Ngaji KGI
Ngaji KGI (Keadilan Gender Islam) adalah forum pengajian yang digagas dan dimotori oleh Ibu Nur Rofi’ah, Bil. Uzm, doktor lulusan Turki dan dosen PTIQ Jakarta yang belakangan naik daun menyusul semakin populernya Ngaji KGI di dunia maya. Menggeluti metodologi tafsir Al-Qur’an dan concern dengan isu perempuan, Bu Iik, sapaan akrabnya, mengaku gelisah dengan berbagai cara pandang negatif terhadap kaum perempuan yang ironisnya banyak muncul dari pandangan kegamaan. Karena itu, ia berkeinginan membekali teman-teman yang bergerak di isu gender dengan ilmu alat untuk merespon tafsir yang bias gender, setidaknya untuk memahami peta penafsiran agar bisa melihat peluang dan tantangannya. Ia menyuarakan perspektif yang lebih sadar gender dan berlandaskan keadilan hakiki, bukan semata keadilan formal yang semu, dalam pandangan Islam. Inisiatifnya perihal keadilan hakiki yang berasal dari integrasi pengalaman biologis dan sosial perempuan ini pertama kali ia gaungkan pada Kongres KUPI pertama tahun 2017.
Ngaji KGI kemudian mulai melebarkan sayapnya. Forum ini sempat dilaksanakan secara tatap muka di berbagai kota. Debutnya digelar di Universitas Nahdlatul Ulama’ Yogyakarta pada pertengahan 2019 dan dilanjutkan dengan beberapa sesi Ngaji KGI tatap muka di Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Selama Ramadhan 2019, Ngaji KGI tatap muka berhasil digelar di 9 kota dengan model mandiri dan swadaya. Selang setahun, pada Bulan Ramadhan 2020, Ngaji KGI mulai digelar daring melalui platform Skype sehingga aksesibilitasnya semakin luas dan menjangkau para peserta dari seluruh wilayah Indonesia bahkan luar negeri. Sebelum kemudian berpindah ke laman daring karena dampak pandemi Covid-19, Ngaji KGI daring sebenarnya sudah dilakukan via Whatsapp Group (WAG) di mana secara rutin, digelar diskusi mingguan yang diawali paparan materi melalui narasi teks dan atau pesan suara (belakangan juga merambah podcast) dari Bu Iik.
Merebaknya pandemi Covid-19 memberikan hikmah tersendiri bagi Ngaji KGI. Trend webinar juga diikuti oleh Ngaji KGI dengan menggandeng CMM (Cak Masykur Management) dan tim admin cekatan yang sudah sejak awal mendampingi forum ini. Sebagian besar sesi digelar via Zoom dan sebagian lain melalui Google Meet. Partisipanpun semakin membludak dan datang dari berbagai penjuru serta latar belakang. Beberapa peserta laki-laki juga tampak meramaikan forum yang meski tak berbayar, tetap mengharuskan para pesertanya disiplin dan berkomitmen ini. Forum ini sempat diliburkan pada rentang September hingga Oktober 2020 namun sebelumnya pada Agustus 2020, digelar Ngaji KGI Maraton Seri 1, 2 dan 3.
Seiring waktu, kurikulum Ngaji KGI mengalami perbaikan dan perkembangan. Selain menggelar Stadium General bertajuk “Perempuan sebagai Subyek Pengetahuan Keislaman,” tim admin juga melaksanakan platform Ngaji KGI Serial dengan 3 tema besar. Menurut Bu Iik, sesi serial inilah yang merupakan inti dari KGI. Serial pertama bertajuk “Peta Peluang dan Tantangan Keadilan Gender Islam” dengan dua materi, yakni Konsep Keadilan Hakiki Perempuan dan Revolusi Islam atas Kemanusiaan Perempuan. Seri kedua bertajuk Relasi Gender dalam Bahasa Arab dan Tafsir dengan materi Relasi Gender dalam Bahasa Arab dan Relasi Gender dalam Tafsir, sementara materi ketiga berjudul Islam dan Kemanusiaan Penuh Perempuan. Seri terakhir selanjutnya terbagi menjadi dua materi, yakni Islam sebagai Sistem Ajaran Pemanusiaan Penuh Perempuan dan Islam dalam Perspektif Keadilan Hakiki Perempuan.
Bu Iik menambahkan bahwa sebelum adanya sistem dan kategorisasi kurikulum semacam ini, materi-materi dalam sesi serial, utamanya yang pertama, memang selalu ia sampaikan, termasuk dalam moment KGI tatap muka. Belakangan, barulah terpikir untuk melanjutkan dengan dua seri selanjutnya. Alur yang demikian menunjukkan bahwa struktur kurikulum Ngaji KGI benar-benar lahir dari perenungan metodologis yang mendalam. Setelah adanya sesi ketiga, misalnya lagi, barulah tiga seri tersebut dianggap cukup sebagai metode dasar penafsiran yang berspektif keadilan gender Islam hakiki. Karena itulah, peserta yang berhasil menyelesaikan tiga serial ini disebut peserta tuntas.
Sesi serial seringkali dilengkapi dengan sesi pendalaman materi sehingga peserta yang sudah mengikuti suatu materi tertentu dapat kembali mengikutinya lagi. Program ini tidak wajib diikuti dan bersifat pilihan, tidak seperti materi utama yang keikutsertaan di setiap sesinya menjadi prasyarat untuk mengikuti sesi berikutnya.
Meski disiarkan secara daring, peserta yang bisa bergabung dalam KGI terbatas pada mereka yang mendaftar, dalam arti bahwa pengajian ini tidak terbuka untuk semua orang, selain misalnya, serial Ngabuburit KGI yang digelar di fitur IG live selama Ramadhan 2021. Ketentuan yang demikian berkait erat dengan komitmen peserta untuk mengikuti sesi pengajian dari awal sampai akhir secara urut serta tema bahasan yang bagi sebagian orang masih dianggap sensitif. Apalagi, prinsip dasar utama dalam Ngaji KGI adalah taradhin, yakni saling concern. Karena itu, selain menuntut peserta untuk disiplin dan berkomitmen, tim admin juga memberi kebebasan kepada peserta untuk memilih platform Ngaji KGI yang mereka inginkan, termasuk untuk menerima atau menolak notifikasi berisi informasi Ngaji KGI (berisi link Zoom yang tidak diperkenankan untuk disebar) yang belakangan disebarkan melalui WA pribadi. Di samping itu, sebagai reward atas komitmen dan kedisiplinan peserta, keikutsertaan di sebuah platform menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti platform selanjutnya. Ini juga berkait erat dengan disain kurikulum dalam KGI yang secara berturut-turut terdiri dari Ngaji KGI Reguler, Ngaji KGI Serial, Post-Ngaji KGI Serial, dan Pelatihan KGI.
Platform kedua adalah forum setiap Jum’at malam jam 19.30 (secara random, tidak setiap Jum’at malam 30 tetapi pasti dilaksanakan pada Jum’at malam dan bukan di waktu yang lain) via Zoom dengan materi-materi yang relevan dengan wacana gender dalam perspektif Islam. Dua di antaranya adalah forum kedelapan belas yang mengangkat tema Kodrat Perempuan dan Laki-laki Perspektif Islam dan forum kedua puluh yang bertajuk Ketaatan Mutlak Istri. Materi-materi dalam forum ini seringkali juga kontekstual dengan tema-tema yang sedang menjadi perbincangan, seperti tajuk Childfree dan Childcare Perspektif Islam pada forum ketujuh belas. Di samping itu, beberapa episode dalam serial Jum’at malam ini kerap menghadirkan narasumber tamu, semisal Mas Boim Nur Hasyim pada diskusi bertema “Menjadi Laki-Laki Baru,” Lies Marcous dalam diskusi soal “Islam, Perempuan dan Terorisme” dan lain-lain. Sesi ini lazim disebut dengan Ngaji KGI Reguler dan peserta yang terlibat di dalamnya disebut peserta tetap.
Platform ketiga adalah Post-Ngaji KGI Serial. Peserta tuntas akan ditawari untuk mengikuti platform ketiga ini. Karena sifatnya penawaran, maka para alumni Ngaji KGI serial tersebut dapat menerima atau menolaknya. Materi-materi dalam platform ketiga ini merupakan topik-topik tematik pilihan dengan sensitivitas yang masih tinggi serta pendalaman metodologis pada studi ke-Islam-an serta ilmu sosial dalam perspektif keadilan hakiki perempuan. Selanjutnya, mereka yang tekun berporses dalam sesi-sesi Post-Ngaji KGI Serial (disebut peserta tekun) ini akan menerima tawaran untuk mengikuti platform keempat, yakni Pelatihan KGI. Platform terakhir ini terbilang eksklusif karena dibatasi hanya 20-30 orang dalam setiap gelombang mengingat output-nya adalah mencetak trainer Perspektif Keadilan Hakiki Perempuan. Mereka yang berhasil menyelesaikan tahapan ini kemudian disebut alumni Lingkar Ngaji KGI.
Awalnya, setiap akan menggelar pengajian daring, admin KGI akan memberikan woro-woro di media sosial, baik Facebook, Instagram, ataupun WAG (WhatsApp Grorup). Calon peserta yang ingin bergabung dapat mengirimkan pesan pendaftaran via WA kepada admin yang kemudian akan mengirimkan link untuk bergabung pada WAG sesuai dengan materi yang akan diterima. WAG ini juga digunakan sebagai wadah berkumpulnya para alumni sehingga ada beberapa WAG yang dikelola admin. Namun demikian, belakangan, karena dirasa tidak efektif dan jumlah maksimal anggota per-WAG yang tidak sebanding dengan jumah peserta ngaji KGI yang semakin bertambah, WAGpun ditinggalkan. Sistem berlih pada pendaftaran satu pintu di https://bit.ly/DaftarLingkarNgajiKGI. Peserta bisa mendaftarkan diri di form tersebut untuk empat platfrom yang digelar KGI, tentunya jika sudah memenuhi syarat, seperti mengikuti platform prasyarat untuk mengikuti platform lanjutan, seperti platform Post-Ngaji KGI Serial yang hanya bisa diikuti oleh peserta tuntas yang berminat serta platform Pelatihan KGI yang hanya bisa diikuti oleh peserta tekun yang berminat.
Ketika mengisi form, pendaftar akan diberi pilihan apakah ia akan menjadi peserta ngaji sekali itu saja atau bersedia dikirimi notifikasi perihal gelaran-gelaran Ngaji KGI lain. Jika ia memilih yang kedua (menjadi peserta tetap), maka ia akan mendapat notifikasi-notifikasi tersebut. Hingga hari ini, peserta tetap KGI sudah mencapai angka 5600-an. Di luar forum pengajian yang secara langsung digelar KGI, mereka juga rutin mendapat notifikasi perihal forum-forum diskusi yang mengundang Ibu Nur Rofi’ah sebagai pembicara. Beberapa di antaranya adalah forum bedah buku Ibu Nur Rofi’ah yang baru terbit akhir 2020 silam, Nalar Kritis Muslimah.
Hingga saat ini, Ngaji KGI menjadi salah satu forum pengajuan virtual favorit yang mencuri perhatian khalayak. Konsistensi dan kesungguhan Ibu Nur Rofi’ah serta tim dalam mengawal forum ini terbukti mampu menjadikan Ngaji KGI tergelar secara konsisten, inovatif, dan semakin dinamis. Ia bisa ditemui di berbagai platform sosial media dengan nama akun Ngaji KGI (Facebook, Youtube dan Spotify) serta ngaji_kgi (Instagram dan Tik-tok).
Oleh: Masyithah Mardhatillah