Ragam Disabilitas

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Dalam perjalanan hidup, setiap individu memiliki cerita yang unik dan berharga, tak terkecuali mereka yang hidup dengan disabilitas. Namun, sering kali dunia kita terfokus pada kemampuan yang tampak, sementara para penyandang disabilitas baik itu fisik, intelektual, sensorik, atau mental seringkali terabaikan.

Maka dari itu, ragam disabilitas sebaiknya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Kerena mereka pasti punya banyak cerita dan perjuangannya yang luar biasa.

Melalui tulisan ini, kita akan membahas lebih dalam tentang berbagai jenis disabilitas, menghilangkan stigma yang ada, dan memberi penghargaan pada keberagaman yang mewarnai kehidupan kita.

Mari kita berkenalan lebih dekat dengan mereka yang mungkin selama ini terpinggirkan, tetapi sesungguhnya memiliki kekuatan dan keindahan dalam perjalanan hidupnya. Karena sejatinya, setiap orang berhak untuk dihargai, didengarkan, dan diberi kesempatan yang sama, tanpa terkecuali.

Berikut 10 ragam disabilitas yang dikutip dari laman Kemendikbud RI:

  1. Disabilitas Netra; Individu yang mengalami keterbatasan, gangguan, atau tidak adanya kapasitas untuk melihat (Kirk & Gallagher, 2009). Individu yang mengalami kerusakan medan penglihatan sentral atau tepi dengan medan area penglihatan 20 derajat atau kurang dari normal 180 derajat (Heward, 2000, dalam Mangunsong, 2014). Termasuk di dalamnya mereka yang buta total dan low vision.
  2. Disabilitas Rungu; Individu yang mengalami keterbatasan, gangguan, atau tidak adanya kemampuan untuk mendengar, biasanya disertai juga dengan ketidakmampuan bicara. Termasuk di dalamnya tuli dan hard of hearing.
  3. Disabilitas Daksa; Individu yang mengalami keterbatasan, gangguan, atau keterlambatan yang secara signifikan mempengaruhi kemampuan fisik untuk bergerak, mengkoordinasikan tindakan, atau melakukan aktivitas fisik. Termasuk di dalamnya mereka yang terganggunya fungsi gerak, antara lain amputasi, lumpuh layuh atau kaku, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat stroke, akibat kusta, dan orang kecil/kretin.
  4. Disabilitas Intelektual; Individu yang mengalami keterbatasan atau penurunan kapasitas permanen yang signifikan untuk melakukan tugas kognitif, fungsi atau pemecahan masalah (Kirk et al., 2009). Termasuk di dalamnya adalah individu yang terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain lambat belajar, disabilitas grahita dan down syndrome.
  5. Gangguan Emosi dan Perilaku; Ketidakmampuan belajar yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor intelektual, sensorik, atau kesehatan. Ketidakmampuan untuk membangun atau mempertahankan hubungan interpersonal. Termasuk di dalamnya mereka yang menampilkan perilaku externalizing behavior (tingkah laku yang melibatkan sikap melawan atau menentang orang. lain) dan internalizing behavior (perilaku yang melibatkan konflik mental atau emosional, seperti depresi dan kecemasan).
  6. Gangguan Komunikasi; Ketidakmampuan untuk menerima, mengirim, memproses, dan memahami konsep atau sistem simbol verbal, non-verbal, dan grafis. Gangguan komunikasi dapat terlihat pada proses pendengaran, bahasa, dan/atau bicara. Pada konteks ini, yang termasuk gangguan komunikasi adalah gangguan bicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan kelancaran bicara, dan gangguan suara), gangguan bahasa (menyampaikan maksudnya melalui ucapan, tulisan, atau bahkan isyarat). Gangguan pendengaran walaupun termasuk juga di dalam gangguan komunikasi, tetapi dalam konteks ini dikatagorikan sendiri sebagai disabilitas rungu.
  7. Disabilitas Mental; Individu yang mengalami gangguan fungsi pikir, emosi, dan perilaku, antara lain: apsikososial di antaranya skizofrenia, bipolar, depresi, anxietas, dan gangguan kepribadian.
  8. Gangguan Perhatian dan Hiperaktivitas; Gangguan perkembangan dan neurologis yang ditandai dengan sekumpulan masalah berupa gangguan pengendalian diri, masalah rentang atensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang menyebabkan kesulitan berperilaku, berpikir dan mengendalikan emosi, yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
  9. Kesulitan Belajar Spesifik; Gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang terlibat dalam pemahaman atau dalam menggunakan bahasa, lisan atau tertulis, yang termanifestasi dalam kemampuan sempurna untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan matematika. Termasuk kondisi seperti gangguan perseptual, cedera otak, disfungsi minimal brain, disleksia, dan aphasia perkembangan.
  10. Gangguan Spektrum Autis (ASD); Suatu hambatan perkembangan yang secara signifikan mempengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal, perilaku, dan interaksi sosial.