Ulama Perempuan Sedunia Kongres di Pesantren Cirebon: Perbedaan revisi

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
(←Membuat halaman berisi 'kiri|jmpl|''<small>Kongres Perempuan Ulama Internasional. (dok panitia)</small>'' Ulama perempuan sedunia, Selasa (25/4/2017) sampai dua hari ke...')
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Berita9.jpg|kiri|jmpl|''<small>Kongres Perempuan Ulama Internasional. (dok panitia)</small>'']]
[[Berkas:Berita9.jpg|jmpl|''<small>Kongres Perempuan Ulama Internasional. (dok panitia)</small>'']]
Ulama perempuan sedunia, Selasa (25/4/2017) sampai dua hari ke depan berkumpul di Pesantren Kebon Jambu dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mereka berkumpul membicarakan peran ulama perempuan di dunia.
Ulama perempuan sedunia, Selasa (25/4/2017) sampai dua hari ke depan berkumpul di Pesantren Kebon Jambu dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mereka berkumpul membicarakan peran ulama perempuan di dunia.



Revisi per 28 Agustus 2021 17.14

Kongres Perempuan Ulama Internasional. (dok panitia)

Ulama perempuan sedunia, Selasa (25/4/2017) sampai dua hari ke depan berkumpul di Pesantren Kebon Jambu dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mereka berkumpul membicarakan peran ulama perempuan di dunia.

Di sana mereka menggelar kongres Ulama Perempuan. Kongres ini berkontribusi dalam mengisi semangat kebangsaan dan kemanusiaan yang berkeadilan.

Ketua Panitia Pengarah (Steering Committe) Kongres Ulama Perempuan Indonesia Badriyah Fayumi yang sekaligus memberikan Keynote Speech Seminar Internasional Ulama Perempuan. Badriyah Fayumi sekarang Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (PPLKNU) dan pernah menjadi Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

“Di antara tujuan kongres ini adalah bagaimana ulama perempuan tidak hanya memberikan kontribusinya untuk isu kebangsaan dan kemanusiaan, tetapi eksistensinya dihargai dan diakui,” kata Badriyah di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa siang.

Menurut dia, dominasi budaya patriarki berakibat pada tenggelam dan terpinggirkannya ulama perempuan dalam mengisi ruang-ruang publik. Padahal lanjutnya, perempuan, punya banyak akademisi dan intelektual.

“Begitupun pesantren-pesantren yang memberikan ruang kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan. Sebab, ulama perempuan adalah mereka yang memiliki perhatian pada perspektif untuk kesetaraan perempuan dalam memajukan peradaban Islam dan penguatan civil society,” tegasnya.

Kongres ini dihadiri ulama perempuan dari Pakistan, Mossarat Qadeem, Zainah Anwar (Malaysia), Hatoon Al-Fasi (Saudi Arabia), Sureya Roble-Hersi (Kenya), Fatima Akilu (Nigeria), dan Roya Rahmani the Ambassador of Afghanistan in Indonesia).


Suara.com, 25 April 2017

Sumber: http://www.suara.com/news/2017/04/25/133404/ulama-perempuan-sedunia-kongres-di-pesantren-cirebon