Hukmiah Husain
Dr. Hj. Hukmiah Husain, Lc, M.Ag | |
---|---|
![]() | |
Tempat, Tgl. Lahir | Cappakala Pinrang, 09 Juli 1975 |
Aktivitas Utama |
|
Karya Utama |
|
Hukmiah Husain, akademisi cum aktivis, mungkin itu sebutan paling tepat untuk perempuan bernama lengkap Hukmiah Husain ini. Karena ia melakukan banyak aktivitas dari mengajar hingga kegiatan sosial kemasyarakatan. Lahir, di Cappakala Pinrang, pada 9 Juli 1975, Hukmiah menghabiskan masa mudanya dengan menuntut ilmu dan memperluas pengetahuan yang kemudian menjadi bekalnya untuk berkiprah di dunia pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di daerah Sulawesi.
Dalam beberapa tahun terakhir, ia bahkan semakin tergerak untuk menyuarakan isu-isu perempuan, terutama di level grassroot. Ia menyadari bahwa di lapangan ia sering menemukan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh kaum perempuan sendiri. Terlebih di tengah masyarakat yang hanya mengenyam pendidikan yang tidak tinggi, ia merasa bahwa pihak yang berkepentingan seperti pemerintah dan ulama perlu melakukan pendekatan lebih intensif dan tidak terburu-buru agar tujuan pemberdayaan dapat tercapai secara maksimal. Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, ia secara konsisten terus berdakwah, tidak hanya di lingkungan kampus tapi juga menjangkau kelompok masyarakat asli, seperti suku Bajo yang tinggal di daerah pedalaman.
Riwayat Hidup
Memiliki orangtua yang berpendidikan, yakni pasangan Husain Wahab dan Haniah, Hukmiah sedari kecil sudah didorong untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Mengawali sekolah dasarnya di MI Darul Dakwah wal Irsyad, Seppange, Bone yang ditamatkan tahun 1985, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Darul Dakwah wal Irsyad (DDI), Parepare hingga tahun 1987. Ia lalu menyelesaikan pendidikan aliyah di Madrasah Aliyah Pesantren DDI Parepare pada tahun 1993.
Tak puas dengan hanya memperoleh ilmu di Indonesia, usai Aliyah ia lalu hijrah ke negeri piramida Mesir untuk mendalami kajian agama di Universitas Al-Azhar Kairo hingga tahun 2000. Untuk gelar magister, ia menekuni ekonomi Islam yang ia selesaikan di UMI Makassar, Fakultas Pengkajian Islam pada tahun 2004. Selang beberapa tahun, ia mengambil program doktoral bidang kajian ekonomi Islam di Fakultas Firasat Islamiyah UIN Alauddin Makassar dan selesai pada tahun 2019. Pengetahuan dan pengalaman yang ia peroleh tidak mengendap begitu saja, sembari memenuhi kewajiban di kampus IAIN Bone, ia aktif dalam berbagai kegiatan dakwah kemasyarakatan, baik di tingkat regional maupun nasional.
Tokoh dan Keulamaan Perempuan
Tercatat dalam bidang keorganisasian dakwah, ia pernah menjadi Pembina pada SALIMAH. Ia juga terlibat dalam kepengurusan MUI pada tahun 2013. Di tingkat lokal, beberapa kali ia diberikan amanah dakwah di antaranya menjadi pengurus Muslimat NU Kabupaten Bone, masuk menjadi bagian struktural ICMI Kab. Bone, juga terlibat dalam pengelolaan yayasan Asshiddiq di Kabupaten Bone. Selama berdakwah, terutama ketika langsung terjun ke lapangan, ia seringkali terharu ketika mengetahui kondisi umat, bahkan ia acap tak bisa membendung air mata. Suatu kali, ia pernah merasa terharu ketika melihat kaum papa yang dengan segala keterbatasannya tetapi terus berupaya menunaikan ritual ibadah dengan maksimal. Di lain waktu, ia juga pernah terlibat dakwah dengan umat dari suku Bajo. Dengan mereka, ia mencoba pendekatan personal dalam mensosialisasikan hikmah dari taharah dan bagaimana ajaran Islam juga mendukung program pelestarian lingkungan, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat pedalaman tersebut.
Hukmiah juga rutin melakukan dakwah door to door. Ia rutin mengunjungi mustahik/dhuafa baik di kota maupun pedesaan, dalam menyalurkan zakat/infaq konsumtif/produktif, membantu para korban bencana alam, termasuk menyalurkan donasi kepada korban gempa di Sulawesi Barat, memberikan bantuan kepada kaum disabilitas dan pekerja dengan upah minimum, serta banyak kegiatan sosial lainnya.
Di samping terlibat penuh dalam banyak aktivitas kemasyarakatan, Hukmiah kini mengemban tanggung jawab di beberapa organisasi, yaitu menjadi dosen dan Kepala Pusat Tracer Study dan Pengembangan Karir Alumni IAIN Bone, Wakil Ketua 2 BAZNAS Bone, Pengurus MUI Bone sejak 2020, Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Bone, pembina Pondok Pesantren Tahfidz Baytul Mukarromah Bone dan Pondok Pesantren Al-Munawwarah Bone, Pembina pada Pusat Studi Islam Yayasan Al-Falah Bone, serta pengurus Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah (ICATT) mulai 2021.
Dengan sederet pengalaman tersebut, ia kemudian sering didapuk menjadi narasumber untuk berbagai acara. Beberapa kegiatan terakhir yang ia isi antara lain webinar Hukum Islam Akurat Idea/Akurat.co, Webinar mahasiswa di tingkat regional, kajian keislaman di beberapa sekolah, majelis taklim di kota Watampone, pengajian rutin di Pondok Pesantren Al-Manawwarah dan Pondok Pesantren Tahfidz Baytul Mukarromah, termasuk memberi pencerahan pada kaum dhuafa pada beberapa kecamatan di Kabupaten Bone.
Bagi Dosen dan Kepala Pusat Pengembangan Karir Mahasiswa dan Alumni pada Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Bone ini, memahami sejarah syariat Islam (tarikh tasyri’) itu sangatlah penting untuk mengetahui latar belakang munculnya satu hukum dan sebab-sebab diterapkannya hukum syariah.
“Pada Periode Makkah yakni pada awal masa kenabian Rasulullah SAW, yang mana konsen pada objek yang menerima dakwah. Mereka adalah kaum musyrikin yang menyembah berhala. Sehingga otomatis fokus utama Rasulullah adalah bagaimana mengalihkan keyakinan, kepercayaan, dan akidah mereka dari menyembah banyak Tuhan, kemudian menyembah satu Tuhan. Dan tentu saja Rasulullah dalam konsen ini tetap menyertakan akhlak,” jelasnya.
Dari penyampaian tersebut, Hukmiah ingin mengingatkan bahwa kita tidak bisa begitu saja melupakan sejarah. Justru melalui perspektif historis, kita bisa mengambil hikmah dari suatu peristiwa, yang kemudian nilai-nilai luhurnya dapat kita terapkan dalam menjalankan dakwah di masa kini. Terlebih konteks masyarakat di zaman Rasul juga heterogen, sama seperti kita di Indonesia. Oleh karena itu, dalam menjalankan misi dakwah, kita perlu bersabar dan mendalami karakter objek dakwah yang dihadapi. Sehingga, dakwah yang kita sampaikan tidak terkesan eksklusif, namun bisa merangkul semua kalangan.
Penghargaan atau Prestasi
Meski belum pernah mendapat penghargaan dari masyarakat secara spesifik, namun secara akademik, ia pernah meraih penghargaan wisudawan terbaik Pascasarjana UIN Alauddin Makassar pada tahun 2019, dan beberapa tulisannya masuk pada jurnal terindeks Scopus.
Karya-Karya
Tidak hanya aktif dalam dakwah sosial, dakwah melalui tulisan juga digarap secara serius oleh istri dari Muhaemin Ali. Beberapa tulisan yang ia publikasikan antara lain:
- Problematika perceraian masyarakat Kabupaten Bone dalam tinjauan ekonomi syariah
- Community economic empowerment the Bajo Tribe is based on Local Potential
- Yusuf Al Qaradawi Concept on Professional Zakat
- Implementasi hukum ekonomi syariah dalam praktik gadai sawah, dan dua buku lain yang berkaitan dengan kajian keislaman.
Daftar Bacaan Lanjutan
- https://akurat.co/begini-pentingnya-tahu-sejarah-syariat-menurut-dosen-iain-bone-hukmiah-husain
- https://www.bonepos.com/2021/01/14/satu-keluarga-di-waetuo-disuntik-khusus-baznas-bone-mahasiswa-iain-parepare-jadi-saksi
- http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12730/1/DEWI%20AZHARIA.pdf
- https://bugispos.com/2021/01/23/makkegunai-baznas-bantu-korban-kebakaran-didampingi-dpd-jpkp-bone/
- https://www.kabarbone.com/2020/12/24/baznas-bone-dapat-jatah-bantuan-10-tandon-dari-rsb-makassar/03/48/ragam/
- https://www.tribunboneonline.com/2021/04/14/mui-tr-timur-sukses-gelar-pelatihan-kader-muballiq/
- https://rakyatsulsel.co/2020/12/08/kebakaran-tewaskan-irt-baznas-bone-langsung-bertindak/
Penulis | : | Hasna A. Fadhilah |
Editor | : | Nor Ismah |
Reviewer | : | Faqihuddin Abdul Kodir |