Festival Mubadalah

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Gairah mubadalah merambah tidak hanya dalam tataran konsep dan gagasan semata, tetapi juga melaju menjadi sebuah gerakan kultural yang mengilhami, tidak hanya dalam sektor pemberdayaan perempuan. Namun secara lebih luas, mubadalah dianggap memberi angin segar dan harapan baru terhadap relasi kesetaraan dan keadilan antara laki-laki perempuan. Tidak hanya menyentuh ranah individu, namun juga keluarga serta sosial. Kehadiran mubadalah dianggap tidak timpang sebelah. Artinya, ia hadir membela perempuan sekaligus juga menguatkan perannya, baik dalam ruang domestik maupun publik. Di sisi lain, laki-laki yang kerap dituduh sebagai pelaku ketidakadilan, dalam mubadalah diberi kesempatan agar lebih memahami peran dan posisinya, untuk bersama-sama dengan perempuan menjadi khalifah fil ard, atau mandataris Tuhan di muka bumi, untuk melakukan seluas-luasnya kemanfaatan bagi sesama manusia serta seluruh makhluk di semesta raya.

Gagasan relasi mubadalah sebagai etika keluarga Muslim di Indonesia dan dunia, juga sepertinya akan terus bergerak memecah kebuntuan relasi pasutri selama ini, akibat masifnya dakwah konservatif dan fundamentalis di satu sisi, yang mendomestikasi perempuan sedemikian rupa, dan liberalisme ekonomi dan sosial yang mendorong dan melepas perempuan dalam kompetisi publik tanpa perlindungan yang memadai, di sisi yang lain. Sehingga gerakan pelatihan dan penguatan akademik mengenai etika mubadalah, tidak hanya terbatas dalam lingkup dalam keluarga, namun juga gerakan dakwah secara umum terkait gagasan mubadalah dalam kehidupan sosial yang lebih luas.

Gerakan dakwah keagamaan tersebut merupakan penyebaran konsep serta gagasan mubadalah secara lisan, yang telah melibatkan banyak orang dalam suatu komunitas. Gerakan ini tersebar baik di dalam negeri, maupun luar negeri. Secara nasional dan global, konsep mubadalah juga terintegrasi dengan Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia sejak tahun 2017, sehingga visi serta misi KUPI menjadi bagian dari materi dakwah yang disampaikan. Seperti Ikrar Kebon Jambu dan Fatwa KUPI, yang juga menjadi rujukan setiap kali dakwah keagamaan mubadalah digelar.

Hal lain yang telah dilakukan mubadalah adalah selama tahun 2020 hingga 2021 ini, Media Mubadalah telah menorehkan catatan luar biasa sepanjang perjalanannya. Capaian jumlah data tulisan, penulis, jumlah konten kreatif dan video naik secara signifikan menjadi indikator tingginya minat netizen untuk mencari referensi terkait tulisan, konten kreatif dan video yang bernafaskan Islam adil gender, dengan perspektif mubadalah atau kesalingan. Sehingga secara kuantitas, Mubadalah.id semakin menunjukkan kemajuan. Meski secara kualitas konten dan isu, mubadalah masih harus lebih banyak berbenah dan meningkatkan kapasitas, baik dari internal redaksi maupun jaringan para penulisnya.

Maka untuk menyatukan seluruh gerakan mubadalah tersebut, diadakan kegiatan tahunan Festival Mubadalah II, sebagai tindak lanjut dari acara serupa yang pernah digelar pada April 2019 di Cirebon. Mengingat kondisi terkini masih pandemi covid-19, sehingga seluruh rangkaian kegiatan Festival Mubadalah diadakan secara online. Adapun tema kali ini adalah “Kita Bahagia Bersama, Bersama Kita Bahagia, Bahagia Bersama Kita.” Rangkaian kegiatan Festival Mubadalah dimulai sejak awal September 2021.

Selama proses pelaksanaan kegiatan Festival Mubadalah 2, banyak hal yang dialami penyelenggara. Antusiasme peserta yang mengikuti lomba TikTok Festival Mubadalah 2, hingga di hari terakhir lomba terdapat 95 peserta, dengan konten yang kreatif dan inovatif berbasis artikel mubadalah.id. secara signifikan lomba tersebut meningkatkan jumlah kunjungan web mubadalah.id, dan menambah jumlah followers dari 0 saat pertama kali dibuat, hingga saat ini sudah 409. Untuk zoom kegiatan Kelas Intensif 7 Nalar Moderat KH Husein Muhammad, Launching Buku Menyelami Telaga Kebahagiaan, dan Puncak Festival Mubadalah 2  bekerjasama dengan CM Management, sedangkan untuk menjangkau audiens lebih luas, kegiatan ini disiarkan langsung oleh fans page Facebook Mubadalah.id dan Youtube Cak Masykur.

Catatan cerita baik terutama dari kegiatan Midang Bareng, terdapat kerja-kerja partisipatif dari seluruh peserta yang hadir, sehingga tim redaksi Mubadalah.id mendapatkan banyak input, respon positif, kritik, saran dan masukan untuk Mubadalah.id agar lebih baik lagi, dalam upaya pembenahan pengelolaan media digital, web serta media sosial. Konten yang tersebar dan terpublikasikan tidak sesederhana bagaimana konsep itu dibuat lalu dibagikan pada khalayak luas, tetapi bagaimana agar konten bisa dipersiapkan dengan menyasar segmentasi khusus sehingga bisa lebih diterima. Yang terpenting juga memperhatikan algoritma google, dan media sosial yang masing-masing memiliki karakter berbeda, sehingga sesuatu hal yang baru ini menjadi pembelajaran tim redaksi Mubadalah.id ke depan, dengan catatan tambahan peningkatan kapasitas bagi masing-masing individu tim.

Sementara tantangannya adalah, persoalan komunikasi baik di internal tim redaksi Mubadalah.id, dan tim CM management soal pembuatan flayer kegiatan dan pelaksanaan di hari H, sehingga di beberapa event sempat mengalami keterlambatan. Meski demikian, seluruh persoalan masih bisa diatasi dengan baik. Sedangkan dengan seluruh pengisi acara Festival Mubadalah 2 bisa dikoordinasikasikan, dan dikomunikasikan dengan baik, meski beberapa kali juga sempat terjadi kesalahpahaman komunikasi, tetapi bisa segera langsung diatasi. [] (ZA)