Eksistensi Ulama Perempuan Indonesia Demi Kemaslahatan Umat dan Bangsa
Info Artikel
Sumber Original | : | Muslimah Wahdah Islamiyah |
Penulis | : | Admin |
Tanggal Terbit | : | 06 Jan 2023 |
Artikel Lengkap | : | Eksistensi Ulama Perempuan Indonesia Demi Kemaslahatan Umat dan Bangsa |
Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Tidak dipungkiri di Indonesia saat ini, keberadaan ormas Islam saat ini selalu memiliki organisasi sayap perempuan khususnya. Ini menandakan bahwa Indonesia telah memberikan ruang yang begitu baik dan kesempatan bagi untuk mengokohkan “ulama perempuan”.
Melansir dari laman Majelis Ulama Indonesia, Wakil Sekjen MUI Bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga, Nyai Badriyah Fayumi, Lc MA mengatakan Indonesia telah secara konkret melakukan reformasi keulamaan perempuan dan itu telah dilakukan Majelis Ulama Indonesia.
Sehingga, ia mengingatkan agar keulamaan perempuan ini harus terus menghidupkan, menguatkan, mengokokohkan dan pasti harus memajukan untuk kemaslahatan umat dan bangsa. “Kehadiran ulama perempuan itu penting dan harus ada dalam rangka mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa karena kalau tidak ada bisa jadi nanti perempuan nya tertinggal dalam proses perumusan kemaslahatan nya,” kata Badriyah dalam dalam Halaqah Mingguan Komisi Infokom MUI “Keulamaan Perempuan untuk Kemaslahatan Umat dan Bangsa di Era Digital”, secara daring, Kamis (29/12/2022).
Lebih lanjut, Badriyah menjelaskan terkait Kongres Ulama Perempuan Indonesia yang kali pertama sejarah peradaban Islam modern dan baru satu-satu nya hal seperti ini belum bisa dilakukan di negara lain karena Indonesia memiliki segala prasyarat untuk itu.
Setidaknya, ada tiga prasyarat yang telah dipenuhi Indonesia. Pertama konsep wasathiyah yang diterapkan ulama laki-laki yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada Kongres ulama perempuan Indonesia. Kedua, keberadaan konstitusi UUD 1945 membuat para ulama juga ikut merumuskannya tidak ada diskriminasi sama sekali di sana laki-laki dan perempuan. Terakhir yang ketiga bahwasanya setiap ormas Islam memiliki organisasi sayap perempuan.
Maka dari itu, Wasekjen ini mengajak berbagai elemen umat untuk menggaungkan kata ulama perempuan menjadi sesuatu yang familiar di medsos bukan menjadi sesuatu yang aneh, ulama perempuan harus sering hadir menyampaikan pandangannya untuk memberikan kemaslahatan.
Selanjutnya, ulama perempuan perlu di bahas dengan perspektif perempuan di media sosial oleh ulama perempuan dan melakukan kaderisasi ulama perempuan muda. Tidak lupa juga, ia mengajak influencer untuk memahami tema dan perspektif keilmuan Islam dan komunitas-komunitas belajar dimana pengasuhnya ulama perempuan yang dihadiri bisa perempuan maupun laki-laku untuk kemaslahatan semuanya.