2024 Ecotheological Exegesis: A Study of Indonesian Women’s Ulema Congress Opinion

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Jurnal Alallamah vol1 no1.png

Info Artikel:

Sumber Original : Al-Allamah: Journal of Scriptures and Ulama Studies
Seri : Vol. 1 No. 1 (2024)
Tanggal Publikasi : 2024-06-04
ISSN/eISSN : 2442-6938 / 2721-6829
Penerbit : The Ulama Carde Education Program of Great Mosques of Istiqlal (PKUMI)
Penulis : Moh. Rofqil Bazikh
Artikel Lengkap : Al-Allamah: Journal of Scriptures and Ulama Studies

Abstract

Environmental damage is a problem which gets attention even religionist regards about it. The interpretation of Koran verses presents to elaborate the ethical principle for nature and environment. One of the groups which attempts to interpret ecological verses within Koran is Indonesian Women’s Ulema Congress (KUPI). This congress held firstly in 2017 and then 2022. In first congress, KUPI discussed three crucial issues from sexual abuse, child marriage until damage of nature. This research aims to analyze KUPI interpretation regarding environmental demage. The type of research is qualitative based on library research (kajian pustaka). The data are gathered from literatures which are relevant with the topic. Primary source is earned from Result and Process Document of Indonesian Women’s Ulema Congress (KUPI) I in 2017. Secondary sources are earned from literature, journal, article, book, which relate with topic of environment and ecotheology. This research uses analytical descriptive which analyzes the content such as in primary source. To analyze the finding of research uses ecotheology concept initiated by Seyyed Hossein Nasr and Mary Evelyn Tucker. There are phases in this research from collecting, identifying, analyzing and concluding the data based on thetheoretical framework. The conclucion that KUPI interpretation on Koran verse is ecotheological such as Nasr and Tucker perception. There are nineteen verses which are elaborated to support contrary position toward environmental demage. Some of KUPI interpretations are more progressive than interpretation in classical exegesis.

Keywords: Ecology, Ecotheology, Indonesian Women’s Ulema Congres, Interpreta

Abstrak

Kerusakan lingkungan menjadi problematika yang mendapat banyak perhatian, tidak terkecuali dari kalangan agamawan. Interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an hadir untuk mengurai etika terhadap alam dan lingkungan. Salah satu barisan yang mencoba menfasirkan ayat-ayat ekologis dalam Al-Qur’an adalah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Kongres ini pertama kali digelar pada tahun 2017, kedua kalinya pada 2022. Pada kongres pertama, KUPI membahas tiga hal krusial mulai dari kekerasan seksual, pernikahan anak, hingga kerusakan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah penafsiran KUPI terkait dengan kerusakan lingkungan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan riset yang berjangkar pada kajian pustaka (library research). Data dikumpulkan dari literatur- literatur yang relevan dengan topik yang diangkat. Sumber primer diperoleh dari Dokumen Resmi Proses dan Hasil Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) I pada tahun 2017. Sumber sekunder diperoleh dari literatur, jurnal, artikel, buku, yang selaras dengan topik lingkungan dan ekoteologi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif- analitis dengan melakukan analisis konten (content analysis) sebagaimana termaktub dalam sumber primer. Untuk menganalisis temuan penelitian, maka dipakai kerangka ekoteologi Seyyed Hossein Nasr dan Mary Evelyn Tucker. Terdapat beberapa tahap dalam melakukan penelitian ini, mulai dari tahap pengumpulan data, identifikasi data, analisis data yang diperoleh, hingga penarikan kesimpulan berdasarkan kerangka teori. Hasil yang dicapai bahwa penfasiran KUPI terkait ayat Al-Qur’an bernuansa ekoteologis sebagaimana dalam kerangka Nasr dan Tucker. Terdapat sembilan belas ayat yang dipakai untuk mendukung posisi kontra terhadap kerusakan lingkungan. Di antaranya bahkan lebih progresif dibanding penafsiran dalam khazanah eksegesis klasik.

Kata Kunci: Ekologi, ekoteologi, Kongres Ulama Perempuan Indonesia, tafsir