87
suntingan
Baris 2: | Baris 2: | ||
== Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan == | == Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan == | ||
Halaqah | Halaqah dengan tema meneguhkan peran ulama perempuan untuk peradaban yang berkadilan dihadiri oleh 200 lebih ulama perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia. Halaqah diawali dengan pembukaan. Terdapat serangkaian kegiatan pembukaan yaitu, lagu Indonesia raya, sambutan dari KUPI selaku tuan rumah yang dalam hal ini disampaikan oleh. Prof. Dr. KH. [[Machasin]], selaku dewan penasehat KUPI 2 dan diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh Ibu Nyai Aisyah Arsyad dari Makassar. | ||
Acara inti Halaqah dipandu oleh Ibu Surayya Kamaruzzaman akademisi dan aktivis dari Aceh. Pertama-tama Ibu Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M selaku Wakil MPR RI memberikan keynote speech. Narasumber lainnya yaitu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr (H.C) KH. [[Lukman Hakim Saifuddin]], Menteri Agama RI 2014-2019, dan KH. Nuruddin Amin, Wakil Ketua DPRD Jepara. Akan tetapi karena ada satu dan lain hal, terdapat dua narasumber yang berhalangan yaitu Ibu Prof. Amani Lubis dan KH. Nuruddin Amin. Ibu Prof Amani digantikan oleh Ibu Dr. [[Maria Ulfah Anshor]] komisioner Komnas Perempuan 2020-2024, dan Bapak Nuruddin Amin digantikan oleh Bapak Suyoto Bupati Bojonegoro 2008-2018 dan Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik. | Acara inti Halaqah dipandu oleh Ibu Surayya Kamaruzzaman akademisi dan aktivis dari Aceh. Pertama-tama Ibu Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M selaku Wakil MPR RI memberikan keynote speech. Narasumber lainnya yaitu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr (H.C) KH. [[Lukman Hakim Saifuddin]], Menteri Agama RI 2014-2019, dan KH. Nuruddin Amin, Wakil Ketua DPRD Jepara. Akan tetapi karena ada satu dan lain hal, terdapat dua narasumber yang berhalangan yaitu Ibu Prof. Amani Lubis dan KH. Nuruddin Amin. Ibu Prof Amani digantikan oleh Ibu Dr. [[Maria Ulfah Anshor]] komisioner Komnas Perempuan 2020-2024, dan Bapak Nuruddin Amin digantikan oleh Bapak Suyoto Bupati Bojonegoro 2008-2018 dan Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik. | ||
Baris 25: | Baris 25: | ||
== Merumuskan Strategi Bersama untuk Percepatan Pengesahan RUU PPRT == | == Merumuskan Strategi Bersama untuk Percepatan Pengesahan RUU PPRT == | ||
Halaqah | Halaqah dengan tema merumuskan strategi bersama untuk percepatan pengesahan rancangan undang-undang perlindungan pekerja rumah tangga (RUU PPRT) dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari beragam latar belakang seperti aktivis perempuan, akademisi, media, ormas, dan lain-lain. Adapun narasumber yang hadir dalam kegiatan ini yakni Hj. [[Hindun Anisah]] M.A (Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan), Luluk Nur Hamidah M.Si. (Kementerian Ketenagakerjaan RI), KH. Abdulloh Aniq Nawawi (KUPI), Ari Ujianto (Jala PRT), serta fasilitatornya adalah Kunti Tridewi Yanti SH. MA. | ||
Ibu Hindun Anisah menyampaikan pemaparannya bahwa saat ini diperlukan perlindungan yang kuat terkait pekerja rumah tangga. Karena berdasarkan data, ada 59,5% kasus kekerasan terhadap pekerja rumah tangga. Sebab itulah diperlukan perlindungan yang lebih kuat berupa undang-undang yang mengikat. Mengingat Indonesia belum memiliki UU tentang pekerja rumah tangga, maka diperlukan sinergi bersama untuk mendorong RUU PPRT ke DPR. | Ibu Hindun Anisah menyampaikan pemaparannya bahwa saat ini diperlukan perlindungan yang kuat terkait pekerja rumah tangga. Karena berdasarkan data, ada 59,5% kasus kekerasan terhadap pekerja rumah tangga. Sebab itulah diperlukan perlindungan yang lebih kuat berupa undang-undang yang mengikat. Mengingat Indonesia belum memiliki UU tentang pekerja rumah tangga, maka diperlukan sinergi bersama untuk mendorong RUU PPRT ke DPR. | ||
Baris 36: | Baris 36: | ||
== Peran Ulama Perempuan Dalam Merawat Dan Mengokohkan Persatuan Bangsa == | == Peran Ulama Perempuan Dalam Merawat Dan Mengokohkan Persatuan Bangsa == | ||
Halaqoh dengan tema [[Peran Ulama Perempuan Dalam Merawat Dan Mengokohkan Persatuan Bangsa|peran ulama perempuan dalam merawat dan mengokohkan persatuan bangsa]] diawali dengan kata pengantar dari ketua Panitia KUPI mba Masrukha, beliau menyampaikan tentang Misi keindonesiaan, misi Pancasila yang tidak berbeda dengan visi dan misi ulama perempuan Indonesia. Mba rukha menyampaikan bahwa KUPI juga memiliki misi kebangsaan, keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan. kemudian dilanjutkan Keynote speaker yang disampaikan oleh Direktur BPIP Prof. Yudian, pak yudian menyampaikan tentang sejarah yang menjadi pondasi kenapa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai Ideologi bangsa. | |||
Acara selanjutnya Diskusi dengan Para Narasumber yang di moderatori oleh Kak Nana Azriana Manalu. Moderator mengawali diskusi dengan menyampaikan Sejumlah perempuan termasuk didalamnya ulama perempuan merupakan pahlawan yang mengantarkan Indonesia merdeka selama 77 tahun. Menurutnya Perempuan negara ini telah mengisi semua aspek kehidupan di bangsa Indonesia, tetapi sekarang ini kita dibuat prihatin dengan banyaknya kasus perempuan yang menjadi pelaku bom, pelaku ujaran kebencian dan hoax dan semua ini didasarkan pada kebencian pada kelompok yang berbeda. Sebelum meminta narasumber untuk menyampaikan materinya kak nana memunculkan pertanyaan pertanyaan, seperti Apa yang terjadi pada perempuan Indonesia? Apa yang salah dengan Pendidikan keagamaan kita. Apa yang salah dengan pemahaman kepancasilaan kita? Untuk mendiskusikan pertanyaan pertanyaan itu kak nana mempersilahkan Narasumber untuk menyampaikan materinya. | Acara selanjutnya Diskusi dengan Para Narasumber yang di moderatori oleh Kak Nana Azriana Manalu. Moderator mengawali diskusi dengan menyampaikan Sejumlah perempuan termasuk didalamnya ulama perempuan merupakan pahlawan yang mengantarkan Indonesia merdeka selama 77 tahun. Menurutnya Perempuan negara ini telah mengisi semua aspek kehidupan di bangsa Indonesia, tetapi sekarang ini kita dibuat prihatin dengan banyaknya kasus perempuan yang menjadi pelaku bom, pelaku ujaran kebencian dan hoax dan semua ini didasarkan pada kebencian pada kelompok yang berbeda. Sebelum meminta narasumber untuk menyampaikan materinya kak nana memunculkan pertanyaan pertanyaan, seperti Apa yang terjadi pada perempuan Indonesia? Apa yang salah dengan Pendidikan keagamaan kita. Apa yang salah dengan pemahaman kepancasilaan kita? Untuk mendiskusikan pertanyaan pertanyaan itu kak nana mempersilahkan Narasumber untuk menyampaikan materinya. |
suntingan