Tadarus Subuh: Perbedaan revisi

252 bita ditambahkan ,  27 Juni 2023 03.14
Baris 15: Baris 15:
|:
|:
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]]
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]]
|-
|Link Video
|:
|https://www.youtube.com/watch?v=trEJJHbrmk8
|}
|}
<youtube>trEJJHbrmk8</youtube>
<youtube>trEJJHbrmk8</youtube>
Baris 28: Baris 32:
|:
|:
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!)
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!)
|-
|Link Video
|:
|https://www.youtube.com/watch?v=HMsXfRU_j5I
|}
|}
<youtube>HMsXfRU_j5I</youtube>
<youtube>HMsXfRU_j5I</youtube>
Baris 41: Baris 49:
|:
|:
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!)
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!)
|-
|Link Video
|:
|https://www.youtube.com/watch?v=MThmqDp40wY
|}
|}
Salah satu hadits Shahih Bukhari yang bersambung sampai ke sahabat Ibn Umar ra menyebutkan: perempuan itu sumber kesialan. Apakah hadits shahih ini bisa ditolak dengan alasan bertentangan dengan al-Qur’an? Ataukah harus diterima karena diriwayatkan Sahih Bukhari? Apa maknanya? Apakah makna itu bisa berlaku juga bagi laki-laki sebagai sumber kesialan? Bagaimana caranya?
Salah satu hadits Shahih Bukhari yang bersambung sampai ke sahabat Ibn Umar ra menyebutkan: perempuan itu sumber kesialan. Apakah hadits shahih ini bisa ditolak dengan alasan bertentangan dengan al-Qur’an? Ataukah harus diterima karena diriwayatkan Sahih Bukhari? Apa maknanya? Apakah makna itu bisa berlaku juga bagi laki-laki sebagai sumber kesialan? Bagaimana caranya?
Baris 56: Baris 68:
|:
|:
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!)
|Dr. [[Faqihuddin Abdul Kodir]] (Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah!)
|-
|Link Video
|:
|https://www.youtube.com/watch?v=8IVUd4kK71g
|}
|}
Bukankah seseorang masuk neraka karenna kemungkaran dan amal  buruknya? Lalu mengapa ada Hadis yang berbicara tentang perempuan sebagai penduduk terbanyak neraka?. Bagaimana memaknai Hadis ini?  Bolehkah Hadis sahih ini ditolak? Atau bagaimana cara menerima Hadis ini? Bisakah Hadis ini dibaca secara [[mubadalah]], sehingga berlaku juga kepada laki-laki?
Bukankah seseorang masuk neraka karenna kemungkaran dan amal  buruknya? Lalu mengapa ada Hadis yang berbicara tentang perempuan sebagai penduduk terbanyak neraka?. Bagaimana memaknai Hadis ini?  Bolehkah Hadis sahih ini ditolak? Atau bagaimana cara menerima Hadis ini? Bisakah Hadis ini dibaca secara [[mubadalah]], sehingga berlaku juga kepada laki-laki?