Nissa Wargadipura

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Nissa Wargadipura
NissaWargadipura.jpg
Tempat, Tgl. LahirGarut, 23 Februari 1972
Aktivitas Utama
  • Pendiri, Pengasuh, dan Pemimpin Pesantren Pesantren Ekologi Ath Thaariq (2008-sekarang)
  • Inisiator Mentor SEKOLAH EKOLOGI INDONESIA (SEI)
Karya Utama
  • Aktivis sekaligus organisatoris yang mempelopori pergerakan pemberdayaan masyarakat petani

Nissa Wargadipura, lahir di Garut Jawa Barat pada tanggal  23 Februari 1972. Ia merupakan ibunda dari tiga anak. Umi Nissa, demikian beliau disapa merupakan pendiri, pemimpin, dan pengasuh Pesantren Ekologi Ath-Thaariq. Tumbuh dan dewasa dalam didikan sang ayah yang merupakan mantri pertanian, Umi Nissa belajar bertani organik secara otodidak. Selain mengasuh pesantren ekologi yang menarik perhatian internasional, Umi Nissa juga aktif dalam  kegiatan pendampingan terhadap petani pasundan. Ia juga sosok aktivis perempuan dengan perspektif ekofeminis.

Pada pra-KUPI, Umi Nissa bersama teman-teman seperjuangan menyusun strategi KUPI di masa depan. Dalam kongres KUPI II, Umi Nissa juga sebagai narasumber yang membahas tentang ‘greening muslim’ sebagai ahli dalam bidang pemulihan ekologi. Dalam kaitannya dengan aktivitas di KUPI, Umi Nissa mendesain ekofeminisme yang berfokus pada upaya pemulihan alam untuk meningkatkan kesehatan perempuan dan generasi mendatang. Sosok Umi Nissa merupakan ulama perempuan yang bergerak dari akar rumput hingga menara demi memperjuangkan hak-hak kemanusiaan perempuan untuk mampu melahirkan dengan nyaman karena memiliki ketahanan pangan yang mendukung peran kodratinya. Bagi Umi Nissa, KUPI adalah motor penggerak Pesantren Ekologi Ath-Thaariq bagi pemulihan ekologi demi keselamatan manusia tanpa kecuali.

Riwayat Hidup

Umi Nissa tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pertanian secara organik. Sang ayah yang merupakan mantri pertanian menularkan keahlian bertani pada sang putri. Sejak kecil, Umi Nissa sudah menampakkan ketertarikan pada bidang pertanian organik. Ia menempuh pendidikan SD hingga SMA di Garut, Jawa Barat. Umi Nissa ahli dalam bidang pertanian organik, mengorganisasi masyarakat, dan juga mahir berbahasa Inggris. Umi Nissa juga belajar berbagai hal mulai dari analisis sosial, advokasi lingkungan, advokasi agraria, hingga advokasi perempuan. Bersama dengan sang suami, Umi Nissa mendirikan pesantren berbasis ekologi yang berlokasi di Kampung Cimurugul, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pesantren yang memberikan wawasan ekologis dan pemulihan ekosistem ini berdiri di tengah sawah ini di atas tanah seluas 8.500 meter persegi.

Tokoh dan Keulamaan Perempuan:

Umi Nissa merupakan sosok pelopor ekofeminisme. Ia tidak hanya berceramah mengenai kemaslahatan lingkungan dan semesta. Namun, ia memberikan kontribusi nyata melalui dakwah yang mengejawantahkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Bersama sang suami, Umi Nissa berjalan beriringan, saling mendukung, saling menguatkan, dan saling melengkapi. Pesantran Ath-Thaariq merupakan sebuah bukti bahwa keimanan dan teologi tidak akan dapat terpisah dari lingkungan.

Pada aspek advokasi lingkungan, Umi Nissa mengemukakan ide bahwa pertanian  yang berbasis pada revolusi hijau membuat petani tidak mandiri dan dimiskinkan oleh revolusi hijau. Berkaca pada hal ini, ia pun mencermati dan belajar ilmu organisatoris, sehingga terkumpullah ilmu-ilmu yang harus diaksikan. Revolusi hijau harus direspon dengan aksi revolusi meja makan. Revolusi meja makan adalah bagaimana sebuah keluarga mengolah makanan dari halaman sendiri mulai dair menanam hingga panen.

Ia memiliki gagasan bahwa pupuk pun perlu diproduksi secara mandiri. Hidup berdampingan dengan petani membuat Umi Nissa merasa empati. Pasalnya, di dalam sistem revolusi hijau, petani tidak mempunyai benih. Ia harus membeli benih dengan harga mahal. Lebih memprihatinkan lagi, petani diberikan pendidikan bukan oleh pakar, tetapi oleh toko pupuk, toko obat, dan toko benih, sehingga berguru kepada orang yang mencari uang. Alhasil, petani menjadi sangat tertarik bahwa tanah harus dipupuk. Ekspresi kekhawatiran terhadap nasib petani begitu nampak dalam orasi Umi Nissa. Ia memang melihat bahwa banyak petani dimiskinkan karena mereka harus membeli benih, membeli pupuk, dan juga membeli obat hama dengan harga mahal.

Petani yang notabene merupakan sosok pejuang ketahanan pangan harus menderita karena kebergantungan yang demikian tinggi pada industri benih, pupuk, dan pestisida. Lebih parah lagi, petani membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan itu semua. Sehingga, sebenarnya petani tidak akan mendapatkan apa-apa. Penemuan ini membuat Umi Nissa merasa dipanggil untuk mengadakan satu buah sekolah. Sekolah ini diperuntukkan bagi masyarakat.  

Pondok Pesantren Ath-Thariq bermula dari keikhlasan berjuangan Umi Nissa bersama suami. Di dalam pesantren, santri diberikan kurikulum untuk membangun dan mengembangkan desa. Sejak didirikan pada tahun 2008, Pesantren Ath-Thaariq membangun kurikulum yang mendekatkan anak santri pada kebutuhan. Sehingga, setelah santri pulang ia tidak bingung mencari ia sudah didekatkan dengan kebutuhan. Ia akan bisa menanam dan mengolah hasil pertanian menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Pesantren Ath-Thaariq yang dipimpin Umi Nissa  didesain dengan kurikulum untuk mengenal keanekaragaman hayati. Harapannya, santri dapat berwirasusaha melalui pengolahan hasil pertanian menjadi berbagai produk semisal sirup, manisan,  selai, dan lain sebagainya. Bahkan Umi Nissa yang merupakan ahli tanaman obat tradisional juga menggalakkan pengobatam secara tradisional dan kembali pada alam. Sebagai pemimpin pesantren perempuan, Umi Nissa mencitakan bahwa pesantren yang ia pimpin bersama suami dapat mewujudkan visi agama islam rahmatan lil alamin dengan merujuk pada tiga aspek penting, yaitu gender, sangat menghormati kesetaraan, dan memiliki orientasi yang ramah lingkungan. Tiga aspek ini direalisasikan melalui agroekologi.

Agroekologi merupakan sebuah interaksi yang sangat kompleks berupa pertanian berbasis pemulihan ekologi. Interaksi bukan hanya antara  manusia dengan manusia, akan tetapi manusia dengan tanah, manusia dengan Tuhan, serta makhluk lain. Agroekologi bukan hanya pertanian yang ramah lingkungan, namun melibatkan interaksi yang lebih besar. Agroekologi bukan hanya pertanian organik, namun menyangkut interaksi alamiah, misalnya persoalan interaksi dengan kupu-kupu. Animal sistem, sebuah keterhubungan antara ekosistem harus dijaga.

Umi Nissa mengusung pandangan bahwa saat ini ekosistem hancur. Tikus berkembang di berbagai tempat. Keadaan ini harus segara dipulihkan. Salah satu gebrakan Umi Nissa adalah memulihkan ekosistem alami dengan membuatkan rumah untuk ular. Hal ini penting sebagai proses pemulihan. Selain mengajak petani untuk memulihkan,  Umi Nissa mencitakan agroekologi menjadi ilmu pengetahuan berkelanjutan, menjadi gerakan pemulihan alam, dan menjadi sebuah gerakan sosial. Umi Nissa memandang bahwa perempuan memiliki keterikatan kuat dengan alam.

Perjuangan Umi Nissa berangkat dari rasa empati kepada kaum perempuan yang mengalami sulit dan sakit dalam melahirkan karena tidak tersedianya pangan yang sehat dan ditanam dengan sehat. Saat ini, ekosistem hancur dan perempuan menjadi korban. Hal ini bukan berarti adalah salah perempuan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa dunia porak poranda karena perubahan iklim, pemakaian pupuk berlebihan, pestisida, dan ekosistem alam yang rusak.  Aktivitas perjuangan Umi Nissa sudah berlangsung sejak tahun 1994. Awalnya, ia berjuang bersama Forum Pemuda dan Mahasiswa Pelajar Garut dan mendirikan Serikat Petani Pasundan. Pada tahun 2008, Umi Nissa bersama sang suami mendirikan pesantren ekologi.

Menurut Umi Nissa, laki-laki dan perempuan harus memiliki cara berjuang mubadalah. Keduanya saling menguatkan dan berbagi, saling memberi kontribusi, dan demokratis. Pengalaman Umi Nissa sebagai perempuan yang mengalami rasa sakit melahirkan memberikan motivasi padanya untuk bergerak di bidang ekologi. Umi Nissa juga yakin bahwa semua perempuan di Indonesia akan mengalami nasib sama apabila tidak ada yang bergerak mempelopori agroekologi. Didorong spirit kemanusiaan, Umi Nissa bergerak sebab bukan salah perempuan mengalami rasa sakit melahirkan karena malnutrisi. Semua itu adalah kesalahan sistem pertanian yang digerakkan oleh kepentingan yang hanya berorientasi pada untung.

Umi Nissa memulai pergerakan dari keluarga. Bahkan, gerakannya mendapatkan respon yang kuat dari FAO PBB di Indonesia. Bahkan, pesantren Ath Thaariq terpilih menjadi representasi PBB mulai dari tahun 2018-2028. Bagi Umi Nissa, dalam perjuangan tidak ada yang berat. Ia bersama dengan suami berkomitmen untuk mendidik kader santri sebagai pemimpin yang setara. “Tidak ada yang berat, semua saya nikmati. Saya pasrahkan semua pada Tuhan. Saya menanam untuk Tuhan, diri sendiri, dan keluarga,” ujar Umi Nissa dengan raut ceria. Umi Nissa berujar bahwa ia bekerja untuk Tuhan. Baginya, aktivitas menanam adalah bentuk pengabdian pada Tuhan. Ia berharap bahwa KUPI menjadi bagian penting dalam visi Pesantren Ath-Thaariq.

Penghargaan/Prestasi

Perjuangan Umi Nissa mengantarkannya sebagai peraih penghargaan dan prestasi di bidang ekofeminisme. Pada tahuan 2015, ia dinobatkan sebagai Perempuan Inspiratif Nova 2015 dan Kusala Swadaya sebagai pengembang wirausaha hijau. Selain itu, Umi Nissa juga menjadi salah satu tokoh perempuan inspiratif penerima beasiswa dari A-Z Agroecology and Organic Food System Course di India. Pada tahun 2018, Umi Nissa terpilih sebagai salah satu dari 11 Inspirator Revolusi Mental Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan KEMENKO PMK Republik Indonesia.  Ia juga terpilih sebagai  7 Tokoh Paling Berpengaruh dan Perempuan Inspiratif tahun 2019. Pada tahun 2020, Umi Nissa kembali meraih penghargaan Pahlawan Pangan Masa Kini pada momen Hari Pangan Internasional. Pada tahun 2021, Umi Nissa menjadi Pemenang Tokoh Pejuang Iklim Inspiratif 2021 Kategori Sociopreneur sebagai Juara 1. Ia juga dinobatkan sebagai Pejuang Iklim versi Tempo. Selanjutnya, ia juga menerima anugrah penghargaan Pangan Terhormat pada Kick Andy Programme di Metro TV pada tanggal 21 Maret 2021.

Karya-Karya

Umi Nissa merupakan aktivis sekaligus organisatoris yang mempelopori pergerakan  pemberdayaan masyarakat petani.

Daftar Bacaan Lanjutan:

https://www.kemenkopmk.go.id/perjuangan-nissa-wargadipura-mendirikan-pesantren


Penulis : Nurul Lathiffah
Editor :
Reviewer :