Gerakan Kultural Progresif KUPI
Info Artikel
Sumber Original | : | Kompas |
Penulis | : | Ninuk M Pambudy |
Tanggal Terbit | : | 1 Desember 2022 | 06:55 WIB |
Artikel Lengkap | : | Gerakan Kultural Progresif KUPI |
Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI II di Semarang dan Jepara, 23-26 November 2022, menguatkan gerakan dan melahirkan lima sikap keagamaan berdasarkan pengalaman biologis dan sosiologis perempuan.
Dari Gorontalo, Nur Hikmah maju ke depan saat musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI kedua di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari, Bangsri, Jepara. Musyawarah membahas khitan pada perempuan. Dia, menjelaskan semua bayi perempuan di sana harus menjalani khitan tanpa memandang kelas sosial.
Risiko bagi orangtua yang menolak akan berat. Selain seluruh keluarga besar akan terus menekan, anak perempuan yang tidak dikhitan boleh jadi akan menerima stigma sebagai bukan perempuan baik-baik. Orang yang melakukan khitan adalah dukun atau tenaga kesehatan. Si ibu yang memegang bayinya tidak tahu apa yang dilakukan dukun karena tubuh bayi dari bawah pusar ke bawah ditutup kain dan kepala dukun masuk di bawahnya.