Neng Hannah

Neng Hannah. Agaknya perempuan berkacamata ini tak hanya indah dalam pandang paras rupawan, melainkan aktivitas kesehariannya juga menebarkan aroma kasih sayang ke seluruh lekuk kehidupan. Bilamana orang lain memilih menghindari bahkan ada yang mencibir secara terang-terangan, maka berbeda dengan apa yang dilakukan Dr. Neng Hannah, M.Ag atau yang biasa disapa Teh Hannah ini.

Neng Hannah
NengHannah.jpg
Tempat, Tgl. LahirRangkasbitung, 24 Juli 1979
Aktivitas Utama
  • . . .
  • . . .
Karya Utama
  • . . .
  • . . .

Nyaris pengabdian masyarakat yang digelutinya itu serupa mengeruk ceruk dalam-dalam. Tak biasa, menantang namun tetap merangkul dalam bahasa kemanusiaan, setidaknya inilah gambaran Teh Hannah ketika harus mendampingi istri dan anak pelaku terorisme yang acapkali memperoleh stigma negatif dari lingkungan.

Perempuan kelahiran Rangkasbitung, 24 Juli 1979 ini sejatinya Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Namun, latar belakang akademisi tidak membuatnya berjarak apalagi bersekat dengan masyarakat. Ia tak lagi gamang menekuni aktivitas kesetaraan gender. Terlebih, saat ini tengah menjabat sebagai pengurus Perhimpunan Rahima Jakarta periode 2018-2023, sekaligus jaringan Kader Ulama Perempuan Indonesia. Bahkan saat Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di Jepara, ia memimpin panel bertajuk “Membangun Resiliensi Indonesia dari Radikalisme dan Ekstremisme Kekerasan”.

Padahal bila menengok masa silam, Teh Hannah tak pernah bersinggungan dengan pendampingan perempuan—yang kerapkali menerima takdir pincang dalam menjalani lakon hidup di muka bumi. Tapi garis Tuhan telah dituliskan. Kini, kesetaraan gender adalah episode sehari-hari yang ia tekuni.

Riwayat Kehidupan

Ada banyak kesan selama menyantri. Ada banyak cerita saat Teh Hannah menimba ilmu di MA Ashiddiqiyah Jakarta Barat sampai akhirnya lulus pada tahun 1997. Namun, ada satu kisah yang membuatnya meringis kala mengingatnya di masa kini.

Dulu, tiap kali mengaji kitab Qurrotul Uyun atau Tafsir Jalalain, Teh Hannah sering merasa risih, jengah, dan kesal, tapi tidak tahu mesti dilampiaskan kepada siapa. Bukan apa-apa, sang ustaz sering menjelaskan kitab Qurrotul Uyun lewat narasi menyudutkan perempuan. Misalnya, soal posisi seks perempuan yang mesti diperlakukan sedemikian rupa sehingga para santriwati yang menyimak seakan menjadi objek candaan. Lelucon semacam ini terus terngiang hingga akhirnya ia kuliah di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung jurusan Aqidah Filsafat.

Di bangku kuliah inilah, ia mulai mengenal kesetaraan gender, terutama saat masuk UKM Woman Studies Center (WSC). Ingatan akan kitab yang dipelajarinya selama menyantri, pada akhirnya mengantarkan Teh Hannah kepada satu kesimpulan bahwa isi kitab Qurrotul Uyun atau Tasfir Jalalain sejatinya tidak vulgar, melainkan narasi penjelasan ustaz saja yang terkesan memojokkan perempuan.

Berbekal pemahaman anyar yang tidak didapatkan sebelumnya ini, rupanya menjadi motivasi Teh Hannah untuk aktif dalam beragam diskusi dan organisasi. Malahan skripsi, tesis dan disertasinya berhubungan dengan perempuan. Bahkan ketika lulus S2 pada tahun 2004 di tempat yang sama dengan konsentrasi Pemikiran Islam, lalu menikah dan mengajar di almamater tercinta, Teh Hannah memilih terjun menjadi volunteer di SAPA Institute. Di organisasi ini, ia mengikuti pelatihan-pelatihan kesetaraan gender dan melalukan pendampingan terhadap perempuan.

Ada satu kejadian yang membuatnya termangu begitu lama, yakni ketika mendampingi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ketika itu, Teh Hannah tengah menemui seorang perempuan korban KDRT yang baru selesai melakukan operasi caesar. Berhubung menggunakan JAMPERSAL, maka jahitannya kurang steril sehingga perutnya bernanah. Saat itulah, saat ia menyaksikan luka menganga pada tubuh perempuan itu, Teh Hannah merasa tersentuh.

“Ya, Allah. Saya selama ini hidup nyaman di pesantren, S1, S2, menikah, lalu mengajar di kampus. Tapi saya tidak tahu bagaimana keadaan perempuan di luar,” tuturnya saat mengenang kejadian tersebut.

Agaknya, pertemuan itu menjadi momentum Teh Hannah untuk bertekad mengabdikan hidup di masyarakat. Anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan bapak H. Musoffa Abdulhaq dan ibu Hj. Suhermi ini pun memutuskan aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender dengan semangat keadilan Islam.

Tokoh dan Keulamaan Perempuan

Pertemuan Teh Hannah dengan SAPA Institute seolah membuka lembaran baru. Pada tahun 2008, ia mengikuti Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima di mana informasinya ia peroleh dari Teh Leli Murohmah, staf RAHIMA yang merupakan kakak kelasnya.

Kendati namanya telah tercatat sebagai kader ulama RAHIMA, keterlibatan Teh Hannah dalam memperjuangkan hak perempuan tak berhenti begitu saja. Ia tetap mendampingi perempuan korban KDRT sebagaimana sebelumnya. Bahkan kesibukannya kian bertambah ketika Teh Hannah melanjutkan studi S3 di kampus yang sama dan lulus pada tahun 2015 dengan konsentrasi Religius Studies.

Pernikahannya dengan Abdul Hakim tidak mengurangi aktivitasnya yang padat. Mengajar, menulis sekaligus menjadi aktivis, seakan rutinitas yang tak boleh ditinggalkan oleh ibu dari dua anak perempuan ini. Kepeduliannya terhadap perempuan, ia wujudkan ketika aktif di banyak organisasi.

Misalnya, saat terpilih menjadi Wakil Ketua PW Fatayat NU Jawa Barat periode 2020-2025; aktif di PW Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama Jawa Barat Kabid Pemberdayaan Perempuan periode 2021-2026; menjadi Wakil Ketua Harokah Majlis Taklim Jawa Barat periode 2021-2026; dan tentu saja menjabat sebagai Ketua Bidang Perempuan dan Anak Forum Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat periode 2022-2024.

Rupanya, di FKPT inilah, Teh Hannah memilih tampuk kehidupan tak biasa. Ia bukan sekadar berani nan tangguh, namun diperam kasih sayang berlapis-lapis. Betapa tidak, Teh Hannah kini aktif mendampingi anak dan istri pelaku terorisme di tengah-tengah stigma buruk yang melekat pada diri mereka.

Tentu saja ia mengakui kalau di awal-awal pendampingan, justru merasa takut dan mengkhawatirkan keselamatannya. Bukan apa-apa, pelaku terorisme tidak berdiri sendiri, tetapi berjejaring dalam beraksi, dan tentu pengintaian terhadap mereka pasti ada.

Keraguan ini akhirnya runtuh, kala ia menemukan sebuah siasat. Ia tak pernah menyebut nama organisasi yang menaungi tiap kali terjun ke masyarakat. Teh Hannah lebih nyaman membawa nama akademisi—tempatnya bekerja sebagai Kaprodi Aqidah dan Filsafat Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Agaknya, cara ini cukup ampuh. Mengingat anak dan istri pelaku terorisme tak mudah bercerita, apalagi mengelupas luka di tengah stigma buruk yang melekat pada diri mereka.

“Oh, ini mah teroris,” kata Teh Hannah saat menirukan jawaban masyarakat ketika ia bertanya alamat rumah pelaku bom di Bandung.

Keadaan ini menempatkan Teh Hannah dalam ambang ambiguitas, yakni keinginan mendampingi istri dan anak pelaku yang tidak mudah didekati, namun di sisi lain terdapat label negatif dari lingkungan yang disematkan pada keluarga pelaku saat ia berkunjung.

Kendati begitu, Teh Hannah tak pernah balik badan. Padahal jalan yang ditempuhnya ini berupa jalanan terjal. Mula-mula, ia gunakan pendekatan secara literasi. Misalnya, membawa buku cerita anak, menyodorkan buah tangan, atau bernyanyi bersama anak pelaku di mana lagu-lagu yang dinyanyikan sarat akan nilai nasionalisme.

Tak ada obrolan surga dan neraka. Tak ada obrolan gugur bunga-bunga kamboja. Perbincangan Teh Hannah dan istri pelaku tidak jauh dari kegiatan sehari-hari bahkan bahasa yang mereka gunakan memakai bahasa Sunda. Sampai akhirnya, di pertemuan-pertemuan selanjutnya, waktu berhasil mengaburkan batasan antara teman dan orang asing. Saat itulah, saat istri napiter mulai menumpahkan segala riak menggumpal yang selama ini ia simpan sendirian, Teh Hannah merangkulnya lewat bahasa kasih sayang.

Teh Hannah mengaku, jika program deradikalisasi yang sifatnya kemanusiaan jauh lebih menyentuh alih-alih penyelesaian lewat kekerasan. Terbukti, saat pelaku yang telah keluar dari lapas dan bertemu anak dan istri, akhirnya sudi bercerita terkait perjalanan hidup yang ia alami sampai-sampai berkenan mengikrarkan diri sebagai bagian dari NKRI.

“Saya kira, program Densus sudah bagus karena perlindungannya dari hati dan berangkat dari perspektif HAM. Kita, mah, masyarakat, ya. Jadi, ayo kita temani dan dampingi bersama-sama,” ujarnya.

Seluruh perjuangannya ini ia genggam dalam-dalam mengingat komitmen untuk menjadi pribadi yang bermanfaat membutuhkan tekad yang istiqomah. Apalagi ia seorang akademisi yang harus berbagi fokus dengan aktivitasnya di luar sehingga tidak jarang nyinyiran liberal sering disematkan padanya.

“Tapi saya tidak peduli. Saya terus aksi dan aksi di luar kampus karena hidup harus bermaslahat.”

Demikianlah Teh Hannah mengakhiri perbincangan, tepat ketika langit mempersingkat batasan siang dan malam.

Penghargaan / Prestasi

  • International Seminar Aqidah and Islamic Philosophy Ushuluddin Faculty State Islamic University  Sunan Gunung Djati Bandung, “Religious Moderation as A Good Life in Perspective Muslim Philosophers”  AFI UIN Bandung, Bandung 28 November 2022 sebagai Opening Remark.
  • Kongres Ulama Perempuan Indonesia 2 “Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan, Rahima, Fahmina, Alimat, PP. Hasyim Asy’ari. Jepara 24-26 November 2022 sebagai notulen dan moderator panel.
  • Seminar Internasional Kongres Ulama Perempuan Indonesia 2 “Affirming The Roles of Women Ulama In Creating A Just Islamic Civilization” Aman Indonesia & UIN Walisongo Semarang, Semarang 23 November 2022 sebagai peserta dan pengamat.
  • Kegiatan Perempuan TOP Viralkan Perdamaian “ Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan terorisme melalui Forum Koordinasi Pencehagan Terorisme Jawa Barat, BNPT RI-FKPT Jawa Barat, Bandung 1-3 November 2022 sebagai moderator
  • Lokakarya Keilmuan Aqidah dan Filsafat Islam  dan Pengukuhan Pengurus Asosiasi Aqidah dan Fisafat Islam 2022-2026, AAFI, Yogyakarta 19-21 Oktober 2022 sebagai peserta
  • FGD Monitoring Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui Forum Koordinasi (FKPT) Jawa Barat,  BNPT RI, Bandung 13-15 Oktober 2022 sebagai peserta aktif
  • Lokakarya Awal WGWC Reinforcing Mainstreaming Gender and Social Movement Building on Preventing/Countering Violent Extremisme, WGWC 20 September 2022 sebagai peserta
  • Workshop dan Penyusunan Kerangka Blueprint dan Roadmap Abad ke 2 Gerakan Perempuan NU, Nu Women, Jakarta 20-21 Agustus 2022 sebagai peserta
  • Presidential Lecture BNPT RI “Gelorakan Sinergi Bangsa dalam mencegah Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme Menuju Indonesia Harmoni” 19 Juli 2022 sebagai peserta
  • Peningkatan Kewaspadaan Dini Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikalisme di Kabupaten Bandung, Kesbangpol Kabupaten Bandung 28-29 Juni 2022 sebagai narasumber
  • The PCINU Belanda 3rd Biennial International Conference “Reimagining Religion and Value in Time of (Societal) Crisis, Amsterdam Belanda 08-09 Juni 2022 sebagai presenter
  • Pilot Training; Faith Professional’s Roles in Disengagement, Rehabilitation and Reintergration  of Violent Extremism Prisoners in Indonesia, UNODC Balikpapan 14-18 Februari 2022 sebagai peserta
  • Pelatihan Restorative Practice  dan Structure Restorative Dialogue oleh Mediator Beyond Borders International (MBBI) Amerika Serikat dan Aman Indonesia 20-21 Agustus 2021, 1, 2, 6,7, 14,15 September 2021.
  • Webinar Kritik Plato Atas Demokrasi dan Tantangan Pendidikan Pemilih yang diselenggarakan pada Rabu, 7 Juli 2021 KPU Provinsi Jawa Barat, 2021 sebagai Narasumber
  • Halaqoh Virtual Ulama Perempuan 2021 tema Dakwah di Media Sosial dan Penguatan Literasi Pusat Studi Pesantren pada 27 Juli 2021 sebagai Narasumber
  • Webinar RTIKBerkreasi Digital Culture dengan tema “Kartini Digital: Refleksi Semangat Kartini Di Masa Kini” yang diselenggarakan oleh Kominfo, Relawan TIK Indonesia dan Siberkreasi 21-04-2021 sebagai Narasumber
  • Ceramah Ramadhan Inklusif KEADILAN SOSIAL-GENDER-IKLIM Yang diselenggarakan oleh Pubic Virtue Research Institute, kitabisa.com, Program Studi Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan ITB Ahmad Dahlan, dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara pada tanggal 19 April – 12 Mei 2021 sebagai Pemateri
  • Shortcourse Filsafat dan Pemikiran Islam Jamiah al-Mustafa Al-Alamiyah Qom Iran 23 Januari- 2 Februari 2021 sebagai peserta
  • Seminar Nasional : Membangun Kesejahteraan Petani Sawit Skala Kecil dengan Kerangka Perkebunan Kelapa Sawit Tangguh dan Ramah Keluarga, Yayasan PKPA dan UNICEF pada 22 Desember 2020 sebagai Pembicara
  • Topic: Webinar #Jagaprivasimu Perempuan Aman Internetan x UIN Sunan Gunung Djati dan SAFENet pada 10 Desember 2020 sebagai Narasumber
  • Webinar "Penghapusan Hukuman Mati Perpektif Lintas Agama" Imparsial Jakarta pada 20 Mei 2020 sebagai Narasumber
  • Shortcourse Sosial Kritis DIKTIS Kemenag RI Oktober-November 2018 sebagai peserta
  • Workshop Keluarga Sakinah Perspektif Kesetaraan, Rahima dan Kemenag RI, Tanjung Pinang 07-09 Mei 2012 sebagai fasilitator.
  • Workshop Penguatan guru PAI (Pendidikan Agama Islam) SMU/SMK/MA Tentang Keberagaman dan Kesetaraan, Rahima dan TIFA Fondation, Garut 3 November 2011 sebagai Fasilitator.
  • Konkow Sastra dan Dangdut, WSC UIN Bandung dan LPM Suaka, 17 Oktober 2011 sebagai Pembicara
  • Seminar Sehari Peran Tokoh Agama Perempuan dalam Penguatan Lembaga Keluarga, PSW UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 Februari 2011 sebagai Pembicara.
  • Seminar Sehari Kesehatan Reproduksi Remaja, Pesantren Al-Husainiah Cicalengka Kabupaten Bandung 15 Februari 2011 sebagai Pembicara.
  • Seminar Nasional Kepemimpinan Ulama Perempuan, Rahima, Jakarta 23 November 2010 sebagai Pembicara.
  • Seminar Sehari Optimalisasi Peran Ibu dan Anak, STKIP Setia Budhi Rangkasbitung 23 Juli 2010 sebagai Pembicara.
  • Seminar Nasional “Membincang Seksualitas Bias Gender” , WSC UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan RESIC, 27 April 2010 sebagai Pembicara
  • Pelatihan Pengkaderan Ulama Perempuan, Rahima, Depok, Jakarta, 2009-2010 sebagai peserta.
  • Training of Trainer Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Islam, Rahima, Jakarta 1-3 Oktober 2010 sebagai peserta.
  • Seminar Sehari “Fenomena Kekerasan Terhadap TKW dalam Perspektif Gender, Women Studies Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 22 Desember  2010 sebagai pembicara.
  • Sekolah Perempuan “Fiqih Munakahat yang Berkeadilan Gender, PMII  Komisariat UIN Bandung Cabang Kota Bandung 25 Desember 2010 sebagai pembicara
  • Lokakarya Pengembangan Wawasan Multikultural di Kalangan Majils Taklim, Puslitbang Kemenang RI dan yayasan Taman, 19-20 Desember 2010 sebagai fasilitator.
  • Bedah Filem “Memoir of Geisha” Women Studies Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung  21 April 2010 sebagai pembicara.
  • Seminar Lingkungan Hidup, Universitas Subang 8 Juni 2008 sebagai pembicara.
  • Pelatihan Adil Gender Untuk Perempuan Marginal, Sapa Intitute dan Kapal Perempuan Jakarta,  Bandung,  2006, sebagai peserta
  • Pelatihan Manajemen Pendampingan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga,Sapa Institute dan  Kalyana Mitra Jakarta, Bandung, 2007 sebagai peserta.
  • Workshop Pengarus utamaan Gender di Perguruan Tinggi se Jawa Barat, PSW UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2009 Sebagai peserta
  • Workshop Penelitian Berperspektif Gender, PSW UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2008 Sebagai peserta
  • Seminar Nasional “Membincang Pornografi, Himpunan Mahasiswa Aqidah Filsafat dan Women Studies Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2007 sebagai Pembicara
  • Seminar Trafficking dalam Perbincangan, Women Studies Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2007 sebagai pembicara.

Karya-Karya

Karya Tulis

  • Konstruksi Seksualitas Masyarakat Muslim dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Studi atas Pengalaman Perempuan Korban Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga di P2TP2A Jawa Barat) Disertasi S3 pada konsentrasi Religious Studies Pasca Sarjana  UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2015
  • Kesetaraan Gender dalam Pemikiran Tasawuf Ibnu Arabi, tesis pada konsentrasi studi Pemikiran Islam Pasca Sarjana  IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun   2004.
  • Analisis Kuasa Michel Foucault terhadap Gender dan Pembangunan (Gender and Development/GAD) skripsi S1 jurusan Aqidah Filsafat IAIN Sunan Gunung Djati Bandung 2001

Publikasi:

  • Konsep Jihad Abu Bakar Baasyir Dalam Perspektif Filsafat Absurdisme Albert Camus (Jurnal Al-Aqidah Volume 14 No 1, 2022)
  • Tolerance in Islam, Gunung Djati Conference Series, 2021
  • The Role of Women in the Public Domain in the View of the Qur'an, Gunung Djati Conference Series, 2021
  • Gender in Artificial Intelligence (AI-Android) on Sophia and (AI-Virtual) on Lilmiquela IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 1098 (3), 032091, 2020
  • Social Capital of Women Leaders in the Indigenous Community of Osing, East Java, Indonesia: A Feminist Ethnography Research (Jurnal Wawasan Vol 5, No 2, 2020)
  • Metafisika Al-Kindi dalam Fi Al-Falsafah al-Ula (Filsafat Pertama). (Jurnal Jaqfi, Vol 5, No 2, 2020)
  • Flash Multimedia Application: An E Learning Arabic Language for Mastering Fluency in Reading the Qur'an ( 2019 7th International Conference on Cyber and IT Service Management (CITSM)
  • Prostitusi Remaja Putri dan Ketahanan Keluarga (Jurnal Psikososial 2019)
  • Nusa Mandiri ; Kelompok Pembatik Tulis Perempuan Ramasari yang Berdikari, UIN Bandung 2017
  • Seksualitas dalam al-Quran, Hadis dan Fikih: Mengimbangi wacana Patriarki. (Jurnal Wawasan 2017)
  • Pandangan Islam tentang Pengasuhan Anak (Hadlanah), Suplemen Swara Rahima ke 45,  Juli 2014
  • Episode Terahir Kartini Radar Banten 21 April 2011
  • Valentine dan Kesehatan Reproduksi Remaja Banten Raya Pos tanggal 12 Februari 2011
  • Pemukulan Atas Nama Agama Jurnal Az-Zahra PSW UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2010.
  • Marital Rape, Suplemen Swara Rahima ke 26, Februari 2010
  • Tiada Jalan Pintas, Buletin al-Arham, Rahima Jakkarta 2009
  • Membongkar Kodrat Perempuan, Gender dan Islam, Journal of Women’s Studies and Islam, The Islamic University Purwakarta West Java Indonesia. Vol I Agustus 2007

Daftar Bacaan LAnjutan

https://swararahima.com/2018/09/01/neng-hannah-secangkir-kopi-panas-dan-pemberdayaan-perempuan/


Penulis : Nurillah Achmad
Editor :
Reviewer :