Halaqah Kebangsaan tentang Peran Ulama Perempuan Dalam Merawat Dan Mengokohkan Persatuan Bangsa
Halaqoh dengan tema peran ulama perempuan dalam merawat dan mengokohkan persatuan bangsa diawali dengan kata pengantar dari ketua Panitia KUPI mba Masruchah, beliau menyampaikan tentang Misi keindonesiaan, misi Pancasila yang tidak berbeda dengan visi dan misi ulama perempuan Indonesia. Mba rukha menyampaikan bahwa KUPI juga memiliki misi kebangsaan, keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan. kemudian dilanjutkan Keynote speaker yang disampaikan oleh Direktur BPIP Prof. Yudian, pak yudian menyampaikan tentang sejarah yang menjadi pondasi kenapa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai Ideologi bangsa.
Acara selanjutnya Diskusi dengan Para Narasumber yang di moderatori oleh Kak Nana Azriana Manalu. Moderator mengawali diskusi dengan menyampaikan Sejumlah perempuan termasuk didalamnya ulama perempuan merupakan pahlawan yang mengantarkan Indonesia merdeka selama 77 tahun. Menurutnya Perempuan negara ini telah mengisi semua aspek kehidupan di bangsa Indonesia, tetapi sekarang ini kita dibuat prihatin dengan banyaknya kasus perempuan yang menjadi pelaku bom, pelaku ujaran kebencian dan hoax dan semua ini didasarkan pada kebencian pada kelompok yang berbeda. Sebelum meminta narasumber untuk menyampaikan materinya kak nana memunculkan pertanyaan pertanyaan, seperti Apa yang terjadi pada perempuan Indonesia? Apa yang salah dengan Pendidikan keagamaan kita. Apa yang salah dengan pemahaman kepancasilaan kita? Untuk mendiskusikan pertanyaan pertanyaan itu kak nana mempersilahkan Narasumber untuk menyampaikan materinya.
Narasumber pertama Dr. Muchsin Jamil, Warek UIN Semarang, beliau menyampaikan tentang 4 pendekatan strategis yang penting dalam mengatasi intoleransi, dan Ekstremisme kekerasan. Strategi Pertama pemenuhan hak-hak masyarakat, pemerintah harus menghadirkan kebijakan yang bisa memenuhi hak-hak masyarakat, pemenuhan Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kedua pemenuhan Kebutuhan terhadap kesejahteraan well being, ketiga Penghargaan terhadap identitas seperti identitas keagamaan dan kebudayaan., keempat Kebutuhan akan jaminan kebebasan.
Narasumber ke 2 Magdalena Sitorus, beliau menyampaikan tentang Kerja-kerja Lintas Agama dalam Menggalang Persatuan Bangsa. Menurut beliau bahwa Hal yang paling hakiki dalam Persatuan Bangsa adalah menjaga dan merawat toleransi dalam menghadapi segala perbedaan. Mulai dari perbedaan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan yang menciptakan ketidak setaraan mulai dari ranah domestik sampai ke publik. Menurut bu magda bahwa Kerja lintas agama bisa dimulai dari hal hal yang paling kecil, berangkat dari sendiri terlebih dahulu baru mempengaruhi yang lain lebih luas bisa melalui orang terdekat atau lembaga dimana kita berada di ruang publik yang lebih luas.
Narasumber ke 3 Prof. Dr. Mufidah Cholil, beliau menyampaikan tentang Peran Ulama Perempuan dalam Mengukuhkan Pondasi Kebangsaan. Beliau menyampaikan bahwa Ulama perempuan memiliki potensi dan kekuatan untuk mengawal pancasila dan Indonesia kedepan menjadi lebih kuat, lebih baik dan mapan. Ulama perempuan merekontruksi penafsiran melalui sumber-sumber pengetahuan yang diskriminatif untuk membangun peradaban yang berkeadilan. [] (ZA)
Selengkapnya untuk mendapatkan dokumen-dokumen pendukung kegiatan ini bisa lihat di Dokumen Kegiatan Halaqah Kebangsaan tentang Peran Ulama Perempuan Dalam Merawat Dan Mengokohkan Persatuan Bangsa.