2019 Muslim Women in Contemporary Indonesia: Online Conflicting Narratives behind the Women Ulama Congress

Dari Kupipedia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
2019 Muslim Women in Contemporary Indonesia: Online Conflicting Narratives behind the Women Ulama Congress
Asian Studies.jpeg
JudulAsian Studies Review
SeriVolume 43, 2019
Tahun terbit
2019-07-10
ISBN2365-6994
Nama Jurnal : Asian Studies Review
Seri : Volume 43, 2019
Tahun : 2019-07-10
Judul Tulisan : Muslim Women in Contemporary Indonesia: Online Conflicting Narratives behind the Women Ulama Congress
Penulis : Eva S. Nisa

Abstract

Recently, Indonesian Muslim women successfully convened the world’s first congress of women Muslim scholars (KUPI). This is only one segment of the story of Indonesian Muslim women. There are many narratives regarding Indonesian Muslim women and their diverse agenda. This article focuses on what has been brought by KUPI into a broader discussion of Islam in Indonesia. Drawing on intermittent offline research predominantly conducted in Jakarta and online research from 2017 to 2018, this article argues that KUPI, with its symbolic preferences, has strengthened the voices of civil Islam in Indonesia. KUPI has productively generated global attention due to its progressive emphasis that women can be ulama. However, there are other women’s voices of Islam and gender that are robust, particularly due to their rigorous use of information and communication technology. At the same time, this might be seen as promoting conservatism. Within the local context, this ideological position that is contrary to KUPI has gained more traction. Additionally, this article argues that progressive and conservative Indonesian Muslim women feature not only in the democratic pluralism of religious expression in the Indonesian offline and online spheres but also in the ongoing intricate interplay between Islam, civil society and gender equality.

Keywords: Muslim women, civil Islam, social media, ulama, Muslim scholars, conservative Muslims, Indonesia, gender equality, Internet, polymedia

Abstrak

Baru-baru ini, perempuan Muslim Indonesia berhasil menyelenggarakan Kongres Ulama Perempuan (KUPI) pertama di dunia. Ini hanya satu segmen kisah perempuan Muslim Indonesia. Ada beberapa narasi tentang perempuan Muslim Indonesia dan banyak lagi agenda lainnya. Artikel ini fokus pada agenda yang telah diinisiasi oleh KUPI dalam diskusi yang lebih luas tentang Islam di Indonesia. Berdasarkan penelitian offline intermiten yang sebagian besar dilakukan di Jakarta dan penelitian online dari 2017 hingga 2018, artikel ini berpendapat bahwa KUPI, dengan preferensi simbolisnya, telah memperkuat suara-suara civil Islam di Indonesia. KUPI secara produktif telah mengundang perhatian global karena agenda progresifnya yang menekankan bahwa perempuan memiliki kapasitas menjadi ulama. Namun, ada suara-suara perempuan lain yang berkaitan dengan Islam and gender yang tidak kalah kuat, karena mereka menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara militan. Pada gilirannya, posisi mereka bisa dikatakan mempromosikan konservatisme. Dalam konteks lokal, posisi ideologis yang tidak sejalan dengan agenda yang diusung KUPI ini memiliki daya tarik lebih besar. Selain itu, artikel ini juga berpendapat bahwa perempuan Muslim Indonesia yang progresif dan konservatif tampil tidak hanya dalam konteks pluralisme demokrasi ekspresi keberagamaan di ranah offline dan online, tapi juga dalam interaksi rumit yang berkelindan antara Islam, masyarakat sipil dan kesetaraan gender.

Kata Kunci:

Untuk membaca penuh artikel ini silahkan klik tautan berikut: https://doi.org/10.1080/10357823.2019.1632796