AD. Kusumaningtyas

Bernama lengkap Alifatud Darojati Kusumaningtyas (AD. Kusumaningtyas), ia lahir di Solo, 30 Maret 1972. Saat ini beraktivitas sebagai dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta dan tengah menjabat sebagai Kepala Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) untuk masa bakti 2018-2023.

AD. Kusumaningtyas
AD. Kusumaningtyas.jpg
Tempat, Tgl. LahirSolo, 30 Maret 1972
Aktivitas Utama
  • Dosen di STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta
  • Kepala Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta
Karya Utama
  • Seksualitas dan Agama, Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Agama-Agama, (ICRP dan PT Elex Media Komputindo, 2015)
  • Dari Syariat Menuju Maqashid Syariat: Fundamentalisme, Seksualitas, dan Kesehatan Reproduksi (KIKJ dan The Ford Foundation, 2003)

AD. Kusumaningtyas beraktivitas di Rahima sejak tahun 2000-2018. Pada tahun 2017, saat masih menjabat sebagai Koordinator Pengembangan dan Penelitian di Rahima, ia terlibat sebagai divisi pokja pra Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang bertugas untuk menyusun konsep, memperkenalkan KUPI kepada para pihak termasuk pemerintah, kedutaan, organisasi masyarakat keagamaan, dan instansi terkait, merencanakan kegiatan, hingga menggalang dukungan dari berbagai pihak.

Riwayat Hidup

Perempuan yang akrab disapa Nining ini lahir dari pasangan M. Ichsanuddin (w. 2007) dan Rochmatul Laili (w. 2017), sebagai anak sulung dari empat bersaudara (tiga perempuan dan satu laki-laki). Nining menikah dengan M.A. Sofwan Hadi pada 18 Februari 2012 setelah berkenalan secara. Saat ini suaminya tercatat sebagai pengajar di salah satu Sekolah Tinggi Agama Islam di Cianjur. Dalam keseharian, Nining dan suami selalu berbagi peran, baik domestik maupun publik. Pekerjaan mencuci dan menyetrika baju yang paling dibenci Nining dengan senang hati dilakukan oleh suaminya.

Ayah Nining adalah lulusan IAIN Sunan Kalijaga dan berprofesi sebagai guru di Pondok Pesantren Modern Al-Islam As-Salam, Surakarta. Sebelum menjadi guru, ayahnya pernah bekerja menjadi ABK di kapal milik perusahaan asing di Amerika Serikat, juga pernah menjadi pramusaji di Hotel Solo Inn. Selain mengajar, ayah Nining juga mendapat tanggung jawab untuk mengurus kebutuhan makan santri-santri di As-Salam. Praktis ayahnya mengetahui seluk beluk kebutuhan dapur dan domestik. Pengetahuan itu juga dipraktikkan ayahnya di rumah. Ketika ibu Nining, yang seorang guru Agama di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta, harus bepergian ke luar kota berhari-hari, Ayahnya yang mengerjakan pekerjaan domestik terutama memasak.

Kedua orang tua Nining sangat memperhatikan perkembangan pendidikan putera-puteri mereka. Sedari kecil, mereka membacakan dongeng, mengajari menyanyi lagu-lagu tradisional, hingga tembang macapat yang sarat nasihat kehidupan kepada Nining dan ketiga saudaranya. Pengajaran orang tuanya itu membekas dalam diri Nining, terutama tentang menjadi perempuan yang mandiri dan kuat. Bagi Nining, ibu adalah sumber kekuatannya. Oleh karena itu, Nining selalu meminta dan mendapatkan dukungan dari sang ibu untuk seluruh kegiatan yang ia lakukan.

Nining menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Ngringo III Karanganyar. Setelah itu, ia melanjutkan ke Pesantren Modern Al-Islam As-salam, Surakarta, hingga lulus SMA. Ia pernah tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab di di IAIN Sunan Kalijaga, tetapi tidak selesai. Nining lebih memilih melanjutkan strata satunya pada jurusan Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di UGM. Gelar master yang Nining sandang didapatkan dari Universitas Indonesia di bidang Women Studies.

Sejak kuliah di UGM, Nining aktif di Divisi Wanita Musala Fisipol UGM. Saat itu, hatinya terusik oleh kegelisahan dan pertanyan-tanyaan tentang perempuan; ketimpangan relasi dan kekerasan, yang semuanya dilegitimasi oleh dalil agama. Setelah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Nining mulai mendapatkan gambaran utuh mengenai isu perempuan dan gender. Atas kerja-kerja aktifnya di HMI dan konsennya pada isu perempuan, ia menapaki jenjang pengkaderan yang sebagian besar dilalui melalui jalur Korps HMI Wati (KOHATI) mulai dari Komisariat, Cabang, Badko, dan Pengurus Besar. Hingga akhirnya, ia dipercaya untuk menjadi Ketua Umum KOHATI PB HMI untuk periode jabatan 1999-2001.

Tokoh dan Keulamaan Perempuan

Interaksi Nining yang instens dengan organisasi perempuan dan organisasi non pemerintah, membawa minatnya untuk aktif di lembaga swadaya masyarakat. Menjelang akhir masa kepengurusannya sebagai Ketua Umum KOHATI PB HMI, Nining mulai bergabung dengan Rahima sebagai peneliti. Tak lama setelah itu, Nining dipercaya sebagai Koordinator Penelitian dan Pengembangan Rahima. Sebagai koordinator bidang, Nining terlibat penuh dalam merumuskan program-program pemberdayaan yang ditujukan untuk tokoh agama, ulama perempuan, guru, dan santri yang menjadi sasaran kerja-kerja Rahima. Selain itu, Nining juga bertanggung jawab atas publikasi semua produksi pengetahuan Rahima, mulai dari website, majalah Swara Rahima, suplemen, dan buku-buku bertema Islam dan perempuan.

Dengan pengetahuannya tentang perempuan dan Islam serta kemampuannya dalam fasilitasi, Nining kerap diundang sebagai fasilitator dan pembicara di berbagai workshop, seminar, dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah, NGO, dan perguruan tinggi. Nining juga aktif menyuarakan pandangan tentang Islam dan perempuan di dalam pertemuan atau konferensi internasional, seperti di Chile, Lebanon, Bangkok, Vietnam, Thailand, Pakistan, dan Amerika Serikat.

Untuk memantau implementasi International Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) di Indonesia, sejak tahun 2006- 2018, Nining terlibat aktif dalam CEDAW Working Group Initiative (CWGI), sebuah jaringan LSM pemantauan pelaksanaan CEDAW. Di CWGI Nining sangat aktif melakukan sosialisasi, pemantauan dan tidak segan melakukan kritik dan advokasi agar CEDAW terlaksana. Pada tahun 2018, Nining dipercaya sebagai konsultan pada projek pengembangan strategi advokasi pada sunat perempuan melalui intervensi berbasis keluarga yang diselenggarakan oleh kerja sama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan UNFPA, Juli November 2018.

Aktivisme dan ketertarikan Nining pada isu perempuan dan Islam mengantarkannya untuk aktif di Alimat, jaringan aktivis hak-hak perempuan untuk kesetaraan dan keadilan untuk keluarga Muslim di Indonesia, sejak tahun 2009. Pada tahun 2015-2019, Nining menjadi salah satu anggota Divisi Advokasi Alimat. Nining bersama-sama dengan koleganya di Alimat menyuarakan isu perempuan dan Islam melalui program Belajar Islam yang tayang secara reguler di MNC Muslim.

Sejak 2016 Nining menjadi pengajar di STEI KHEZ Muttaqien, Purwakarta. Ia mengampu beberapa mata kuliah di antaranya Manajemen Perubahan Sosial, Kajian Media dan Gender, dan Sinematografi Dakwah. Pada tahun 2018, Nining mendapat amanat dari kampus untuk menjadi koordinator LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat), dan pada Agustus 2019 dipercaya sebagai Kepala Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam.

Di bidang akademik, Nining juga sering terlibat dan melakukan penelitian yang terkait dengan gender. Ia aktif menulis artikel jurnal. Dalam mengajar, ia biasa mengintegrasikan pengalaman dan pengetahuannya terkait gender pada mata kuliah yang diampunya. Salah satu yang dilakukannya adalah mengajak mahasiswa untuk mengkaji gender melalui film-film. Dengan strategi itu, Nining berharap kesadaran mahasiswa tentang gender bisa dibangun. Selain itu, ia juga menginternalisasi isu gender melalui pemilihan bahan bacaan dan pemilihan topik dalam diskusi pada mata kuliah bahasa Inggris, seperti date rape dan female genital mutilation.

Perjalanan dua puluh tahun menggeluti isu perempuan tidak selalu mulus. Stigma negatif pernah ia dapatkan saat masih lajang di usia 38 tahun. Tak jarang Nining juga mendapatkan cap sebagai orang liberal, hingga menerima SMS dengan pesan pelecehan seksual. Bagi Nining, tanggapan negatif seperti itu adalah konsekuensi atas perjuangan yang dilakukan.

Penghargaan atau Prestasi

Nining sering mendapatkan kesempatan untuk menghadiri forum-forum internasional mewakili lembaga, seperti Konferensi Musawah—gerakan global untuk kesetaraan dalam keluarga—pada tahun 2009, yang diselenggarakan oleh Sisters in Islam; Pertemuan Strategi Hak Asasi Manusia Perempuan Regional Asia Tenggara tentang struktur ASEAN yang diselenggarakan oleh APWLD dan IWRAW Asia-Pasifik tahun 2009, di Chiang Mai, Thailand.

Karya-karya

Nining banyak menuliskan gagasannya melalui artikel, buku, dan cerpen, di antaranya adalah:

  1. Dari Syariat Menuju Maqashid Syariat: Fundamentalisme, Seksualitas, dan Kesehatan Reproduksi (KIKJ dan The Ford Foundation, 2003).
  2. Keluarga Sakinah: Kesetaraan Relasi Suami Isteri (Rahima, 2008)
  3. Kumpulan cerpen berjudul Perawan: Sebuah Antologi Fiksi Bela Hak Perempuan, (Rahima, 2009).
  4. Merintis Keulamaan untuk Kemanusiaan: Profil Kader Ulama Perempuan Rahima, (Rahima, 2014).
  5. Seksualitas dan Agama, Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Agama-Agama, (ICRP dan PT Elex Media Komputindo, 2015).
  6. Membina Keluarga Bahagia, (Rahima, Prevention+ dan Rutgers WPF Indonesia, 2019).
  7. Perspektif Gender tentang Isu Poligami dalam Lima Film Bergenre Religi (Perspektif Gender dalam Isu Poligami dalam Genre Film Religi), (Jurnal Muttaqien, Vol. 1 No.1, Juli 2020).

Daftar Bacaan Lanjutan

  1. https://swararahima.com/
  2. http://alimatindonesia.blogspot.com/
  3. https://qobiltu.co/
  4. https://mubadalah.id/


Penulis : Anis F. Fuadah
Editor : Nor Ismah
Reviewer : Faqihuddin Abdul Kodir