhan ini akan terealisasi apabila ada jaminan hukum atas hak-hak ini. Jaminan hukum akan ada apabila ada kebijakan publik yang berpihak kepada perempuan.
Dari sisi struktural, kesetaraan dan keadilan gender akan tercipta apabila hak-hak asasi dan konstitusional perempuan dipenuhi. Pemenuhan ini akan terealisasi apabila ada jaminan hukum atas hak-hak ini. Jaminan hukum akan ada apabila ada kebijakan publik yang berpihak kepada perempuan.
== Fahmina dan Pemberdayaan Perempuan ==
== Fahmina dan Pemberdayaan Perempuan ==
Fahmina memiliki prinsip bahwa sebuah pekerjaan atau dalam hal ini menjalankan program harus didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat (Fahmina-institute, 2009). Aktivis Fahmina akrab dengan wacana-wacana internasional sekitar perempuan dan Hak Asasi Manusia (HAM), pembangunan, dan isu-isu lainnya. Meski begitu dalam menjalankan programnya. Fahmina fokus pada isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat lokal seperti kesehatan reproduksi (Kespro), perdagangan manusia ''(trafficking)'' dan migrasi aman ''(safe migration),'' partisipasi publik dalam pemerintahan lokal, dan isu diskriminasi atau kekerasan terhadap kelompok-kelompok marjinal dalam masyarakat setempat (Bush 2005)<ref>Hasil penelitian Joanne McMillan tentang Fahmina, ''“Issues and Dynamics in Partnership between Development Donors and Progressive Islamic NGOs in Indonesia”'', 2010.</ref>.
Fahmina memiliki prinsip bahwa sebuah pekerjaan atau dalam hal ini menjalankan program harus didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat (Fahmina-institute, 2009). Aktivis Fahmina akrab dengan wacana-wacana internasional sekitar perempuan dan Hak Asasi Manusia (HAM), pembangunan, dan isu-isu lainnya. Meski begitu dalam menjalankan programnya. Fahmina fokus pada isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat lokal seperti kesehatan reproduksi (Kespro), perdagangan manusia ''(trafficking)'' dan migrasi aman ''(safe migration),'' partisipasi publik dalam pemerintahan lokal, dan isu diskriminasi atau kekerasan terhadap kelompok-kelompok marjinal dalam masyarakat setempat (Bush 2005)<ref>Hasil penelitian Joanne McMillan tentang Fahmina, ''“Issues and Dynamics in Partnership between Development Donors and Progressive Islamic NGOs in Indonesia”'', 2010.</ref>.
=== Memihak Keberdayaan Perempuan ===
=== Memihak Keberdayaan Perempuan ===
Pilihan Fahmina pada awalnya adalah kerja-kerja strategis. Jangkauannya menyangkut pengembangan kultur dan budaya, terutama yang terwujud dalam pemahaman agama agar menjadi landasan bagi penciptaan cita-cita keadilan dan keberpihakan terhadap mereka yang lemah. Perempuan, sekalipun jumlahnya cukup banyak, tetapi sistem sosial yang patriarkhi menjadikan mereka sebagai objek, dilemahkan, dan rentan terhadap segala bentuk kekerasan. Meski begitu, disadari bahwa kedekatan Fahmina secara fisik dengan komunitas, menyulitkan Fahmina untuk membuat pilihan ini secara tegas sebagaimana yang terjadi di kota-kota besar.
Pilihan Fahmina pada awalnya adalah kerja-kerja strategis. Jangkauannya menyangkut pengembangan kultur dan budaya, terutama yang terwujud dalam pemahaman agama agar menjadi landasan bagi penciptaan cita-cita keadilan dan keberpihakan terhadap mereka yang lemah. Perempuan, sekalipun jumlahnya cukup banyak, tetapi sistem sosial yang patriarkhi menjadikan mereka sebagai objek, dilemahkan, dan rentan terhadap segala bentuk kekerasan. Meski begitu, disadari bahwa kedekatan Fahmina secara fisik dengan komunitas, menyulitkan Fahmina untuk membuat pilihan ini secara tegas sebagaimana yang terjadi di kota-kota besar.
Baris 220: Baris 201:


Secara umum, proram Fahmina lebih dari sekadar isu perempuan, tetapi juga isu Hak Asasi Manusia (HAM), pluralisme, demokrasi, dan otonomi komunitas. Yang khas dan unik dari Fahmina adalah semua isu-isu didekati dan dibaca dari perspektif Islam dan kesetaraan-keadilan gender.
Secara umum, proram Fahmina lebih dari sekadar isu perempuan, tetapi juga isu Hak Asasi Manusia (HAM), pluralisme, demokrasi, dan otonomi komunitas. Yang khas dan unik dari Fahmina adalah semua isu-isu didekati dan dibaca dari perspektif Islam dan kesetaraan-keadilan gender.
== Capaian, Strategi, dan Jaringan ==
== Capaian, Strategi, dan Jaringan ==


Baris 262: Baris 241:


Media juga digunakan secara intens oleh Fahmina dalam berbagai gerakannya, yaitu media elektronik (website www.fahmina.or.id, facebook, milist dan lain-lain), media cetak (Majalah Blakasuta, Majalah Tanasul, Warkah al-Basyar, Jurnal Fikih Rakyat, Buku, Tabloid, Poster, Kalender, Leaflet, dan lain-lain), media audio (kaset, talkshow radio, dan lain-lain), media seni budaya (pertunjukan Kanjeng Sunan, dan lain-lain).
Media juga digunakan secara intens oleh Fahmina dalam berbagai gerakannya, yaitu media elektronik (website www.fahmina.or.id, facebook, milist dan lain-lain), media cetak (Majalah Blakasuta, Majalah Tanasul, Warkah al-Basyar, Jurnal Fikih Rakyat, Buku, Tabloid, Poster, Kalender, Leaflet, dan lain-lain), media audio (kaset, talkshow radio, dan lain-lain), media seni budaya (pertunjukan Kanjeng Sunan, dan lain-lain).
=== Jaringan ===
=== Jaringan ===
Dengan berbagai kerja, upaya, komitmen, dan terus menerus untuk bisa hadir di tengah-tengah masyarakat, Fahmina merasa penting membangun dan menggandeng banyak jaringan. Jaringan-jaringan ini ada yang jangkauannya nasional, lokal, internasional dan juga ada yang berasal dari perguruan tinggi. Semua adalah mitra kerja Fahmina yang jumlahnya sudah cukup banyak, sebagaimana dalam daftar jaringan berikut:
Dengan berbagai kerja, upaya, komitmen, dan terus menerus untuk bisa hadir di tengah-tengah masyarakat, Fahmina merasa penting membangun dan menggandeng banyak jaringan. Jaringan-jaringan ini ada yang jangkauannya nasional, lokal, internasional dan juga ada yang berasal dari perguruan tinggi. Semua adalah mitra kerja Fahmina yang jumlahnya sudah cukup banyak, sebagaimana dalam daftar jaringan berikut:
Baris 330: Baris 307:
# LAPAR, Makasar
# LAPAR, Makasar
# LK3, Banjarmasin
# LK3, Banjarmasin
==== Lembaga-lembaga Jaringan Fahmina Lokal ====
==== Lembaga-lembaga Jaringan Fahmina Lokal ====


Baris 397: Baris 372:
# Pesantren Cadangpinggan, Indramayu
# Pesantren Cadangpinggan, Indramayu
# Pesanten As-Sakinah, Indramayu
# Pesanten As-Sakinah, Indramayu
==== Lembaga-lembaga Jaringan Fahmina Perguruan Tinggi ====
==== Lembaga-lembaga Jaringan Fahmina Perguruan Tinggi ====


Baris 419: Baris 392:
# Akper Muhammadiyah Cirebon
# Akper Muhammadiyah Cirebon
# IAIN Ar-Raniry Aceh
# IAIN Ar-Raniry Aceh
==== Lembaga-lembaga Jaringan Fahmina Internasional ====
==== Lembaga-lembaga Jaringan Fahmina Internasional ====
# The Asia Foundation
# The Asia Foundation

Menu navigasi