Putriana

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Putriana
LogKupipedia (1).png
Tempat, Tgl. LahirAmbawang, 10 Desember 1993
Aktivitas Utama
  • . . .
  • . . .
Karya Utama
  • . . .
  • . . .

Putriana lahir di Sui. Ambawang, 10 Desember 1993, tepatnya di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Kubu raya merupakan pemekaran dari Pontianak.

Putriana sebagai aktifis PMII yang memiliki cita-cita menjadi penulis yang bukunya menjadi best seller,  pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum PB Kopri tahun 2017. Dia sebagai pendiri dan Ketua Pengurus Wilayah Rumah Perempuan & Anak (PW RPA) Kalimantan Barat tahun 2021-sekarang, menjadi Ketua Korps PMII Putri (KOPRI) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pontianak tahun 2015-2016, sebagai Sekretaris Korps PMII Putri (KOPRI) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Barat tahun 2016-2018, sebagai Sekretaris III Pengurus Wilayah Fatayat NU Kalimantan Barat tahun 2019-sekarang, sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan IKA PMII Kalbar tahun 2019-sekarang, sebagai Sekretaris Umum Dewan Pengurus Cabang Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPC IWAPI) Kubu Raya tahun 2021-sekarang.

Adapun pengalaman kerjanya : menjadi Guru Honorer Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia MTS Babussalam Sungai Ambawang, Kubu Raya pada tahun 2015-2016, Guru Honorer Bahasa Arab SMP - Islam Al-Baariq Sungai Ambawang, Kubu Raya pada tahun 2015-2016, Guru Honorer Bahasa Arab Pondok Pesantren Walisongo Pontianak tahun 2015-2016, Pekerja Sosial (SDM PKH Kementerian Sosial) tahun 2016-sekarang, Dosen Luar Biasa Sekolah Tinggi Bahasa Harapan Bersama tahun 2020-sekarang, Dosen Luar Biasa IAIN Pontianak tahun 2021-sekarang.

Putriana baru terlibat di KUPI  2, dia mendapatkan info dari simpul RAHIMA Kalimantan Barat. Merasa sangat insecure dengan KUPI, karena bertemu dengan orang-orang hebat, bahkan dia ingin membelah diri karena materi di kelas paralel KUPI sangat bagus. Sehingga dia ingin menyuarakan hasil musyawarah keagamaan KUPI 2 di berbagai forum dan melanjutkan kerja-kerja kesetaraan dan keadilan bagi perempuan dan laki-laki.

Riwayat Hidup

Putriana lahir dari ibu yang memiliki suku madura dan bapak suku jawa, Tinggal di desa Jawa Tengah, yang mayoritas penduduknya orang Jawa, tapi dia tinggal di lingkungan madura di desanya.

Masa kecilnya dihabiskan di desanya, di pagi hari dia sekolah SD, dan di malam harinya sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) tepatnya di MIS Babussalam (Lulus Tahun 2005), hal yang paling dikenang adalah ketika kelas 2 MI dia mendapatkan peringkat atau rangking 1 di kelasnya, tapi orang tuanya tidak percaya dengan hal itu, akhirnya Putriana bisa meyakinkan orang tuanya bahwa dia rangkang 1 di kelas 2. Kemudian dia melanjutkan ke MTs. Babussalam (Lulus Tahun 2008), kemudian menjadi santri di MAS Walisongo Pontianak (Lulus Tahun 2011), melanjutkan S1 di IAIN Pontianak jurusan Pendidikan Agama Islam (2011-2015), dan melanjutkan S2nya konsentrasi Pendidikan Agama Islam di IAIN Pontianak (2017-2019).

Sebagai aktifis perempuan dia mendapatkan stigma dari masyarakat karena sampe saat ini belum menikah, orang madura memandang bahwa perempuan itu harus segera menikah. Walaupun dilabelin perawan tua, namun Putriana tidak peduli, karena dia masih ingin melanjutkan karirnya. Hal ini bisa menjadi penghambat, namun Putriana tidak mempedulikan hal itu.

Tokoh dan Keulamaan Perempuan

Putriana yang memiliki prinsip hidup “Sederhana dalam berpenampilan, kaya dalam berkarya” mulai mengenali konsep Gender pada tahun 2011 ketika ikut kaderisasi di PMII yaitu masa penerimaan anggota baru (MAPABA) di Kalimantan Barat. Ada materi studi gender di kegiatan tersebut. Sehingga Putriana ingin fokus di isu gender paska mengikuti MAPABA. Sebagai pemuda yang menjadi penulis dia sangat produktif menulis, tesisnya tentang Qosim Amin tokoh feminis juga sudah dibedah oleh Bapak Kyai Marzuki Wahid.

Putriana suka membaca buku-buku feminisme, dan mengikuti medsos mubadalah, dan lainnya. Dia banyak membaca buku-buku Hassan Hanafi, Gusdur, Fatimah Mernissi, Asmah Barlas dan Aminah Wadud, sehingga dia banyak mengenal permasalahan perempuan yang memiliki perspektif perempuan.

Selain itu Putriana juga suka membaca buku-buku karya KH. Husein Muhammad, KH. Faqihuddin Abdul Qodir, dan ibu Nur Rofi’ah. Hal itu sangat mempengaruhi pola pikirnya.

Mengenal KUPI dari media sosial, dengan membaca karya feminis muslim indonesia sehingga dia tahu informasi KUPI 2 dari media sosial. Dia mengenal KUPI dari temannya di Kalimantan Barat, dia berpikir bahwa KUPI itu hanya untuk ulama’-ulama’ atau ibu nyai yang memiliki pesantren, tapi ternyata tidak. Kupi itu terbuka bagi siapapun khususnya para aktifis yang mendampingi komunitas dan melakukan perubahan di komunitasnya.

Menjadi ketua rumah perempuan dan anak adalah pilihannya, dia banyak menemukan kekerasan berbasis gender online di daerahnya, sehingga dia melakukan advokasi dan pendampingankepada korban, dengan mendatangkan psikolog.

Rumah Perempuan dan Anak dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus kekerasan seksual,RPA merupakan Non Government Organisition, baru berumur 1 tahun sudah melakukan pemberdayaan perempuan ke desa dan sosialisasi, selain itu juga mendampingi mahasiswi yang menjadi korban kekerasan berbasis gender online atau kekerasan seksual.

RPA begitu banyak mendapatkan dukungan, dia membangun jejaring koalisi pemuda kalbar, disitu ada RPA, rumah diskusi, sehingga bisa membangun kekuatan dan menggaungkan penghapusan kekerasan dan ketidakadilan kepada perempuan, hal ini mempermudah koordinasi ketika terdapat kasus.

Peluang kerja keulamaan adalah media sosial, melalui medsos bisa mengedukasi masyarakat, banyaknya NGO yang fokus di isu-isu permpuan.

Dia menjadikan kolaborasi dan berjejaring dengan lembaga lainnya sebagai strategi di gerakannya.

Dia merasa berdaya ketika dia bekerja dan membangun usaha, sehingga bisa meningkatkan finansialnya, yang dapat menopang kehidupannya dan bisa bergain position dengan lainnya, dan merasa sangat setara dengan laki-laki. Dia merasa tidak berdaya ketika dianggap lebih rendah dari laki-laki, ketika pulang malam dilabeli menjadi perempuan yang tidak baik, padahal Putriana sering berkegiatan di malam hari.

Di akhir dia memberikan kata-kata penting “Kehadiran perempuan sangat dipentingkan dalam hingar bingar peradaban. Sebab kemajuan manusia dari dulu hingga kinidigapai dengan energi maskulinitas yang penuh dengan kekerasan, kecongkakan, penjajahan dan sebagainya. Maka eksistensi perempuan adalah untuk menghadirkan kasih sayang, rahmat dan kelembutan, untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan”.

Penghargaan/Prestasi

Penghargaan yang diperoleh oleh ibu Putriana antara lain :

2010 Santri Teladan dan Terbaik Putri Pondok Pesantren Walisongo Pontianak
2011 Peserta Teladan dalam Pelatihan Kader Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia se-Kalimantan Barat di Gedung NU Kalbar
2012 Juara I Lomba Ta’bir Al-Qisshah (Cerita Berbahasa Arab) dalam acara Pekan Unjuk Kompetensi Bahasa Mahasiswa STAIN Pontianak yang diselenggarakan di Kampus STAIN Pontianak
2012 Juara II Lomba Khitabah (Pidato Bahasa Arab) dalam acara Pekan Unjuk Kompetensi Bahasa Mahasiswa STAIN Pontianak yang diselenggarakan di Kampus STAIN Pontianak
2018 Pemuda milenial terpilih mewakili Kalbar dalam acara INDONESIA MILLENNIAL MOVEMENT 2018 yang diselenggarakan oleh MAARIF Institute di Jakarta dan semua peserta terpilih diundang ke Istana Negara

Karya-Karya

Karya-karya yang dimiliki dalam bentuk buku sebagai berikut :

  1. Antara PMII, KOPRI, NU & NKRI, penerbit CV M-Brother pada tahun 2017.
  2. Membincang Eksistensi Perempuan, penerbit Enggang Media pada tahun 2020
  3. Perempuan di Tanah Para Raja: Titik Temu antara Qasim Amin dan Pendidikan Islam, penerbit IAIN Pontianak Press. Tahun 2020.  

Daftar Bacaan

  1. https://tribunpontianakwiki.tribunnews.com/2021/03/26/profil-putriana-aktivis-perempuan-dan-penulis-buku-asal-kubu-raya-kalimantan-barat?page=all
  2. https://www.kalbarnews.co.id/2022/06/putriana-keterlibatan-perempuan-sangat.html


Penulis : Raudlatun
Editor :
Reviewer :