Indo Santalia
Dr. Indo Santalia lahir di Sengkang, Sulawesi Selatan pada 14 November 1962. Aktifitas utama Ibu Santalia mengajar pada Pasca Sarjana UIN Alauddin Makasar dan diamanati sebagai Ketua Prodi pada tahun 2019-2023. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Sekretaris Prodi Studi Agama-Agama pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik UIN Alauddin Makassar tahun 2015-2019. Bidang keahliannya Studi Agama dan Pemikiran Islam.
Riwayat Hidup
Ibu Indo Santalia terlahir dari trah ningrat yang dekat dengan pesantren. Ayahnya sangat keras dan tegas dalam memilihkan lembaga pendidikan untuk putra-putrinya. Ibu Santalia, kakak dan tujuh adiknya hanya boleh mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan islam yang memisahkan kelas laki-laki dan perempuan. Pendidikan SD sampai perguruan tinggi (Sarjana Muda) ia enyam di Perguruan Tinggi As’adiyah Sengkang pada tahun 1985. Risalah sarjana mudanya berjudul Benturan Barat dan Islam. Sarjana lengkap ia tamatkan di IAIAN Alauddin Ujung Pandang pada tahun 1988 dengan mengambil jurusan Perbandingan Agama. Judul skripsinya Martir dalam Kristen dan Syahid dalam Islam. Program Magister ia tamatkan di UIN Sunan kalijaga Yogyakarta pada tahun 1997 dengan mengambil jurusan Aqidah Filsafat. Tesisnya berjudul Keimanan Universal di tengah Pluralitas Agama antara Absoluitas dan Relativitas Ajaran. Pada tahun 2008 Ibu Santalia menamatkan program doktoralnya di UIN Sunan Kalijaga pada masa kepemimpinan Prof. Amin Abdullah. Disertasinya berbicara tentang teologi pembebasan dalam perspektif Gustavo Guterres dari Amerika Latin dan Hasan Hanafi dari Mesir.
Setelah menyelsaikan sarjana lengkap (Strata 1) Ibu Santalia menikah dengan kakak kelasnya semasa di Pesantren Sengkan. Dari pernikahannya ia dikarunia dua orang putra dan dua orang putri.
Ibu Santalia adalah sosok yang konsisten dengan kecintaannya pada ilmu. Sebelum menikah ia mengajukan syarat kepada suaminya agar diizinkan untjuk melanjutkan sekolah lagi. Mendiang suami yang dikenangnya sebagai sosok pecinta ilmu sangat mendukung kiprah intelektual yang ingin dicapainya. Saat menempuh program Magister di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ibu Santalia sudah memiliki dua anak. Tantangan yang berat berpisah dari anak dan suami justru menjadi kekuatannya. Ia berkisah saat melanjutkan program magister di IAIN Sunan Kalijaga sang suami berjualan buku sembari membersamai kedua anaknya. Adik Ibu Santalia dari Sengkan turut serta membantu pengasuhan kedua anaknya saat ia menyelesaikan program magister.
Ibu Santalia diundang untuk mengikuti Pengkaderan Ulama Perempuan oleh Rahima pada tahun 2019. Dari Rahima Ibu Santalia terhubung dengan KUPI dan turut aktif mengikuti konferensi dan memberikan masukan pada Kongres Ulama Perempuan ke-Dua pada tahun 2022. Ia menuturkan agar penanganan korban kekerasan seksual pada lembaga pendidikan ditangani secara serius baik dari aspek korban maupun hukum. Ibu Santalia mengapresiasi pelaksanaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia di Jepara sangat kooperatif dalam pemnyediaan sarana dan pra sarana. Beliau juga mengapresiasi para fasilitator dan narasumber yang bergerak dalam bidang sesuai tema diskusi. Ia juga sangat mengapresiasi bagaimana KUPI menggodog materi dan menyasar kasus-kasus di wilayah.
Ibu Santalia juga menuturkan agar para kaderisasi KUPI melakukan gerakan menyebar luaskan hasil Kongres Ulama Perempuan Indonesia hingga ke masyarakat akar rumput. Karena menurutunya masyarakat tidak memahami seutuhnya mengenai kepedihan-kepedihan yang mereka alami. Mayoritas mereka hanya diam menerima takdirnya. Pasca KUPI Ibu Santalia bertekad akan lebih memberi perhatian kepada perempuan-perempaun yang perlu dirangkul melalui organisasi-organisasi tempatnya berkiprah. Secara bersama-sama menggaungkan KUPI dan pikiran-pikiran yang diusung.
Tokoh dan Keulamaan Perempuan
Sejak SD Ibu empat anak tersebut gemar mengikuti lomba membaca puisi, menulis, dan lomba pidato yang diadakan setiap muktamar As’adiyah, Pondok Pesantren yang menempanya. Ia juga gemar membaca novel dan menulis essay. Ketika menjadi mahasiswa di As’adiyah setiap Ramadlan ia mengisi ceramah di musholla pelosok desa yang ditunjuk oleh pesantren selama satu bulan penuh. Pada saat itu belum banyak perempuan yang keluar untuk memberi ceramah. Ayahnya hanya mengizinkannya memberi ceramah ketika ia berangkat ditemani oleh ustazahnya.
Ibu Santalia menuturkan bahwa sejak remaja ia sudah menyadari ketimpangan relasi suami istri yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia merasa gelisah melihat seorang istri tidak memiliki kebebasan berpendapat dan berbicara meski dalam lingkungan keluarganya sendiri. Kegemarannya membaca sejak kecil memberinya wawasan dan keberanian untuk menjadi pribadi yang tegas dalam memperjuangkan cita dan mimpinya. Sang ayah, meskipun sangat protektif dalam menjaga pergaulan putra-putrinya pun mempercayainya untuk melanjutkan kuliah sarjana lengkapnya di IAIAN Alauddin Ujung Pandang.
Meski tradisi pernikahan dini masih kental di lingkungannya, tapi Ibu Santalia tidak terpengaruh dan tetap gigih untuk melanjutkan sekolahnya. Dorongan kuat dalam dirinya untuk menjadi seseorang yang berkiprah dan memberi kebermanfaatan secara luas kepada sesama manusia terdorong dari pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya dari membaca dan motifasi dari ayah ibunya.
Ibu Santalia aktif menjadi pembicara dan narasumber. Ibu Santalia pernah menjadi narasumber Seminar Pendidikan : Pendidikan Karakter Perspektif Agama-Agama (HMJ Prodi Studi Agama-Agama, 2008), Peran Perempuan dalam Perspektif Agama-Agama (Dialog Lintas Agama dalam Rangka Memperingati International Women’s Day, HIMPS SAA UINAM, 2022), Pengabdian Kepada Masyarakat: Gen Z dan Moderasi Beragama (Prodi SAA UINAM, 2022).
Ibu Santalia juga ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial keagamaan dan organisasi kemasyarakatan. Ia tercatat sebagai Pembina Majelis Taklim Al-Huda Kompleks Agraria Makasar (2014-sekarang), Anggota Pengurus Pusat Pondok As’adiyah Sengkang (2012-sekarang), Ketua PW Muslimat NU Sulawei Selatan (2016-2021), Anggota Pengurus Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Selatan, Ketua Komisi PPRK Pimpinan Wilayah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (2021-2026), Ketua lKKNU Provinsi Sulawesi Selatan (2019-2024), Wakil Ketua Korps Muballigh/Muballighat PW DMI Sulawesi Selatan (2019-2024).
Ibu Santalia getol membela perempuan. Dalam ceramah-ceramahnya ia menyampaikan bagaimana kedudukan perempuan dalam islam. “Perempuan dan laki-laki adalah mitra sejajar.” Kalimat tersbut selalu ia gaungkan baik di masyarakat maupun di kampus. Ia juga memulai dengan mencontohkan keseimbangan relasi suami istri dalam lingkup keluarga kecilnya. Ia juga getol melawan dengan santun pada oknum-oknum yang menjadikan terma janda sebagai bahan candaan.
Selama menjabat menjadi Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PPRK) pada MUI Bu santalia bersama kawan-kawan seperjuangannya giat memberikan penyuluhan dan wacana kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang actual, seperti kasus pembuangan orang tua oleh anak dan pembuangan anak oleh orang tua. Ibu Santalia juga bergerak bersama kawan-kawan dari agama lain.
Ibu Santalia menjadi rujukan keluarga besarnya dan orang-orang sekitarnya dalam segala persoalan. Ia pun aktif memberikan ceramah pada majelis-majelis taklim. Kitab yang sering dibacanya adalah kitab-kitab tasawwuf seperti Ihya’ Ulumuddin.
Ibu Santalia memandang bahwa otoritas keulamaan perempuan tidak berbanding lurus dengan otoritas keulamaan laki-laki dalam perspektif masyarakat Sulawesi dan Makasar. Terkadang perkataan perempuan masih tak didengar meski ia berbicara sebagaimana agama mengajarkan. Dalam menyikapi hal ini ia memberi pesan agar senantiasa mengedepankan rasa ikhlas dan tetap terus berjuang untuk memulai kebaikan dari diri sendiri.
Penghargaan
- Satyalancana Karya satya 20 tahun (Presiden RI, 2021)
- Organisasi Profesi
- Ibu Santalia tercatat sebagai Anggota Ikatan Ilmuan Indonesia International (2009-sekarang), Anggota Asosiasi Studi Agama Indonesia (2015-2020), Wakil Ketua Assosiasi Studi Agama Indonesia *2020-2025).
Karya-Karya
Karya Tulis
- Oksidentalisme Hassan Hanafi: Cara Kita Melihat Barat. Jurnal Sulesana, 2010)
- Paradigma Antromorfisme Hassan Hanafi. Jurnal Al-Fikr, 2011.
- Akhlak Tasawwuf. Alauddin Press, 2011.
- Kecerdasan Manusia Kaitannya Dengan Wahyu. Jurnal Ulul Albab, 2012.
- Perilaku Politik Elit Agama dalam Pembinaan masyarakat di Kota Makassar. Jurnal Al-kalam, 2012.
- Ilmu Perbandingan Agama. Alauddin Press, 2012.
- Proses Perkembangan Manusia: Suatu Kajian Studi Islam. Alauddin Press, 2013.
- Kalam dan Filsafat Islam di Tengah Pergumulan Pemikiran Islam di Indonesia: Mengapresiasi Pemikiran Muhammad Amin Abdullah. Proceedings, 2014.
- Wihdatul Adyan: Membedah Konsep Kesatuan Agama Ibnu ‘arabi. Alauddin Press 2014
- The Relation Ship Between Religion and Science Critical Studies on Ian G. Barbour’s Theory. Jurnal JICSA, 2015
- Urgensi dan Hambatan Dialog Agama-Agama dalam Masyarakat Pluralis. Prosiding, Seminar SZerantau Islam Kontemporer Indonesia-Malaysia, 2019.
Makalah
- Manusia dalam Pandangan Pelbagai Ilmu dan Pemikiran. (STAIN Manado, 2021)
- Al-Farabi: Stuidi atas Pemikiran dan Filsafatnya. (STAIN Manado, 2021)
- Potret Pemikiran Nurchoklis Madjid. (STAIN Manado, 2022)
- Hassan Hanafi dan Oksidentalisme. (Kopertais Wil VIII, 2008)
- Eksistensi Akal dan Wahyu bagi Manusia (Kopertais Wil VIII, 2009)
- Muhammad Abduh: Anti Jumud, Rasional, dan Pembaruan Pendidikan (Kopertais Wil VIII, 2009)
- Nalar Islam: Metodologi Filsafat dan kalam Mungkinkah dapat Dikawinkan? (UMI Makassar, 2009)
- Pembebasan dan Reformasi Sosial: Studi Perbandingan Atas Pemikiran Teologi Gustavo Gutierrez dan Hassan Hanafi (Orasi Ilomiah Fak. Ushukuddin dan Filsafat UIN Alauddin Makasar, 2011)
- Kedudukan Perempuan dalam Islam (HMJ Tafsir Hadis Fak. Ushuluddin, 2012)
Penelitian
- Perilaku Politik Elit Agama dalam Pembinaan Perilaku Masyarakat di Kota Makassar (DIPA UIN Alauddin, 2011)
- Perngaruh Taman Penitipan Anak (TPA) “Inang Matutu” Terhadap Perkembangan Jiwa Keagamaan Anak di Kecamatan Rappocini Kota Makassar ( DIPA UIN Alauddin 2013)
- Kesehatan Mental Anak Jalanan Pengguna Alkohol di Kota Makassar (DIPA UIN Alauddin, 2015)
- Prodi Studi Agama-Agama sebagai Pelopor Inklusifitas Beragama: Refleksi Pengalaman Studi Agama-Agama UIN Alauddin Makassar (DIPA UIN Alauddin, 2019)
- Toleransi Antar Umat Beragama dalam Perayaan Lovely Desember di Tana Toraja (DIPA UIN Alauddin, 2021).
Penulis | : | Li’izzah Nur Diana |
Editor | : | |
Reviewer | : |