Lahar Suara
KUPI, kumpulan bara api di luar siri
Hangatkan raga bergetar memanas lagi
Menyimak uraian sosok dan tokoh di setiap sesi
Haru bahagia tak terasa air mata basahi pipi
KUPI, suara pertama ukir sejarah gemparkan dunia
Dari Cirebon berjulukan kota wali, tepatnya Ciwaringin tempat santri
Pondok Pesantren Kebon Jambu berkomandan Bu Nyai Masriyah Amva
Smoga hasil rekomendasi kongres mewujud nyata menuju keadilan sejati
Dalam KUPI.....
Ntah reaksi kimia apa yang terjadi
Raga jiwaku tak kuasa menahan diri
Oleh hangat dan getar berulang kali
Menarik kuat agar tak bungkam diri
Bersuara akan pengalama n sepanjang usia kini
Ahh... mau berkata apa?
Apa lah arti sebuah diriku ini
Yang tlah sering terpangkas banyak peluang percaya diri
Aku sendirian melayani-MU ROBB dalam ruang kedap auara nan sunyi
Meniti detail cara-MU mau-MU dan kalam MU tiada henti
Tak terdefinisikan, tak terbahasakan, tak tembus disiplin alat dan pengetahuan
Melampaui hal-hal kelaziman
Melompati perkara berbagai tahapan dan tingkatan
Dalam irama prerogatif-MU suka suka baik serius atau candaan
Penuh pengulangan, penegasan, pembuktian, penggenapan
Semoga ke depan terbangun penyingkapan hingga percaya diri dan mapan
Itulah sebait curhatan hati
Sebab dorongan dari dalamlah hingga aku jadi peserta KUPI
Ibarat nyala api dalam diri bertemu kumpulan bara di luar diri
Kajian teks Qur’an dan perempuan itulah benang merah pasti
Sedangkan jika menyikapi realita sebatas Indonesia
Setiap golongan harus sepakat NKRI bhinneka selamanya
Harus saling jujur terbuka dalam kecintaan pada nusantara
Jangan memancing curiga tanpa ada upaya dialog terbuka
Apakah pernah masing-masing pihak berintropeksi diri?
Bahwa ada yang kurang dalam aksi demi persatuan hakiki?
Hingga sang Illahi berintervensi mengambil sedikit porsi aksi?
Demi kecintaan-NYA pada tanah air ibu pertiwi ini?
Sayangnya kemudian diimplementasikan berlebihan
Hingga terkesan norak narsis dan gerombolan kampungan
Manakah yang sudah mencapai sang pemilik aturan?
Dan manakah yang berhenti nyaman hanya pada teks aturan?
Moderat dan radikal, keduanya hanya sebutan
Apakah kedua kata itu tidak bisa dipakai dalam banyak pemaknaan?
Kalau berpegang kuat dalam suatu prinsip disebut radikal
Maka kita harus punya mental radikal dalam tanda kutip tentunya
Ibarat hidangan sehat disertai suplemen herbal demi stamina
Walau ada terselip sedikit rasa pahit... tak mengapa
Aku cinta Allah SWT dan cinta Indonesia
Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika selamanya[d1]
Penulis: SRI NURHAYATI
(Tinggal di Cigugur Kuningan)
[d1]Ini yang nulis siapa ya, kok gak ada namanya