Proyeksi Masa Depan Ulama Perempuan Indonesia; Kumpulan Tulisan Refleksi tentang Kongres Ulama Perempuan Indonesia

Buku Proyeksi Masa Depan Ulama Perempuan Indonesia ini merupakan kumpulan tulisan refleksi tentang Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Penulisnya dari berbagai kalangan, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) maupun tidak.

Tulisan ini diperoleh secara langsung dari penulisnya, maupun didapat dari media sosial Facebook, grup WhatsApp atau refleksi penulis yang dituangkan dalam website/blog. Oleh karena itu terdapat beberapa tulisan yang sangat pendek hanya beberapa paragraph, juga ada yang mengungkapkannya dalam bentuk puisi.

Buku ini diharapkan memberi manfaat bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan waktu atau berhalangan hadir dalam kegiatan KUPI. Dengan membaca buku ini, mereka bisa memahami dinamika yang terjadi selama kongres berlangsung.

Untuk memudahkan pembaca, kumpulan refleksi ini diklasifikasi menjadi tiga bagian, yaitu ;

Bagian pertama berisi setidaknya 25 tulisan tentang persiapan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih banyak disampaikan oleh panitia KUPI (halaman 3). Di bagian ini, beberapa panitia yang terlibat menceritakan haru-biru persiapan dan suasana pelaksanaan KUPI di Cirebon. Salah satu tulisan menceritakan bagaimana tangan-tangan ajaib secara sukarela memberikan bantuan penuh ikhlas tanpa ragu, baik berupa dana, tenaga, pikiran, dan waktu.

Mereka juga memberikan gambaran kilas balik terlaksananya KUPI yang awalnya hanya sebuah ide dan cita-cita dari beberapa pihak yang telah lama mengimpikan adanya pengakuan ulama perempuan.

Bagian kedua, berisi 22 tulisan dimana para penulis lebih banyak menyampaikan refleksinya terkait pelaksanaan kegiatan KUPI (halaman 99). Bagaimana suasana batin peserta yang ikut dalam kegiatan KUPI selama tiga hari di Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon Jawa Barat.

Juga ada yang menyampaikan bagaimana kesiapan dan kesigapan panitia dalam melayani semua kebutuhan peserta KUPI dan lain sebagainya. Sehingga selama mengikuti kegiatan KUPI, peserta merasa enjoy dan terfasilitasi semua kebutuhan teknisnya.

Salah satu tulisan menjabarkan rangkaian acara selama tiga hari pelaksanaan KUPI. Hari Pertama, fokus pada penyampaian visi dan misi KUPI. Dalam sambutannya, Nyai Hj. Masriyah Amva, sebagai Pengasuh Pesantren Kebon Jambu, menegaskan bahwa upaya kultural melalui KUPI untuk meneguhkan peran-peran keulamaan perempuan bukan untuk menyaingi apalagi melibas kaum laki-laki, tapi sebaliknya menjadi mitra bagi ulama-ulama laki dalam menyelesaikan masalah-masalah keagamaan, kebangsaan dan kemanusian dengan kemampuan dan pengetahuan yang disertai dengan cinta dan kelembutan yang menjadi kekhasan perempuan.

Pada hari kedua, session Seminar Nasional dengan tema “Peran, Metodologi, Tantangan  dan strategi ulama perempuan dalam meneguhkan nilai-nilai keagamaan, kebangsaan dan kemanusiaan” yang menghadirkan empat narasumber juga sangat inspitarif dalam mengafirmasi kerja-kerja ulama perempuan pada masa lalu, dan meneguhkan serta melegitimasi peran dan wilayah kerja keulamaan perempuan saat ini.

Kegiatan selanjutnya adalah diskusi pararel yang terdiri dari 9 tema, di antaranya: Metodologi Ijtihad isu-isu kontemporer, tantangan dan peluang pendidikan keulamaan perempuan, penghentian kekerasan seksual, perlindungan anak dari pernikahan dini, perlindungan buruh migran, dan lain-lain.

Pada hari ketiga, salah satu kegiatannya adalah bahtsul masaail, merupakan kegiatan yang juga mendapat respon yang baik dari para peserta dan pengamat dari dalam dan luar negeri. Kegiatan ini membahas beberapa masalah di antaranya: Pernikahan Anak, Kekerasan Seksual baik di luar dan dalam pernikahan, dan kerusakan alam dalam konteks ketimpangan sosial. Kemampuan dan peran ulama perempuan kembali terlihat nyata dalam kegiatan ini, dengan lahirnya fatwa-fatwa terkait masalah-masalah tersebut yang dideklarasikan pada saat penutupan kongres.

Bagian ketiga, ada 17 tulisan yang memaparkan isu-isu utama yang dibahas dalam kongres (halaman 155). Di bagian ini, peserta atau penulis merefleksikan bagaimana isu-isu yang dibahas dalam kongres sebagai sebuah keberanian dan sumbangsih ulama perempuan terhadap kemanusiaan.

Di sini juga disebutkan tentang simpang-siur istilah “ulama perempuan”. Masih ada di kalangan peserta yang belum bisa menerima konsep ulama perempuan. Bagi mereka ulama perempuan dirancang sebagai saingan bagi ulama laki-laki, KUPI di-setting oleh para penyokong dana, narasumber yang dipertanyakan “keulamaannya”, dan perdebatan-perdebatan lainnya yang terus bergulir sepanjang acara KUPI.

Namun demikian, tidak sedikit juga yang menaruh harapan besar terhadap gerakan perempuan yang akan membawa perubahan besar bagi keadilan dan kesetaraan dan menjadi titik awal dari kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia.

Buku ini menjadi penting bagi siapa saja yang ingin memahami cikal-bakal konsep “ulama perempuan” dan kiprah mereka dari masa ke masa, hingga kini mulai bergema kembali di seluruh dunia.


Bagi yang ingin membaca buku ini secara lengkap silahkan download dalam bentuk pdf di link berikut ini

Proyeksi Masa Depan Ulama Perempuan Indonesia; Kumpulan Tulisan Refleksi tentang Kongres Ulama Perempuan Indonesia
Buku Proyeksi Masa Depan.jpg
JudulProyeksi Masa Depan Ulama Perempuan Indonesia; Kumpulan Tulisan Refleksi tentang Kongres Ulama Perempuan Indonesia
PenulisTim KUPI
EditorTim KUPI
Desain coverAgus Munawir
SeriCetakan Pertama
PenerbitKongres Ulama Perempuan Indonesia
Tahun terbit
Juli 2017
Halamanxiv + 204 hal
ISBN978-602-73831-4-2

(link Download di sini)