Yang Muda Merawat Bangsa

Bagi yang ingin membaca buku ini secara lengkap silahkan download dalam bentuk pdf di link berikut ini.

Yang Muda Merawat Bangsa
BukuYangMudaMerawatBangsaCover.jpg
JudulYang Muda Merawat Bangsa
Editor
  • Zahra Amin
Desain coverZannoism
SeriCetakan Pertama
PenerbitMubadalah.id
Tahun terbit
November 2022
Halamanxii + 306 hal

(Baca selengkapnya.....)


Membincang Anak Muda yang Merawat Bangsa

Oleh: Zahra Amin

Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku, agama, ras, dan budaya. Keberagaman tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia. Namun dalam realitasnya, dinamika ekspresi keberagaman dan keberagamaan di era demokrasi terkadang berpotensi memunculkan ketegangan dan konflik antar-masyarakat, antar-umat beragama atau bahkan internal umat beragama. Oleh karena itu, diperlukan moderasi salah satunya moderasi beragama untuk menjaga keharmonisan bangsa.

Moderasi beragama dapat diukur dalam empat indikator diantaranya toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, serta pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multikultural dan multi-agama. Untuk itu, keempat indikator tersebut harus selalu dijaga dan dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat sebagai upaya menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara yang berkelanjutan.

Media memiliki peran strategis bagi umat dalam menggerakkan moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Oleh sebab itu, tugas penguatan kerukunan umat beragama di samping dilakukan oleh pemerintah, juga harus dilakukan oleh pegiat media. Di kalangan sindikasi media keislaman yang moderat, Mubadalah.id dianggap sebagai situs Islam utama yang secara khusus mengusung narasi keadilan gender atau hak-hak perempuan dalam Islam, di samping narasi kebangsaan toleransi dan perdamaian, sebagai upaya kampanye positif terkait moderasi beragama di Indonesia.

Sebagai salah satu media online, Mubadalah.id dihidupi oleh sebagai kontributor yang dilatih dan dibekali untuk menarasikan nilai-nilai baik dalam kehidupan. Para penulis ini berperan penting dalam menarasikan berbagai macam isu dengan menggunakan metode dan semangat nilai mubadalah sebagai pedoman utamanya.Melalui buku kumpulan artikel populer di Mubadalah.id yang selama 7 bulan ini dipublikasikan, menjadi salah satu cara yang dilakukan anak-anak muda untuk merawat nilai-nilai kebangsaan. Saya merasa Indonesia akan baik-baik saja, jika semakin banyak orang yang punya kesadaran kritis dan literasi yang baik, menggelisahkan setiap hal, lalu membaginya melalui tulisan.

Untuk catatan tambahan, pada 2019 Mubadalah.id telah mengkompilasi sejumlah artikel yang pernah diposting di web dengan judul “Insipirasi Keadilan Relasi”. Lalu di tahun 2021, Mubadalah.id juga membukukan sejumlah artikel yang terbagi menjadi tiga tema besar, “Perdamaian dan Kebangsaan, Keadilan Gender, dan Perlindungan Alam/Keberlanjutan Lingkungan”, dengan melibatkan tiga orang kontributor sebagai kompilator. Pemilihan tema-tema ini, selain terkait dengan tiga Fatwa KUPI, yakni Pencegahan Kekerasan Seksual, Pencegahan Perkawinan Anak, dan Pencegahan Kerusakan Lingkungan, juga relevan dengan kondisi keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan kita saat ini, yang semakin hari kian tergerus oleh perubahan teknologi, gaya hidup, serta pandangan hidup masyarakat.

Kemudian di tahun 2022 ini, Mubadalah.id kembali mengkompilasi sejumlah artikel yang ditulis bersama anak-anak muda 15 kontributor terpilih, dengan tiga tema utama antara lain, pertama kebangsaan, toleransi dan perdamaian. Kedua, kesetaran dan keadilan gender. Lalu ketiga lingkungan berkelanjutan. Dalam tema kebangsaan, toleransi dan perdamaian mengambil judul “Yang Muda Merawat Bangsa”. Hadirnya buku tentang kebangsaan ini salah satunya adalah sebagai ikhtiar anak-anak muda, artikel dari para kontributor terpilih, untuk mengembangkan sikap cinta tanah air, dan merawat nilai-nilai toleransi, tenggang rasa, saling pengertian, empati, kemanusiaan, dan kerjasama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah membaca buku ini diharapkan mampu membangun kesadaran pembaca bahwa kita saat ini hidup dalam masyarakat yang plural dan multikultural. Antara satu dengan yang lain memang kita diciptakan secara berbeda. Maka memaksakan untuk menyatukanperbedaanartinya kita melanggengkan konflik. Apalagi memaksakan keadaan untuk sama sesuai dengan keyakinan kita, tak ubahnya dengan seseorang yang mendamba bahagia, namun tetap membiarkan hari-harinya berlalu tanpa warna, dan cinta. Demikian. Selamat membaca!