Aisyah Arsyad
Aisyah Arsyad lahir pada tanggal 2 Maret 1973 di Patta ‘Bakkang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dalam kesehariannya Aisyah Arsyad kerap disapa dengan panggilan Bu Ica. Aisyah mengabdikan diri sebagai seorang akademisi yang juga sering memberikan ceramah keagamaan di lingkungan sekitarnya. Ia dosen tetap prodi ilmu al-Qur’an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin & Filsafat UIN Alauddin-Makassar. Saat ini Aisyah menjabat sebagai Sekretaris Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Pascasarjana UIN Alauddin Makassar (2019-2024) sekaligus Pengurus pada Pusat Studi Gender dan Anak (Divisi Penelitian Gender).
Aisyah telah lama memiliki rasa penasaran terhadap KUPI dan ingin terhubung dalam gerakannya. Hingga akhirnya ia terlibat dalam Simpul Rahima dan rutin mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Rahima mulai tahun 2019. Aisyah berkontribusi dalam Pra-KUPI 2022 dengan memberikan pemikiran dan pengalaman khas perempuan mewakili dari daerahnya sekaligus menjelaskan bagaimana persoalan yang dihadapi oleh perempuan dari wilayahnya. Kontribusi itu memberikan sumbangan pada bangunan metodologi tasawwur di dalam proses musyawarah keagamaan KUPI. Aisyah hadir dan terlibat aktif dalam KUPI 2022 dan pulang dengan membawa ide-ide keagamaan KUPI untuk disebarkan kepada mahasiswa dan lingkungan sekitarnya.
Riwayat Hidup
Aisyah dibesarkan dalam keluarga Nahdlatul Ulama yang memerhatikan ilmu agama dengan kuat. Bagi orangtuanya tidak ada pilihan pendidikan selain pondok pesantren. Selama 8 tahun Aisyah menempa diri di pondok pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan sekaligus mengenyam sekolah formal di sana dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai Madrasah Aliyah (MA). Ketika mengenyam pendidikan di pesantren DDI Mangkoso, Aisyah mulai mengenal keberagaman wilayahnya. Di Sulawesi terdapat 4 etnis, yaitu berupa Bugis, Toraja, Mandar dan Makassar yang memiliki bahasa berbeda-beda. Aisyah yang berasal dari etnis Makassar, saking lamanya hidup di pondok akhirnya bisa berbahasa Bugis dengan baik.
Selepas belajar di pondok pesantren Aisyah melanjutkan studi S1 pada Jurusan Tafsir Hadis di IAIN Alauddin Makassar tahun 1993-1998. Lalu pada tahun 1999, Aisyah diterima sebagai Instruktur Penerjemah Al-Qur’an, kerjasama dari Al-Markaz al-Islami Makassar dengan Masjid Istiqlal Jakarta. Pada tahun 1998-2000 Aisyah mengambil program Diploma 2 di IAIN Alauddin Makassar, dengan jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah. Tingginya minat terhdap ilmu keagamaan Aisyah melanjutkan studi S2 pada Jurusan Fiqh-Ushul Fiqh (Syariah dan Peradaban Islam) di Universitas Amir Abdulkadir Constantine-Aljazair. Aisyah tercatat sebagai salah seorang mahasiswa Indonesia pertama yang dikirim ke Aljazair dan menjadi Ketua Persatuan Pelajar Indonesia, perempuan yang pertama di Aljazair periode 2001-2003. Selanjutnya pada tahun 2011, Aisyah melanjutkan pendidikan S3 dengan Konsentrasi Syariah dan Hukum Islam di UIN Alauddin Makassar atas bantuan beasiswa studi (BS) Kementerian Agama RI.
Atas perhatian dan konsentrasinya terhadap isu perempuan, pada tahun 2012, Aisyah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti short course tentang metodologi penelitian gender dan sosial keagamaan selama 3 bulan di Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. Pada tahun 2014, Aisyah berkesempatan untuk mengikuti English Course and Multicultural Cross di IALF Jakarta sebelum menempuh pendidikan di Australia. Tahun 2015, Aisyah mendapatkan beasiswa penulisan disertasi dalam program Partnership Islamic Education Scholarship (PIES) di The Political and Social Change (PSC) Departement, College of Asia and The Pacific (CAP) Australian National University (ANU) Canberra-Australia dari DFAT Australia. Ketekunan Aisyah dalam belajar ini karena ia berprinsip bahwa kesadaran bahwa rahmatan lil alamin tidak bisa diwakilkan.
Tokoh dan Keulamaan Perempuan
Aisyah mulai gelisah tentang posisi perempuan sejak keci. Ia menyimpan pertanyaan yang ia anggap telah menjadi kesadaran naluri berupa pertanyaan-pertanyaan yang belum menemukan jawaban ketika itu. Lalu ia melanjutkan perjalanan pemikirannya pada dunia akademik dan gerakan sosial yang merupakan bagian dari pengabdian Tri Darma Perguruan Tinggi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Kerja-kerja ulama perempuan yang ditekuni selama ini mulai tahun 2021 ialah memberikan ceramah keagamaan dalam Kajian Al-Qur’an Bulanan, di Mesjid Ikhtiar UNHAS dan dalam Kajian Tafsir Setiap Pekan, di Mesjid Nurul Mukjizat Komp. Kejaksaan sampai saat ini. Aisyah menuturkan dalam proses ceramah ini muncul pengalaman perempuan dari satu tempat ke tempat lain yang beragam dan saling menguatkan. Namun kekurangan dari proses ini bagi Aisyah ialah belum mendokumentasikan pengalaman perempuan yang ditemuinya.
“Selalu kita sedapat mungkin di setiap bagian [inti] materi kita selalu ada itu pasti dengan bahasa-bahasa yang tidak harus mengatakan perjuangan gender ndak ya tetapi dengan memilih bahasa-bahasa yang lebih bisa diterima oleh mereka.”
Keberpihakan Aisyah terhadap kelompok rentan juga menjadi tema dalam penelitiannya. Ia meneliti kelompok masyarakat pemulung sampah dan bertemu sosok-sosok perempuan pemimpin di sana. Aisyah tidak hanya meneliti tapi menyampaikan pengetahuan keagamaan untuk penguatan kapasitas bagi perempuan lain.
Dalam dinamika perjalanan Aisyah yang menjadi hambatan paling berat ialah budaya patriarki di kampung halamannya yang mengakar kuat. Ia kesal terhadap segala perkara yang selalu mendahulukan lelaki akibat paradigma berpikir male sentris. Misalnya saat minum kopi, gelas seorang Bapak akan diberikan alas sedangkan bagi seorang Ibu tidak perlu alas, sekalipun yang membuat kopi adalah Ibu. Persoalan remeh seperti makan juga menjadi perhatian dan titik perjuangan Aisyah dalam mempromosikan keadilan gender di dalam rumah karena dominasi nilai sosial menurut laki-laki yang akan berlaku secara umum baik itu di rumah ataupun di luar rumah. Ia mengenalkan budaya baru bahwa apapun yang kita butuhkan, kita bisa melakukannya sendiri tanpa terpaut norma sopan dan tidak sopan. Aisyah mengajari anak lelaki mencuci piring dan bersepakatn dengan suaminya tentang cara menikmati kopi yang sama antara perempuan dan laki-laki.
- Tantangan: budaya patriarki di lingkungan masyarakat & di lingkungan kampus
- Pengalaman menjadi istri & ibu; Sisi negosiasi kepada suami; suami seorang TNI dan sangat maskulin. “Segimana suami saya misalnya sudah menerima, dan mulai banyak paham dengan teori gender ini tetapi pada saat yang sama juga dia masih di dalam paradigma berpikir dia. Masih ada konstruksi lama yang sangat berpengaruh karena lingkungan kita belum berubah seperti keluarga kita.”
- KUPI dan gagasan progressive: Disertasi menggunakan teori gender opresi-dualistic thinking dan akhirnya membuat selalu ingin kembali pada al-Quran , sedang mengembangkan metode hafalan dan Tafsir al-Quran. (bagaimana ia sampai pada titik bahwa gagasan KUPI bisa ia pergunakan dalam kerja-kerjanya sebagai peneliti dan akademisi)
Prestasi dan Penghargaan
- Pengabdian di Kajian Al-Qur’an Bulanan, di Mesjid Ikhtiar UNHAS (2021-Sekarang)
- Pengabdian di Kajian Tafsir Setiap Pekan, di Mesjid Nurul Mukjizat Komp. Kejaksaan (Juni 2021-Sekarang)
Karya
Beberapa karya ilmiah dalam bentuk buku yang telah dihasilkan antara lain; Kisah Israiliyat dalam Tafsir Ibnu Katsir, dalam Jurnal Al-Afkar https://al-afkar.com/index.php/Afkar_Journal/article/view/228/122 (2022), Keterlibatan Perempuan Dalam Nafkah Keluarga, dalam Jurnal Sipakalebbi PSGA UIN Alauddin Makassar (2022), Buku “Fikih Gender”, diterbitkan Alauddin Press University (2020), Evolusi Problem Sosial Nikah Siri: Rekonseptualisasi Hukum Perkawinan, dalam Jurnal Sipakalebbi PSGA UIN Alauddin Makassar (Vol.4 No.1 2020) http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sipakalebbi (2020), Buku “Memahami & Menghafal Al-Qur’an Hizb1”, diterbitkan Almaida (2018), Buku “Binary Patriarchy in Nikah Siri”, diterbitkan JICSA (2018), Buku “Tafsir Gender”, diterbitkan Alauddin Press University (2014), Buku “Menuntun Anda Memahami & Menghafal Al-Qur’an”, diterbitkan Alauddin Press University (2012) dan Buku “Rekonstruksi Metode Menghafal Al-Qur’an”, diterbitkan Alauddin Press University (2011).
Daftar Bacaan Lanjutan
Penulis | : | Alhilyatuz Z |
Editor | : | |
Reviewer | : |