Shalawat Musawah: Perbedaan revisi

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
1.624 bita ditambahkan ,  21 Januari 2022 02.36
tidak ada ringkasan suntingan
Baris 59: Baris 59:
Bait pertama dari Shalawat ini adalah kalimat yang sangat terkenal yang sering dipakai umat Islam Indonesia di berbagai pertemuan, acara keagamaan, atau bacaan sebelum dan setelah shalat. Sementara baik kedua sampai keempat digubah pertama kali oleh Faqihuddin Abdul Kodir pada saat pelatihan guru-guru Pesantren Nurul Islam Jember yang diasuh KH Muhyiddin Abdussamad pada tahun 2001 yang diselenggarakan [[Rahima]]. Biasanya, pelatihan-pelatihan yang diadakan Rahima diselingi dengan beberapa lagu, dan yang favorite adalah lagu "We Shall Overcome" tentang perubahan sosial yang sangat terkenal itu. Namun, para peserta yang semuanya berangkat dari [[tradisi]] pesantren menghendaki ada lagu yang bernuansa Islami dan berbahasa Arab.  
Bait pertama dari Shalawat ini adalah kalimat yang sangat terkenal yang sering dipakai umat Islam Indonesia di berbagai pertemuan, acara keagamaan, atau bacaan sebelum dan setelah shalat. Sementara baik kedua sampai keempat digubah pertama kali oleh Faqihuddin Abdul Kodir pada saat pelatihan guru-guru Pesantren Nurul Islam Jember yang diasuh KH Muhyiddin Abdussamad pada tahun 2001 yang diselenggarakan [[Rahima]]. Biasanya, pelatihan-pelatihan yang diadakan Rahima diselingi dengan beberapa lagu, dan yang favorite adalah lagu "We Shall Overcome" tentang perubahan sosial yang sangat terkenal itu. Namun, para peserta yang semuanya berangkat dari [[tradisi]] pesantren menghendaki ada lagu yang bernuansa Islami dan berbahasa Arab.  


Faqih menuliskan teks Shalawt ini dan menyerahkannya kepada Kyai Muhyiddin dan Kyai Husein untuk mentashhih, dan kemudian disetujui untuk dibacakan pertama di kegiatan pelatihan tersebut. Yang ditunjuk pertama kali untuk menyanyikan Shalawat Musawah pada saat itu adalah Ibu Nyai Hj. Ruqayah Ma'shum.........(berlanjut).   
Faqih menuliskan teks Shalawat ini dan menyerahkannya kepada Kyai Muhyiddin dan Kyai Husein untuk mentashhih, dan kemudian disetujui untuk dibacakan pertama di kegiatan pelatihan tersebut. Yang ditunjuk pertama kali untuk menyanyikan Shalawat Musawah pada saat itu adalah Ibu Nyai Hj. Ruqayah Ma'shum. Pada saat itu, lagu Shalawat ini belum diberi judul yang jelas dan ajeg. Seringkali disebut sebagai "Shalawat Gender" atau "Shalawat Keadilan". Namun, beberapa pihak, terutama PSGA IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengusulkan nama "Shalawat Musawah". Setelah pelatihan di Pesantren Nuris Jember ini, lagu Shalawat Musawah menjadi lagu yang selalu, seperti wajib, untuk dinyanyikan pada pelatihan-pelatihan Rahima dan [[Fahmina]]. Beberapa [[lembaga]], seperti PSGA IAIN Jakarta, menggunakannya untuk acara-acara publik seperti seminar-seminar. Dari sini, beberapa individu, terutama Ibu Nyai Hj. Ruqayah, mempopulerkannya dalam ceramah-ceramah keagamaan. Pesantren Nuris Jember sendiri, bekerja sama dengan berbaga pihak, mengadakan lomba "Shalawat Musawah" ini, kemudian disusul juga oleh lembaga-lembaga lain. 
 
Pada tahun 2003, lagu "Shalawat Musawah" ini, dengan nama "Shalawat Keadilan", diterbitkan satu album penuh, dengan 7 shalawat-shalawat lain yang senafas, oleh Fahmina. Penerbitan album ini, dengan nama "Ibnatul Islam" yang berarti putri Islam, juga sekaligus dilengkapi dengan buku penjelasan berjudul "''[[Shalawat Keadilan: Relasi Laki-laki dan Perempuan dalam Teladan Nabi]]"'' (2003) yang juga ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir. Penerbitan album ini dilakukan dengan menampilkan grup musik Remaja Masjid dari Kabupaten Indramayu bernama "Passkhas Kanjeng Sunan". Pada saat perhelatan [[KUPI]] di Cirebon tahun 2017, lagu shalawat ini menjadi mars resmi, bersama dengan lagu "Shalawat Mubadalah", yang kemudian dianjurkan untuk selalul dikumandangkan pada setiap acara-acara yang diselenggarakan KUPI. 
 
(Berlanjut)  
 




Trusted, Pengurus
77

suntingan

Menu navigasi