Mengurai Keresahan Sesama KPI dan KUPI: Perbedaan revisi

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
Oleh: Eva Nur Arovah
''“Setiap generasi menulis sejarahnya sendiri”''
 
(Anggota Ikatan Khafidzoh Alquran (IHQ) Kabupaten Cirebon, peserta KUPI).
 
“Setiap generasi menulis sejarahnya sendiri”


Demikian pernyataan yang dikenal umum sebagai refleksi atas dinamika sejarah umat manusia. Dan, karena masa lalu bukan hanya milik laki-laki, tapi juga milik perempuan, maka bersama dengan perjalanan perjuangan bangsa ini dan dilandasi semangat yang kuat untuk mengadakan perbaikan, ada banyak usaha yang dilakukan perempuan dalam rangka tercapainya tujuan tersebut.
Demikian pernyataan yang dikenal umum sebagai refleksi atas dinamika sejarah umat manusia. Dan, karena masa lalu bukan hanya milik laki-laki, tapi juga milik perempuan, maka bersama dengan perjalanan perjuangan bangsa ini dan dilandasi semangat yang kuat untuk mengadakan perbaikan, ada banyak usaha yang dilakukan perempuan dalam rangka tercapainya tujuan tersebut.


== Kongres Perempuan Indonesia ==
=== Kongres Perempuan Indonesia ===
Dalam narasi sejarah Indonesia telah banyak ditampilkan perempuan-perempuan yang berkarya di berbagai bidang. Sebut saja misalnya, Dewi Sartika di Priangan (pendidikan perempuan), Tjoet Nja’ Dhien di Aceh (pejuang perempuan), Martha Christina Tiahahu di Maluku (pejuang perempuan), Kartini di Jawa (pendidikan perempuan), Rohana Koedoes di Sumatra Barat (pers), dan beberapa nama lainnya.
Dalam narasi sejarah Indonesia telah banyak ditampilkan perempuan-perempuan yang berkarya di berbagai bidang. Sebut saja misalnya, Dewi Sartika di Priangan (pendidikan perempuan), Tjoet Nja’ Dhien di Aceh (pejuang perempuan), Martha Christina Tiahahu di Maluku (pejuang perempuan), Kartini di Jawa (pendidikan perempuan), Rohana Koedoes di Sumatra Barat (pers), dan beberapa nama lainnya.
   
   
Baris 23: Baris 19:
Kaum perempuan pada masa itu seolah tidak mau ketinggalan untuk terlibat dalam melawan kolonialisme dan adat istiadat yang bertentangan dengn sisi kemanusiaan. Dari sini juga landasan emansipasi yang telah dibangun pada abad sebelumnya menjadi faktor yang memperkuat perjuangan perempuan Indonesia berikutnya menuju kemerdekaan sejati kaum perempuan.
Kaum perempuan pada masa itu seolah tidak mau ketinggalan untuk terlibat dalam melawan kolonialisme dan adat istiadat yang bertentangan dengn sisi kemanusiaan. Dari sini juga landasan emansipasi yang telah dibangun pada abad sebelumnya menjadi faktor yang memperkuat perjuangan perempuan Indonesia berikutnya menuju kemerdekaan sejati kaum perempuan.


== Kongres Ulama Perempuan ==
=== Kongres Ulama Perempuan ===
Dengan pola yang agak sama, pada tanggal 25-27 April 2017, akan diadakan Kongres Ulama Perempuan Indonesia I di Pondok Pesantren Kebon Jambu, Babakan Ciwaringin Cirebon. Keduanya masih berada pada kerangka besar perempuan Indonesia.
Dengan pola yang agak sama, pada tanggal 25-27 April 2017, akan diadakan Kongres [[Ulama Perempuan]] Indonesia I di Pondok Pesantren Kebon Jambu, Babakan Ciwaringin Cirebon. Keduanya masih berada pada kerangka besar perempuan Indonesia.


Menjadi berbeda karena Kongres Ulama Perempuan Indonesia merupakan kongres pertama ulama perempuan Indonesia yang bertujuan menegaskan kembali pentingnya posisi ulama perempuan. Sekaligus menjadi ajang silaturahim dan berbagi pengalaman tentang kerja-kerja pemberdayaan perempuan.
Menjadi berbeda karena [[Kongres Ulama Perempuan]] Indonesia merupakan kongres pertama ulama perempuan Indonesia yang bertujuan menegaskan kembali pentingnya posisi ulama perempuan. Sekaligus menjadi ajang silaturahim dan berbagi pengalaman tentang kerja-kerja pemberdayaan perempuan.


Tidak berhenti sampai di sini, Kongres Ulama Perempuan Indonesia I juga berupaya membangun pengetahuan bersama tentang keulamaan perempuan. Sekaligus merumuskan fatwa dan pandangan keagamaan ulama perempuan Indonesia tentang isu-isu kontemporer dalam perspektif Islam rahmatan lil alamiin.
Tidak berhenti sampai di sini, Kongres [[Ulama Perempuan Indonesia]] I juga berupaya membangun pengetahuan bersama tentang keulamaan perempuan. Sekaligus merumuskan fatwa dan pandangan keagamaan ulama perempuan Indonesia tentang isu-isu kontemporer dalam perspektif Islam rahmatan lil alamiin.


Perbedaan lain bisa dilihat dari jumlah peserta kongres penuh waktu yang mencapai angka lebih dari 500 dan sekitar 200 peserta paruh waktu mewakili ulama perempuan dari seluruh Indonesia, dari berbagai latar belakang organisasi. Beberapa peserta juga merupakan para kyai yang memang selama ini dikenal sebagai aktivis pembela hak-hak perempuan; KH Husein Muhammad dan KH Marzuki Wahid di antaranya.
Perbedaan lain bisa dilihat dari jumlah peserta kongres penuh waktu yang mencapai angka lebih dari 500 dan sekitar 200 peserta paruh waktu mewakili ulama perempuan dari seluruh Indonesia, dari berbagai latar belakang organisasi. Beberapa peserta juga merupakan para kyai yang memang selama ini dikenal sebagai aktivis pembela hak-hak perempuan; KH Husein Muhammad dan KH Marzuki Wahid di antaranya.
Baris 47: Baris 43:


''Saat ini penulis sedang menempuh studi Program Doktor (S3), konsentrasi Ilmu Sejarah-Universitas Padjajaran).''
''Saat ini penulis sedang menempuh studi Program Doktor (S3), konsentrasi Ilmu Sejarah-Universitas Padjajaran).''
'''Penulis: Eva Nur Arovah'''
(Anggota Ikatan Khafidzoh Alquran (IHQ) Kabupaten Cirebon, peserta KUPI).


''(Diterbitkan Radar Cirebon, Rabu 26 April 2017,  http://www.radarcirebon.com/mengurai-keresahan-sesama.html<nowiki/>)''
''(Diterbitkan Radar Cirebon, Rabu 26 April 2017,  http://www.radarcirebon.com/mengurai-keresahan-sesama.html<nowiki/>)''
[[Category:Diskursus]]
[[Category:Diskursus]]

Menu navigasi