12.023
suntingan
(←Membuat halaman berisi ''''Penulis: Partomo''' '''Abstrak''' Diskursus seputar ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan bukan persoalan yang baru, berabad-abad lamanya superiorita...') |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
''Penulis: Partomo'' | |||
'''Abstrak''' | '''Abstrak''' | ||
Diskursus seputar ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan bukan persoalan yang baru, berabad-abad lamanya superioritas laki-laki atas perempuan berakar kuat dan bertahan sampai saat ini. Sub-ordinasi, marginalisasi, bahkan diskriminasi terhadap perempuan semakin marak menghias dinding-dinding kehidupan. Bahkan narasi-narasi agama terkadang menjadi lahan subur bagi tumbuhnya ketimpangan relasi antara laki-laki dengan perempuan. Tafsir-tafsir dan ajaran keagamaan yang diharapkan menjawab problematika ini justru menjadi pupuk bagi suburnya ketimpangan yang terjadi. Kenyataan ini berseberangan dengan konsensus bahwa agama menjadi milik laki-laki dan perempuan, Al-Qur’an hadir menyapa laki-laki dan perempuan. | Diskursus seputar ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan bukan persoalan yang baru, berabad-abad lamanya superioritas laki-laki atas perempuan berakar kuat dan bertahan sampai saat ini. Sub-ordinasi, marginalisasi, bahkan diskriminasi terhadap perempuan semakin marak menghias dinding-dinding kehidupan. Bahkan narasi-narasi agama terkadang menjadi lahan subur bagi tumbuhnya ketimpangan relasi antara laki-laki dengan perempuan. Tafsir-tafsir dan ajaran keagamaan yang diharapkan menjawab problematika ini justru menjadi pupuk bagi suburnya ketimpangan yang terjadi. Kenyataan ini berseberangan dengan konsensus bahwa agama menjadi milik laki-laki dan perempuan, [[Al-Qur’an]] hadir menyapa laki-laki dan perempuan. | ||
Riset ini berupaya mengungkap dua hal: Pertama, bagaimana konsep resiprokal [[Faqihuddin Abdul Kodir]]. Kedua, bagaimana relevansi konsep resiprokal terhadap pokok permasalahan gender dalam Islam. Guna mencapai tujuan tersebut, periset bertumpu pada dua teori: Pertama, Tafsir Maqashidi Wasfi Asyur Abu Zayd dan hermeneutika Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher. | Riset ini berupaya mengungkap dua hal: Pertama, bagaimana konsep resiprokal [[Faqihuddin Abdul Kodir]]. Kedua, bagaimana relevansi konsep resiprokal terhadap pokok permasalahan gender dalam Islam. Guna mencapai tujuan tersebut, periset bertumpu pada dua teori: Pertama, Tafsir Maqashidi Wasfi Asyur Abu Zayd dan hermeneutika Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher. |