12.023
suntingan
Baris 91: | Baris 91: | ||
Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menghindari bias gender dalam wacana agama adalah sebagai berikut: | Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menghindari bias gender dalam wacana agama adalah sebagai berikut: | ||
# Mewaspadai pengaruh budaya dan bahasa Arab dalam wacana agama. | |||
# Membuat wacana agama yang mendukung keadilan gender lebih popular daripada wacana agama yang mengandung bias. | |||
# Berperan aktif dan kritis dalam memproduksi wacana agama menurut perspektif perempuan. | |||
# Menyuguhkan konteks teks dan konteks pembaca dalam memproduksi wacana agama. | |||
# Menjadikan spirit keadilan sebagai payung dalam memproduksi dan memahami wacana agama. | |||
Sebagaimana bahasa pada umumnya, bahasa Arab harus dipandang sebagai alat komunikasi. Alat ini sangat penting artinya dalam menyampaikan pesan. Namun demikian, pentingnya alat tidak kan pernah melampaui pentingnya tujuan dalam sebuah komunikasi, yaitu sampaiknya pesan. Sebagai simbol, bahasa Arab mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pesan ilahi melalui al-Qur’an. Namun demikian, pentingnya simbol tidak akan pernah melampaui pentingnya hal yang disimbolkan. Oleh karena itu, bahasa Arab penting untuk dipelajari dalam memahami ajaran agama, namun bahasa Arab tetap harus diwaspadai karakternya yang sangat bias agar ajaran agama tidak justru digunakan sebagai alat diskriminasi terhadap perempuan atas nama agama. | Sebagaimana bahasa pada umumnya, bahasa Arab harus dipandang sebagai alat komunikasi. Alat ini sangat penting artinya dalam menyampaikan pesan. Namun demikian, pentingnya alat tidak kan pernah melampaui pentingnya tujuan dalam sebuah komunikasi, yaitu sampaiknya pesan. Sebagai simbol, bahasa Arab mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pesan ilahi melalui al-Qur’an. Namun demikian, pentingnya simbol tidak akan pernah melampaui pentingnya hal yang disimbolkan. Oleh karena itu, bahasa Arab penting untuk dipelajari dalam memahami ajaran agama, namun bahasa Arab tetap harus diwaspadai karakternya yang sangat bias agar ajaran agama tidak justru digunakan sebagai alat diskriminasi terhadap perempuan atas nama agama. | ||
Baris 110: | Baris 106: | ||
<references /> | <references /> | ||
== Daftar Literatur == | |||
Nasr Hamid Abu Zaid, ''Women in the Discourse of Crisis'', The Legal Research and Resource center for Human Right pages. (LRRC). Cairo, Egypt. | * Albert C. Baugh dan Thomas Cable'', A History of The English Language,'' Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc., 1978. | ||
* Al-Quzwaini, ''Al-Idloh fi Ulum il-Balaghah,'' Beirut: Dar al-Jail, 1993. | |||
* At-Tabari, ''Jamiul Bayan'', Kairo: 1957-1969Ibnu Haldun, ''Muqaddimah'', Beyrut: Darul Fikir, tt | |||
* Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), ''Wajah Baru Relasi Suami-Istri,'' Yogyakarta: LKiS, 2001 | |||
* Husein Muhammad, ''Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender,'' Yogyakarta: LKiS, 2001. | |||
* Ismail R. Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, ''Atlas Budaya Islam'', penerjemah Ilyas Hasan, Bandung: Mizan, 2003. | |||
* Khaled M. Abou el Fadl, ''Atas Nama Tuhan: dari Fikih Otoriter ke Fikih Otoritatif,'' Penerjemah R. Cecep Lukman Hakim, Jakarta: Serambi, 2004. | |||
* Leonard Bloomfield, ''Language,'' London: George Allen and Unwin Ltd., 1970. | |||
* Masdar Farid Mas'udi, ''Agama Keadilan,'' Jakarta: P3M, 1993. | |||
* Muhammad Abduh, Al''-Manar'', Kairo: Darul Manar, 1367, Jilid. I | |||
* Muhammad bin Iyas, ''Badaiz Zuhur fi Waqaid Duhur'', Beirut: Maktabah Saqafiyyah, tt. | |||
* Nasr Hamid Abu Zaid, ''Women in the Discourse of Crisis'', The Legal Research and Resource center for Human Right pages. (LRRC). Cairo, Egypt. | |||
* Roger Trigg'', Understanding Social Science, O''xford: Basic Blackwell, 1985. | |||
[[Kategori:Diskursus Hukum Islam]] | [[Kategori:Diskursus Hukum Islam]] |