Kupi Dan Santri Kebon Jambu

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Masih terbayang wajah para santri Pondok Pesantren Kebon Jambu yang bekerja siang-malam menyukseskan acara KUPI yang dilaksanakan di pesantren mereka. Sekitar dua bulan mereka mempersiapkan segala sesuatunya agar KUPI bisa terlaksana dengan baik. Sejak meng-iya-kan, kegiatan KUPI dilaksanakan di pesantrennya, Yu Mas, panggilan Ibu Nyai Hj. Masriyah Amva, Pengasuh Pesantren Kebon Jambu, memanggil para santri senior (ustad) untuk menyukseskan acara KUPI yang dilaksanakan pertama kalinya di Indonesia bahkan dunia. Oleh karena itu beliau bertekad untuk mempersiapkan dan memberikan pelayanan terbaik untuk peserta, observer dan panitia KUPI. Dalam setiap kali rapat dengan para santri Yu Mas menyampaikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam segala hal kepada para peserta dan semua yang hadir dalam KUPI tersebut. Oleh karena itu sejak awal para santri sudah diberitahukan bahwa sebagian santri akan diliburkan, sebagian lagi akan dititipkan ke pesantren lain, dan sebagian lagi akan dipindahkan ruangannya ke gedung sekolah.

Sebagaimana santri pada umumnya, yang sami’na wa atho’na kepada perintah kyai dan nyai-nya, pun demikian santri Kebon Jambu. Selama beberapa hari, mereka rela tidur tidak nyaman karena kamarnya digunakan oleh peserta dan panitia KUPI. Di samping itu, mereka juga harus rela tidur larut malam bahkan hingga pukul 03.00 dini hari, karena harus membersihkan sampah, merapikan kursi, dan menyiapkan segala sesuatunya untuk acara di esok hari. Para santri yang menjadi panitia di seksi keamanan dan parkir kendaraan, harus memastikan kendaraan peserta dan pengunjung aman, maka harus dijaga 24 jam.

Bukan hanya mempersiapkan dan memastikan kebersihan, keamanan lingkungan, peserta dan panitia, para santri juga memastikan kalau peserta yang menginap di pesantren terlayani dengan baik. Oleh karena itu tiap-tiap ruang penginapan peserta dan panitia, terdapat santri yang bertugas melayani dan mendampingi peserta dan panitia yang membutuhkan bantuan mereka. Mereka sadar bahwa yang mereka layani adalah para Nyai yang datang dari berbagai pesantren dan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagaimana pelajaran yang mereka terima selama ini, untuk melayani dan memuliakan tamu sebagai kesempuraan iman.

Oleh karena itu tanpa kenal lelah, mereka terus memberikan pelayanan terbaik kepada KUPI dengan segala kebutuhannya. Mereka sadar bahwa menjaga kepercayaan itu penting apalagi di tengah keterbatasan fasilitas yang dimiliki Pesantren. Untuk menutupi keterbatasan itu, pelayanan lah kuncinya. Oleh karena itu, sejak peserta datang sampai peserta kembali/selesai acara, maka akan mendapatkan pelayanan para santri, termasuk ketika ada peserta yang sakit, para santri pendamping kamar akan menyampaikan kepada panitia inti, untuk kemudian mendapatkan layanan kesehatan dari pihak terkait. Demikian juga ketika ada peserta yang mau pulang, santri pendamping akan menginformasikan kalau ada tumpangan yang ke arah stasiun atau lainnya. Karena memang panitia tidak menyediakan sarana transportasi secara khusus yang mengantarkan peserta ke stasiun, terminal bus atau lainnya.

Sebagai panitia, kami tidak bisa memberikan imbalan apa-apa atas jasa-jasa kalian dalam mensukseskan acara ini. Kami tahu kalian sudah mengorbankan banyak hal demi suksesnya acara ini. Beberapa hari tidur kalian tidak nyenyak, beberapa hari kalian tidak belajar, beberapa hari kalian tidak menghafal Nadzam Imrithi, Alfiyah, Juz ‘Amma, Surat Wajibat, dan kewajiban pesantren lainnya. Hanya ucapan terima kasih, jazakumullah ahsanal jaza, kepada seluruh santri Pondok Pesantren Kebon Jambu yang sudah terlibat dalam acara KUPI.

Kami tahu kalian sangat ikhlas membantu kami dalam menyukseskan acara KUPI, sebagaimana amanat Ibu Nyai kalian. Lima buah buku profil ulama perempuan yang kalian minta untuk dibaca-baca, kalian terima dengan suka cita. Mungkin hanya itu kenang-kenangan yang kalian terima. Sebagai penanggungjawab teknis dalam mempersiapkan pembukaan KUPI, seminar Nasional, diskusi paralel, musyawarah keagamaan, dan penutupan KUPI, saya sangat berhutang budi pada kalian. Tanpa kalian, entahlah apa yang akan terjadi.

Pada kesempatan ini, saya secara pribadi dan atas nama panitia juga mohon maaf, karena tidak bisa membalas kerja-kerja kalian dalam mensukseskan acara KUPI. Kami sadar bahwa suksesnya acara KUPI di antaranya adalah karena peran dan kebesaran hati kalian. Semoga Allah membalas kerja-kerja kalian yang penuh dengan keikhlasan dan menjadikan kalian orang yang bermanfaat dan menjadi generasi penerus KUPI dimasa mendatang.

Penulis: Marzuki Rais

Cirebon, 28 April 2017

(Sekretaris Yayasan Fahmina/Sekretaris II KUPI)