|
|
Baris 1.035: |
Baris 1.035: |
| Artikel ini adalah bahan diskusi internal Alimat pada tahun 2015 yang dipersiapkan untuk draft buku tentang konsep dan hukum keluarga Islam dalam perspektif keadilan gender Islam. | | Artikel ini adalah bahan diskusi internal Alimat pada tahun 2015 yang dipersiapkan untuk draft buku tentang konsep dan hukum keluarga Islam dalam perspektif keadilan gender Islam. |
|
| |
|
| ----[1]Ibn Manzhur, ''Lisan al-Arab'' (Beirut: Darl al-Fikr), j. 12, h. 502, Abu Bakr al-Razy, ''Mukhtar al-Shahhah (''Beirut: Maktabah Lubnan), h. 233 | | ----Footnote: |
|
| |
|
| [2]Ibn Mandzur, Lisan, j.12, h. 233.
| |
|
| |
| [3]Abu Muhammad al-Husein Mas’ud al-Baghawi, ''Ma’alim at-Tanzil'' (t.t: Dar Thoyyibah li an-Nasyri wa at-Tauzi’, 1997), j.2, h.207.
| |
|
| |
| [4]Al-Baghawi, ''Ma’alim,'' j.12, h.207''.''
| |
|
| |
| [5]Ibn al-Mandzur, ''Lisan al-Arab'', j.6, h. 4920-4923.
| |
|
| |
| [6]Ibn al-Mandzur, Lisan al-Arab, j.6, h. 4920-4923.
| |
|
| |
| [7]Abu al-‘Abbas Ahmad bin Abd al-Halim bin Taimiyyah, al-Harani, ''Al-Nubuwwat,'' (Mesir: al-Mathba’ah al-Salafiyyah, 1386), jilid 1, h. 240
| |
|
| |
| [8] At-Thabari, ''Jami’ l-Bayan,'' jilid 3, h. 646
| |
|
| |
| [9]Yusuf Qardhawi, ''Berinteraksi dengan Al-Qur’an,'' penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani (Jakarta: Gema Insani, 1999), h. 148.
| |
|
| |
| [10]Yusuf, ''Berinteraksi, 151-152.''
| |
|
| |
| [11]Muhammad Husain Haekal, ''Sejarah Hidup Muhammad,'' penerjemah Ali Audah (Bandung: Dunia Pustaka Jaya, 1979), h. 395-397.
| |
|
| |
| [12]Hasil Interview Alimat dengan YNH, 43 tahun, di Jakarta 17 Februari 2011
| |
|
| |
| [13]Hasil interview Alimat dengan AS, eks pekerja migrant, di Karawang pada 8, 11, 16, Juni dan 6 Juli 2011.
| |
|
| |
| [14] Hasil interview Alimat dengan MS, eks pekerja migrant, di Karawang pada bukan Mei, Juni, dan Juli 2011.
| |
|
| |
| [15]ILO, ''Children Working in Indonesia, Laporan tahun 2009, hal. 21 dan 30''
| |
|
| |
| [16]Yuliati Umrah, ''Profil Pekerja Jalanan (Anak Jalanan Perempuan yang Dilacurkan),'' dikutip dari www.humantrafficking.org/uploads/updates/alit_pelacuran_1.doc
| |
|
| |
| [17]Hasil wawancara Alimat dengan AS, eks pekerja migran, di Karawang pada bulan Juni dan Juli 2011.
| |
|
| |
| [18]Dikutip dari <nowiki>http://komnasperempuan.or.id/publikasi/Indonesia/2011/Migran/Panduan%20untuk%20</nowiki>
| |
|
| |
| Fasilitator.pdf pada hari Rabu, 25 Januari 2012 jam 08.17.
| |
|
| |
| [19]Adek Vera, dkk, ''Sebuah Dunia Tanpa Suami'' (Jakarta: PEKKA, 2009), h. 138.
| |
|
| |
| [20]Laporan Akhir Pemberdayaan Perempuan Kepala Kleuarga, PEKKA 2001-2004.
| |
|
| |
| [21]Hasil interview Alimat dengan SR asal Jawa Timur di Jakarta pada tanggal 16-17 Oktober 2011
| |
|
| |
| [22] Hasil interview Alimat dengan SR asal Jawa TImur di Jakarta pada tanggal 16-17 Oktober 2011
| |
|
| |
| [23]Syeikh Kamil Muhammad Uwaidah, ''Fiqh Wanita,'' penerjemah M. Abdul Ghoffar E.M (Jakarta: Pustaka al-Kautsar), h. 396.
| |
|
| |
| [24]Ibn ‘Abidin, ''Radd al-Mukhtar al-Dar al-Mukhtar'', Beirut: Dar al-Fikr. 1992, 3/3.
| |
|
| |
| [25]Al-Shawi al-Maliki, ''Hasyiyah al-Shawi’ala al-Syarh al-Shagir li al-Dardiri'', Kairo: Dar al-Ma’arif, tt., 2/322-324
| |
|
| |
| [26]Syams al-Din al-Syarbini al-Syafi’i, ''Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfadz al-Minhaj'', Beirut: Dar al-kutum al-ilmiyah, 1994, 4/200
| |
|
| |
| [27]Manshur al-Bahuti al-Hanbali, ''Kasyaf al-Qina’ ‘an Matan al-Iqna''’, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tt., 5/5
| |
|
| |
| [28]Memang ada banyak penafsiran tentang kata kunci ''qowwamun'' dalam ayat ini mulai dari pendisiplin, penguasa (sulthan), pemerintah (amir). Semua pemaknaan ini memberikan otoritas pada suami untuk mengatur istri.
| |
|
| |
| [29]Hadis ini begitu terkenal dan dapat ditemukan juga dalam koleksi hadis milik Imam Muslim, Turmudzi, Abu Daud & Ahmad bin Hambal.
| |
|
| |
|
| |
| [30]Muhammad bin Umar Nawawi, ''Syarah Uqud al-Lujain fi Bayani Huquqi az-Zaujain'' (Jakarta; FK3, t.th), h. 23.
| |
|
| |
| [31]Nawawi, ''Syarah Uqud al-Lujain,'' h. 49-51.
| |
|
| |
| [32] Sulaiman bin al-Asy’at bin Syadad bin Amr al-Azadi Abu Daud as-Sijistani, ''Sunan Abi Daid'' (
| |
|
| |
| [33]
| |
|
| |
| [34]Nur Achmad dan Leli Nurohmah, ''Umat Bertanya Ulama Menjawab'' (Jakarta; [[Rahima]], 2008), 37-37.
| |
|
| |
| [35] Nur Achmad dan Leli Nurohmah (Ed.), ''Umat Bertanya,'' h. 151.
| |
|
| |
| [36] Wawancara Alimat dengan ZHDH, di Surabaya pada tanggal 8 Juli 2011.
| |
|
| |
| [37]Wawancara Alimat dengan SR (43 tahun) di Jawa Timur, 16 Oktober 2011.
| |
|
| |
| [38] Persoalan mahram hampir dipastikan selalu mencuat ketika isu penyiksaan TKW mencuat. Lembaga dan tokoh-tokoh agama pada umumnya setuju untuk melarang TKW dikirim keluar negeri karena tanpa mahram.
| |
|
| |
| [39]Asghar Ali Engineer, ''Hak-Hak Perempuan dalam Islam,'' penerjemah Farid Wajidi dan Cici Farkha Assegaf (Yogya: LSPPA, 1994), h. 26.
| |
|
| |
| [40] Abdurrahman bin Muhammad bin Makhluf ats-Tsa’alabi, ''Al-Jawahir al-Hasan fi Tafsir al-Qur’an'' (Beirut: Muassasah al-A’lami li al-Mathbuat, T.Th), jilid 4, h. 192
| |
|
| |
| [41] Ibnu Katsir, ''Tafsir al-Qur’an al-Adhim'', jilid 2, h. 486
| |
|
| |
| [42] Ayat tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut; ''Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”'' (Qs. adz-Dzariyat/ 51:56) dan ''“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh''.” (Qs. al-Ahzab/ 33:72)
| |
|
| |
| '''''[43]'''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (Terjemahan surat Qs. al-Mu’minun/23/12-16).''
| |
|
| |
| '''''[44]''' Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Terjemahan Qs. al-Hujurat/49:13. Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.(Terjemahan Qs. An-Nisa/4:124)''
| |
|
| |
| [45]''Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Terjemahan Qs. At-Taubah/9:71)''
| |
|
| |
| '''''[46]'''Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami kurniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah) (Terjemahan Qs. al-An’am/6:94.''
| |
|
| |
| '''''[47]'''Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh) (Tejemahan Qs. an-Nisa/4:20-21)''
| |
|
| |
| [48] Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.(Terjemahan Qs. ar-Rum/30:21)
| |
|
| |
| [49]Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang lalim. (Terjemahan Qs. Al-Baqarah/2:229). Di ujung ayat 230 surat yang sama juga menegaskan hal ini.
| |
|
| |
| [50]Apabila kamu menalak istri-istrimu, lalu habis idahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang makruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Terjemahan Qs. Al-Baqarah/2:232). Hubungan atas dasar saling rela juga di singgung dalam Qs. An-Nisa/4:24.
| |
|
| |
| [51] Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Terjemahan Qs. Al-Barqarah/2:233).
| |
|
| |
| [52] Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.(Terjemahan an-Nisa/4:19)
| |
|
| |
| [53]Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik (ihsan) (Terjemahan Qs.al-Baqarah/2:229)
| |
|
| |
|
| |
| [54]Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. (Terjemahan Qs. An-Nisa/4:4)
| |
|
| |
| [55]Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.(Terjemahan Qs. al-Baqarah/2:233)
| |
|
| |
| [56]an suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. (Terjemahan Qs. Al-Baqarah/2:228)
| |
|
| |
| [57] Ibnu Abbas, ''Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn Abbas'', Penyunting Abu Tahir Ibnu Ya’qub al-Fairuzabadi (Beirut: Darul Fikr, t.th.), h. 68
| |
|
| |
| [58] Al-Zamakhsyari, ''al-Kasysyaf'' (Beirut: Dar al-Fikr, 1977), j.1, h. 523-524
| |
|
| |
| [59]Abu Wahid Muhammad bin Achmad bin Muhammad Ibnu Rusyd, ''Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid,'' penerjemahImam Ghazali dan Achmad Zaidun (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), j. 2, h. 398-407.
| |
|
| |
| [60] Lihat Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amili Abu Ja’far ath-Thabari, ''Jami’ al-Bayan fi Tawil al-Qur’an'' (t.t.:Muassasah ar-Risalah, 2000), j. 5, h. 17, Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir,''Tafsir al-Qur’an al-Adzim'' (t.t.: Darun Thoyyibah li an-Nasyri wa at-Tauzi, 1999), j.1, h.631.
| |
|
| |
| [61]Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin al-Hasan bin al-Husein at-Taimi ar-Razi yang dikenal atau yang lebih dikenal dengan Fakhrudin ar-Razi menjelaskan panjang soal ini dan memandang bahwa larangan menghalangi tersebut ditujukan kepada suami, bukan wali dalam ''Mafatih al-Ghaib,'' pada penafsiran Qs. al-Baqarah/2:232.
| |
|
| |
| [62]Lihat an-Nasai, ''Jami’ al-Ushûl,'' no. hadis: 8974, j.12, h.142 .
| |
|
| |
| [63]Lihat: az-Zayla’i, Nashb ar-Râyah Takhrîj Ahâdîts al-Hidâyah, , j. 3, h. 237.
| |
|
| |
| [64]Tim PW LTN NU Jatim, ''Ahkamul Fuqoha Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004)'' (Surabaya: Khalista, 2007), h. 95-96
| |
| [[Kategori:Diskursus Hukum Islam]] | | [[Kategori:Diskursus Hukum Islam]] |