Transformasi Pemikiran Nyai Masriyah Amva: Upaya Membangun Otoritas Agama Ulama Perempuan
Penulis: Nana Cahana
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan mengeksplorasi transformasi pemikiran Nyai Masriyah Amva yang terlahir dan hidup dalam dunia patriarki dan pendidikan Islam yang konservatif. Walaupun Nyai Masriyah Amva memiliki kebijakan dan pengetahuan yang dalam tentang Agama Islam namun tidak memegang peranan penting dalam kekuasaan agama yang memungkinkan pendapatnya diikuti masyarakat luas.
Posisinya sebagai istri pimpinan pondok lebih banyak mendampingi suami dan mengurus santri di dalam pondok. Masyarakat sekitar tidak mengenal beliau. Sehingga sepeninggal suaminya, Kyai Muhammad, pesantren lambat laun santrinya berkurang (boyong) hampir setengah dari jumlah keseluruhan. Keadaan ini membuatnya terpuruk. Dalam keadaan terpuruk, beliau hanya berdoa dan menggantungkan diri kepada Allah SWT. Kesalehannya ini menjelma menjadi semangat merubah diri, pesantren yang dibangun bersama sang suami dan juga perspektif masyarakat tentang ulama perempuan yang bisa mandiri, memimpin pesantren dan bisa menjadi rujukan permasalahan agama bagi masyarakat.
Kesadaran feminismenya telah menguatkan pribadinya untuk membangun otoritas sebagai ulama perempuan dalam menyuarakan pendapatnya agar didengar seperti halnya kaum laki-laki yang ulama. Kesalehan, keteguhan dan kreativitasnya menjadi spirit pengembangan Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy dalam kepemimpinannya. Karya-karyanya menunjukkan kesadaran feminisme yang berakar pada refleksi dan pengalaman pribadinya sebagai perempuan dan ulama yang berdaya, mandiri dan toleran serta menerima keragaman. Upaya membangun otoritas keagamaan ulama perempuan memperkuat bangunan moderasi Islam di Indonesia yang dihadapkan pada pemikiran konservatif dan kaku.
Kata Kunci: Transformasi Pemikiran, Otoritas Agama, Nyai Masriyah Amva